•○ Gio dan Azel ?○•

17 3 2
                                    

"Aku memilih diam bukan karena pengecut , tapi karena ku tau posisi ku hanya dapat menjadi pengagum
bukan pemilik"

°
°
°

"Jangan cemberut gitu kali, Li" ucap Lian sambil menatap Lia yang kini tengah kesal karena ditinggal Azel dan Thania sendirian di meja kantin.

"Diem gak lo! Mending lo pergi deh , ganggu" bentak Lia sambil memberi isyarat agar Lian pergi dari hadapannya sekarang.

"Yeu syukur juga gue temenin"

"Siapa yang minta temenin hah?!"

"Ya kasian kan cewe gue diganggu orang ntar" kalimat terakhir Lian sebelum akhirnya laki-laki itu berlari kencang menjauh dari kantin dan pastinya menjauh dari Lia yang wajahnya sudah sangat memerah.

"Kan tuh orang gila satu , bisa-bisanya ngegombal pas gue lagi kesel gini" Lia melirik ke arah Azel dan Thania yang masih sibuk ngobrol sambil mengantri makanan.

"Tuh juga si bego berdua , mesen makanan aja gak berani sendiri" kesal Lia.

Lia yang mulai bosan menunggupun akhirnya membuka handphone nya yang sedari pagi tidak ia nyalakan sama sekali , suatu rekor terhebat bagi seorang gadget addicted seperti Lia.

Dan betapa terkejutnya Lia ketika melihat lockscreen handphone nya yang sudah terpampang jelas wajah mengerikan Gio.

"Kapan coba dia ngebajak hape gue , dasar bego"

"Ih Lia , gak bisa apa tuh mulut sehari aja gak keluar kata kasar" tegur Azel yang sudah selesai mengantri makanan pesanan mereka.

"Ini tuh ritual tau gak" balas Lia.

"Ritual apaan?"

"Biar gak bego kayak elo" ejek Lia yang akhirnya mendapat cubitan keras dari Azel , ya kalau Lia kasar dalam berbicara , Azel mungkin sudah dapat disebut pegulat mencubit ataupun memukul.

"Aww ! gemes yah lo ama gue , jadi nyubit-nyubit"

"Anjir najis banget"

"Udah ah buruan makan , keburu bel ntar" Thania menyumpalkan potongan ayam ke mulut Azel dan Lia yang kebetulan sama-sama menganga lebar.

"Mhmmhmmm mhmmmm mhmm" ucap Lia masih dengan ayam yang tersumpal di mulut kecilnya.

"Ngomong yang bener , Li" ucap Thania sambil tertawa melihat ekspresi kedua sahabatnya yang sudah sangat kesal.

"Ngeselin lo Than , awas aja ntar" kesal Lia.

Ketiganya kini fokus menyantap makan siang yang sudah mereka pesan tadi , sambil sesekali mengedarkan pandangan mereka melihat ke seluruh sisi kantin.

Dan tanpa sengaja , pandangan Thania bertemu dengan Elzan yang benar-benar asik tertawa lepas di meja yang tak jauh dari posisinya sekarang.

Elzan menatap beberapa detik ke arah Thania lalu memalingkan wajahnya kembali menatap ke arah teman-temannya. Gadis itu sedikit kecewa , dalam hatinya penuh harap akan di sapa atau diberi senyuman tipis oleh laki-laki yang ditatapnya tadi , namun nihil , Elzan bahkan memalingkan wajahnya tanpa menyapa.

" Domino's "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang