Episode 10

41 0 2
                                    


Kacau sudah. Perasaan Ariel serba salah, bagaimana tidak. Novel yang harusnya dia jadikan alat untuk meminta maaf, malah ada di tangan Lody, meski ia pun tau novel itu telah sampai pada Claudia.
Namun terasa belum lengkap jika maaf belum ia dapat.

Tak ada yang bisa dilakukan selain uring uringan tidak jelas di atas tempat tidur, keriweuhan teman temannya yang begitu asyik bermain playstasion pun, tak ia pedulikan. Seramai apapun kondisi di dalam kamar saat ini, masih saja terasa hampa.

"UHUUUUUU!!!!"

Tiba tiba histeris Indra mengubah suasana, kala ia keluar dari dalam toilet kamar Ariel. Tergesah mendekati Ariel kemudian menumpuk badan Temannya itu. Amat sangat ceria.
Yang lain menatapnya turut bingung.

"Napa si lo?" Tanya Ariel, menahan sesak saat Indra masih gelendotan girang di atas punggungnya.

Ariel bergegas bangun, tatapan aneh penuh tanya terhadap Indra tersorot menuntut jawaban.

"Bor... gua di SMS Dita!" Ungkapnya memecah kebingungan, Teman teman lain lantas sibuk kembali dengan aktifitas...

Ariel senang dari balik senyuman tipis, sejenak ia lupakan yang terjadi padanya dan ia lebih memilih ikut bahagia atas apa yang Indra rasa.

"Mantap! Apa isinya?" timpal Ariel, penasaran masih teriringi senyum ikut senang.

"Dia... ngajak ketemuan ntar malem, di Cafetaria deket Kampus! Gila anjir! Degdegan gua! Percaya ga percaya gini jadinya, sekaligus seneng..."

"Ya udah, tunggu apalagi??! Ayo bertindak..." tukas Ariel menyemangati.

Sejenak terdiam, mata Indra berkaca kala menatap Ariel dengan terenyuh. Penuh terimakasih.

"Apapun yang lo lakuin, Bor! Thanks banget banget!"

"Yaelah... udah deh! Jangan berlebihan. Yang harus lu lakukan sekarang, cuman nerusin apa yang udah gua usahain buat lu. Oke?!"

Kalimat itu membuat Indra teharu, menyadari kebaikan Ariel membuat ia berkata kata lagi pun tak mampu.

---

Tak lama... Indra bergegas keluar meninggalkan rumah Ariel, dengan hati yang bergembira. Melaju dengan sepeda motornya.
Dari balkon kamar, tatapan Ariel mengantar kepergiannya hingga tak terjangkau...

***

Sementara Dita sudah duduk anggun di dalam Cafe, menikmati alunan lagu yang dibawakan HOME BAND Cafe sesekali menyuap tiramisu yang dipesannya.

Melongok jam tangannya beberapa kali. Sudah satu setengah jam Dita menunggu, namun sosok Indra tak muncul juga. Hampir menyerah ia menanti dan menggumam dalam hati, kemana Indra?

---

Sial memang. Dalam situasi sepenting ini, mendadak motornya ngadat di tengah jalan, sementara bengkel masih beberapa kilometer lagi dari tempatnya berada.

Dengan kesabaran Indra membawa motor hingga sampai bengkel... sempat ia menunggu sampai motornya selesai diperbaiki, namun rasanya tak karuan. Ini tidak adil, membiarkan pujaan hatinya menunggu lama di Cafe.
Maka Indra beranjak. Melangkah dengan atau tidaknya kendaraan.

Love And FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang