•○ Salah paham ○•

12 2 1
                                    

"Jika aku memang tidak pantas dan tuhan tak merencanakan antara kau dan aku , mundur adalah pilihan terbaik"

°
°
°

2 Minggu sejak funwalk sekolah diadakan , kini mereka kembali ke kegiatan belajar seperti biasanya.

Dan sejak 2 minggu itu pula , Azel berhasil melupakan perasaannya terhadap Elzan , terlebih lagi ketika gadis itu tau bahwa Ghea juga menyimpan perasaan yang sama ke Elzan.

"Lo sama Ghea masih belum baikan?" tanya Lia sambil mengunyah batagor yang sudah dipesannya tadi.

"Hm ya gitu deh , dia nya ngejauh tiba-tiba" jawab Azel.

"Trus gimana proses move on lo?" tanya Thania sambil mencomot sedikit jajanan Lia.

"Heh minta gak bilang-bilang"

"Hehe sayang Lia" ucap Thania sambil menyunggingkan senyumannya.

"Perasaan sih udah gak ada , cuma masih kepo aja sedikit tentang dia"

"Bagus deh" balas Thania

"Kok bagus deh?"

"Ya Elzannya buat gue aja" jawab Thania yang berhasil membuat Azel dan Lia melirik ke arahnya.

"Gak bisa! Awas yah lu suka ama Elzan!" ucap Lia sambil menunjuk wajah Thania , gadis yang ditunjuk hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Becanda elah , serius amat"

"Gak kebayang sih Than , kalo elo beneran sama Elzan" ucap Azel sambil melirik ke atas langit-langit kantin , seolah ia benar-benar memikirkan tentang Thania dan Elzan.

"Tapi lo ngerasa gak sih Zel , kalo si Elzan suka banget liat ke arah Thania"

"Iya sih , jangan-jangan suka ama lo tuh orang" ucap Azel menyimpulkan.

"Paan sih ? Ngada-ngada aja lo bedua , udah ah gue duluan ke kelas yah bayyy" ucap Thania bangkit dari duduknya meninggalkan Azel dan Lia yang menatapnya bingung.

"Kan tuh Zel , ketularan begonya elo si Thania"

"Enak aja!"

Keduanya kembali melanjutkan makan mereka sebelum akhirnya Gio datang ke meja mereka berdua.

"Nih , btw makasih" ucap Gio sambil menyodorkan headset Azel yang sempat gadis itu pinjamkan saat mereka tengah sibuk-sibuknya dengan project untuk funwalk 2 minggu yang lalu.

"Wih lo-" belum sempat Azel membalas ucapan Gio , laki-laki itu langsung beranjak pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun , bahkan saat mengembalikan headset tadi Gio tidak sedikitpun melirik ke arah Azel.

"Kenapa tuh anak?" tanya Lia ke Azel yang hanya dibalas gidikan bahu oleh Azel.

Satu hari usai mereka tampil di panggung saat hari jadi sekolah tersebut , Gio benar-benar berubah drastis. Lebih tepatnya berubah ke Azel , laki-laki itu menjadi lebih sering mengabaikan Azel , bahkan sangat jarang menyapa Azel sejak hari itu.

Ditambah lagi Gio yang tiba-tiba berhenti dari ekskul musik beberapa hari yang lalu , membuat Azel jadi jarang bertemu dengan Gio.

" Domino's "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang