04

1.5K 131 13
                                    

Update terus












"Baik, aku menerimamu" ucap Yoongi dalam satu tarikan nafas.

Tes

Luruh sudah airmata Jungkook, Jimin kelabakan sendiri menghadapi Jungkook yang seperti ini, sejak dia mengenal Jungkook, dia tidak pernah melihat Jungkook menangis seperti ini, Jungkook orang yang sangat ceria, tidak menyangka sekali Jungkook akan menangis karena ini, Jimin sangat paham apa yang dirasakan Jungkook saat ini.

"Terima kasih Yoongi, aku tahu kamu juga mencintaiku, terima kasih" ucap Jieun kemudian menghampiri Yoongi dan memeluknya erat, dia sungguh senang karena perasaannya terbalaskan, tapi tidak dengan Yoongi, dia sekarang bingung bagaimana nanti kedepannya.

Tidak apalah, nanti dia akan jujur pada Jieun jika dia hanya menganggapnya teman di belakang panggung, dan akan menjelaskan semuanya pada Jungkook di rumah, tapi apakah dia tega menjatuhkan Jieun yang sudah dia bawa terbang setinggi langit, pasti akan sangat menyakitkan.

Sret

Jungkook berdiri dari duduknya dan keluar dari aula menuju toilet di sekolah itu, Jimin mengikuti Jungkook, dia tahu Jungkook tidak baik-baik saja.

"Kook, kamu mau kemana?" tanya Jimin.

"Kookie Cuma mau ke toilet ajah kok Kak, Kak Jimin disana ajah dulu, tunggu Kookie takut kursi Kookie ada yang menempati" sahut Jungkook mempercepat langkahnya, Jimin paham itu, akhirnya dia kembali ke aula, benar kata Jungkook, jika tidak ditempati, kursi mereka akan ditempati orang lain, Jimin hanya tidak menyadari jika mereka ada di barisan paling belakang, jadi tidak akan ada yang menempati kursi mereka.
















.

.

.

"Jemput Kookie di sekolah sekarang juga, kalau Kakek tidak jemput, jangan harap Kakek bakalan lihat Kookie lagi seumur hidup" ucap Jungkook menelpon Kakeknya.

"Ya ampun Kookie, ada apa? Jangan bercanda di pagi hari, Kakek ada di Busan, kenapa minta jemput Kakek, minta Jemput Ayah dulu ya, nanti Kakek jemput di rumah" sahut sang Kakek, Jung Hoseok.

"Kookie tidak bercanda Kakek, pokoknya jemput sekarang, hiks dan jangan kasih tahu siapa-siapa kalau Kookie minta jemput hiks" ucap Jungkook yang sudah tidak kuat menahan isakannya.

Hoseok total panik saat ini, cucunya itu sangat jarang menangis, bahkan sejak dia sekolah dasar anak itu tidak pernah menangis, dan jika menangis seperti sekarang ini, berarti masalahnya serius, dan bukan tanpa alasan Jungkook melarangnya memberitahu siapa-siapa, dia tahu Jungkook juga orangnya nekat, jika dia tidak segera menjemputnya bisa dipastikan anak itu akan nekat, maka dengan cepat dia menunda semua kegiatan hari ini dan menyuruh sang supir untuk menuju Seoul sekarang juga.

"baiklah, tunggu Kakek ya, 2 jam lagi Kakek nyampek, Kakek tidak akan kasih tahu siapa-siapa tapi Kookie juga harus janji sama Kakek, Kookie tidak bakalan nekat, oke?" ucap Hoseok terburu-buru karena takut Jungkook akan kenapa-napa.

"um" sahut Jungkook lalu mematikan telponnya, dan itu sukses membuat Hoseok semakin panik, dia menyuruh sopirnya untuk melaju dengan kecepatan penuh.

Jungkook melangkah menuju taman, jika saja bukan hari Minggu, dia pasti akan ke perpustakaan, roof top atau ke kelasnya, tapi berhubung sekarang hari minggu jadi hanya aula saja yang dibuka, dia duduk di kursi taman, memejamkan matanya, mendadak dia pusing saat ini, alasan dia tidak pernah menangis adalah, dia akan pusing, bahkan bisa sesak nafas, jadi dia berusaha kuat untuk tidak menangis, tapi sepertinya dia begitu sedih sehingga tidak bisa menahan laju airmatanya.

Perjalanan dari Busan ke Seoul sekitar 2 jam normal, jadi selagi menunggu sang Kakek datang menjemputnya, dia merebahkan tubuhnya di kursi taman, disana sepi karena semua siswa sedang ada di aula untuk melihat pertunjukan kelas 3.






















Satu jam setengah Jungkook tertidur, dia harus terbangun saat hanponenya berbunyi, dia merogoh sakunya untuk melihat siapa yang menelpon.

"Kakek ada di depan gerbang" ucap Hoseok lega karena Jungkook menjawab panggilannya, itu artinya Jungkook tidak apa-apa.

Jungkook yang masih setengah sadar langsung meolotot, apakah dia sudah 2 jam tertidur?

Jungkook melihat jam di tangannya, ternyata tidak, masih satu setengah jam, itu artinya Kakeknya pasti terlalu khawatir dengannya sehingga mengebut.

"Iya Kek, Kookie keluar" sahut Jungkook mematikan handponenya, dia berjalan keluar dari gerbang, terlihat sang Kakek melambaikan tangannya.

Cklek

Pintu dibuka oleh Kakek, Jungkook langsung masuk dan menghambunr memeluk sang kakek, Kakeknya sedikit kaget, namun setelahnya dia membalas pelukan sang cucu.

"Terlalu merindukan Kakek ya, Kakak mana?" tanya Hosoek yang masih belum tahu apa yang terjadi.

"Kakek, Adek rindu Nenek, ayok pulang ke Busan, Adek pengen memeluk Nenek" Hoseok tahu itu hanya alasan, dia yakin ada yang tidak beres disini, dia merasakan pungguungnya basah, bisa dipastikan itu airmata Jungkook.




























TBC

My Everything [YoonKook] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang