Gangguan

10 1 0
                                    

Segerombolan siswa XII, berada di sebuah lorong seakan sedang menunggu seseorang.

"Eh itu dia ceweknya,"ucap salah satu siswa dengan menunjuk seseorang.

Semua siswapun mengikuti arah yang di tunjuk. "Ini dia,"gumam Fahri tersenyum sinis.

   Ternyata yang mereka tunjuk adalah Meyla.
Ya.. ternyata Meyla dari hari pertama masuk sekolah sudah menarik perhatian Fahri.

"Kok kayak ada yang aneh ya,"gumam Meyla setelah melihat segerombolan siswa kls XII yang akan dilewati Meyla.

"Hay cantik,"goda salah satu teman Fahri.

"Wihh... bodynya lumayan juga,"tambah temannya yang lain.

"Kenalan boleh dong,"

  Tetapi Meyla tak mengubrisnya, dan mempercepat langkahnya seakan risi dengan mereka semua.

"Tunggu!!"ucap Fahri seraya menarik lengan Meyla.

"Eh apaan si, lepasin gak!!"brontak Meyla berusaha melepaskan lengannya dari genggaman Fahri.

"Mau kemana si cantik? buru buru amat,"ucap Deni dengan tersenyum sinis dan membuat Meyla merinding.

"Gue mau ke kelas lepasin,"balas Meyla.

"Kalo gue gak mau lepasin lo mau apa?"tanya Fahri mempererat genggamannya.

"Sebenernya mau lo apa si?"tanya Meyla kesal.

"Santai dong ngegas gitu ngomongnya sama kakak kelas,"balas Deni.

"BODO AMAT,"balas Meyla penuh penekanan.

"Mau gue...."ucap Fahri mendekatkan wajahnya seakan akan mencium Meyla.

"Dasar kurang ajar,"balas Zidan. Yang langsung
menojok Fahri.

"Eh apa apaan lo,"kesal Deni

"Apa?"tantang Zidan

"Ngajakin ribut lo?"tanya Deni

"Ayo gue gak takut,"tantang Zidan lagi

"Dasar brengsek lo,"marah Fahri dan langsung menonjok Zidan

"Lo emang harus di beri pelajaran,"ucap Deni

"Gue gak takut,"remeh Zidan dan langsung membalas tonjokan yang di berikan Fahri sekaligus tendangan untuk Deni

"Gue gak akan pernah takut sama orang orang brengsek kayo lo pada,"ucap Zidan lantang

"Dengerin gue baik baik,"peringat Zidan. Menarik kerah seragam Fahri

"Pertama, lo jangan berani beraninya deketin dia lagi!"suruh Zidan menunjuk Meyla

"Kedua, kalo lo berani beraninya deketin dia, lo harus berhadapan sama gue, dan gue pastiin lo pada masuk rumah sakit atau mungkin mati,"ancam Zidan

"Ketiga, gue gak pernah takut sama lo, atau karna lo kakak gelas gue. Gue gak takut,"tambah Zidan

"Jangan berani beraninya lo deketin dia lagi!"perintah Zidan.

"Lo ngerti?"tanya Zidan dengan menatap Fahri tajam

"Ngerti gak lo?"

"Iy.... iya gue ngerti,"balas Fahri terbata bata

"Bagus,"tutur Zidan

Zidan langsung menarik lengan Meyla menjauhi mereka semua.

Deni yang hanya diam tak berkutik sedikitpun akhirnya bangun untuk membatu Fahri sedangkan teman temannya yang lain kabur duluan meninggalkan mereka. "Ayo bangun,"suruh Deni.

"Brengsek,"ucap Fahri marah.

***

   Zidan membawa Meyla ke taman berniat untuk memenangannya.

"Lo gak papa?"tanya Zidan tanpa ekspresi.

"Gue gak papa kok,"jawab Meyla bergetar.

"Minum!! Keliatannya lo syok banget,"suruh Zidan.

"Makasih,"balas Meyla

"Lo sendiri gak papa?"tanya Meyla balik

"Gue gak papa,"jawab Zidan

"Tapi di sudut bibir lo berdarah, pipi lo juga lebam,"khawatir Meyla

"Tunggu biar gue obatin, gue mau ngambil kotak P3K dulu,"ujar Meyla

"Gak usah,"tolak Zidan

"Atau lo nya mau di obatin dokternya langsung? Ayo biar gue anter ke UKS,"ajak Meyla

"Gak usahh, gue gak papa."tolak Zidan cepat

"Tapi kan...."

"Gue pergi dulu,"

"Lain kali lo hati hati dan mendingan jangan lewat di depan mereka mending lo puter balik dan cari jalan lain, itu juga kalo lo gak mau di gangguin lagi,"saran Zidan

"Tapi kok di sekolah ada yang kayak gitu ya?"tanya Meyla tak percaya.

"Ya namanya juga sekolah,"timpa Zidan

"Gue cabut dulu,"

"Iya, sekali lagi makasih."balas Meyla.

Zidan hanya diam dan pergi meninggalkan Meyla begitu saja, ia mehentikan langkahnya dan menoleh ke arah Meyla dan menganggukan kepalanya.

"Bilang sama sama kek, apa salahnya si."gumam Meyla pelan.

#Jangan lupa vote and coment ya

#Selalu menerima kritik dan saran dari kakak kakak semua

#salam @rahmadani_04

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang