"Bantu aku mengemasi ini, Gio" ujar seorang gadis dengan wajah cantik yang dilumuri keringatnya dihari yang terik ini.
"Kau akan membawanya kemana,Vi?" jawab laki-laki tampan yang ia mintai pertolongan.
"Ke lantai 4, aku memerlukannya disana" ucap gadis itu dan berlalu memasuki lift kampusnya ini.
Dia adalah Gio Vernando, anak karate yang telah mengukir banyak prestasi sejak ia kecil. Atletik, tampan, baik, dan ramah adalah karakter bawaan dari seorang Gio.
Dan ia adalah Vivian Auristella, gadis cantik dengan sejuta kesibukannya di organisasi kemahasiswaan dan hobinya yang sangat banyak. Dan seseorang yang Gio suka. Mereka adalah teman sejak SMP.
Dimana ada Vivian disanalah ada Gio, begitulah cerita keduanya yang menjadi perbincangan hangat antara siswa perempuan disekolah mereka sewaktu mereka SMP dan SMA.
Keduanya memang sangat akrab hingga sulit dipisahkan, bahkan takdir juga kembali mempertemukan mereka di satu universitas yang sama dan jurusan yang sama. Lihatlah bagaimana langit mengatur takdir mereka berdua.
Dan saat ini kedua manusia itu tengah bersiap melakukan kegiatan kemahasiswaan yang akan diadakan universitas mereka. Dan tentu saja Gio akan membantu Vivian yang sedang bertugas di Logistik.
"Vi, mengapa kali ini kau memilih logistik?" tanya Gio penasaran.
"Entahlah, mungkin aku bosan di Acara?" tanya balik Vivian pada Gio, ia sendiri tak tahu apa alasannya memilih bagian Logistik kali ini, karena selama ini ia selalu menjadi bagian Acara.
Vivian sedang memegang sebuah kardus yang isinya properti pembukaan untuk event kampusnya kali ini sedangkan Gio membawa kantung-kantung yang berisi pakaian dan pernak pernik pembukaan kali ini.
Ya, Gio sang teman berbalut kasih sayang. Tidak mungkin ia tak pernah menyukai Vivian, not to mention Vivian adalah gadis yang cantik dan memiliki daya tarik yang unik. Tak sedikit teman-temannya yang menyukai kepribadian Vivian yang welcome terhadap orang lain.
Namun berbeda dengan Gio, Vivian serius hanya menganggap Gio adalah sahabatnya. Kenapa? Karena ia tak menyukai jika Gio menghilang dari hidupnya. Bohong jika ia tak pernah menganggap Gio sebagai laki-laki. Begitu sering ia menganggap Gio sebagai lawan jenis, namun Gio terlalu berharga untuk menghilang dari hidupnya hanya karena perasaan egoisnya itu. Dan sejak saat itulah, ia memutuskan perasaan egois itu hanyalah kenyamanan yang ia rasakan karena sering bersama Gio, dan bukanlah cinta.
Vivian dan Gio telah sampai dilantai 4, dimana acara dilakukan. Pembukaan bagi para dosen dan rektor. Dan sekarang tugasnya telah selesai.
Tepat ketika Vivian dan Gio keluar dari lift seseorang telah menunggu mereka di depan lift.
"Arsen"ujar Vivian terpana. That's Imposibble thing kalau seorang Arsen Vionde menunggunya didepan lift.
Mimpi apa Vivian semalam. Sedangkan Gio melihat Arsen dengan wajah kesalnya.
Arsen hanya melihat Vivian dan membawakan kardus yang dibawa Vivian ke ruangan acara. Dan tebak bagaimana reaksi Vivian, ia seperti sudah melayang kelangit karena saking senangnya.
Vivian mengekori Arsen dari belakang yang diekori oleh Gio dengan wajah masamnya.
Siapa Arsen? Jika kau bertanya itu pada Gio, maka bersiaplah dia akan menghajar mu ketika kau belum mendapatkan jawabannya.
Maka mari bertanya pada Vivian, siapakah Arsen?
Arsen laki-laki dengan sejuta misteri pada dirinya. Hanya sedikit orang yang mengetahui bagaimana seorang Arsen. Laki-laki yang tampan dengan wajah dinginnya yang selalu menghiasi wajahnya.
Arsen jarang tersenyum dan merupakan mahasiswa yang tidak bisa bergaul dengan semua orang. Ia hanya akan berteman atau berinteraksi dengan seseorang yang ia kenal.
Namun ketika kau mengetahui siapa Arsen, ia akan menjadi orang yang bisa menjadi sandaranmu. Dan pernah menjadi sandaran Vivian for real, so jangan pernah mengambilnya dari Vivian.
"Vi, aku memerlukanmu"ucap Arsen begitu selesai meletakkan kardus yang Vivian bawa ditempatnya. FYI, Gio menghilang sebentar karena kerumunan teman-temannya.
"Memerlukanku? Kau, seorang Arsen?"
"Vivian, aku sedang tidak bercanda"
"Oke oke, ada apa?"
"Hana sedang tidak enak badan, sejak tadi siang dia muntah-muntah dan tidak akan bisa menjadi pasanganku kali ini"
"So. What is the problem?"
"Vivian, tentu kau tidak lupa, bahwa aku dan Hana akan menjadi host pembukaanya kan?"
"Ahhh, sorry, aku melupakan itu"bohong Vivian, bagaimana ia lupa dengan peran yang Arsen ambil dalam kegiatan ini.
"Dan sekarang kau tahu. Aku memerlukan pasangan saat ini, makanya aku memerlukan bantuanmu, Vi"ucap Arsen jujur dengan wajahnya yang bila dilihat dari dekat imut. Goshhh, Arsen.
Vivian menatap Arsen yang mengucapkan kata itu dengan polosnya. Wow, andaikan ini adalah isi hatinya, maka Vivian akan begitu senang, namun tentu saja itu hanya sebuah harapan kosong.
"Oke, tapi aku tak membawa baju ataupun makeupku"ujar Vivian menyetujui ajakan Arsen dan memikiran hal yang seharusnya ia lakukan. Karena acara akan dimulai pada pukul 16.00 dan sekarang sudah pukul 14.05
"Tenang, Hana membawa pakaiannya beserta makeupnya, dan aku sedang meminta orang lain membawanya kesini"ucap Arsen telah menganstisipasi hal ini. Thank's god, Vivian bersedia menggantikan Hana.
"Vi" panggil Gio sembari merangkul Vivian dengan santainya.Dan bagaimana reaksi Arsen, oh tentu saja santai saja.
"Ayo pergi, aku lapar"
"Makanlah, Gi. Aku ada tugas lagi"
"Apa? Bukannya tugasmu telah selesai?"
"Vivian harus menjadi pasanganku menggantikan Hana" celetuk Arsen dengan santai badainya.
"Vi?" tanya Gio sembari menghadap Vivian
"Ya benar, aku harus menggantikan Hana. Jadi pergilah makan bersama anak karate, bukannya kau telah lama tak pergi makan dengan mereka?"
"Tapi Vi-"
"Bimo" potong Vivian dengan memanggil Bimo, teman dekat Gio yang merupakan anak karate.
"Ya, Vi?"
"Gio mengajakmu makan di depan" ujar Vivian sesuka hatinya.
"Benarkah? Teman-teman ketua mengajak kita makan-makan didepan" sorak Bimo kepada anak-anak karate disana.
"Wahhh benarkah?"
"Asik"
"Let's go" respon mereka silih berganti
"Lihatkan mereka bersemangat makan denganmu" ucap Vivian tanpa rasa bersalah
"Tapi Vi-"
"Cepatlah Bimo, bawa anak satu ini pergi" dan begitu Vivian mengucapkan itu, Bimo bersama anak karate lainnya telah menarik Gio menjauh dari Arsen dan Vivian.
Vivian melambaikan tangannya dengan senyum manisnya. Dan Gio, untuk berulang kalinya tidak bisa marah dengan kelakuan gadis itu.
Gio masih menatap Vivian dan kemudian mengucapkan beberapa kalimat kepada Bimo dan berjalan menuju Vivian.
"Gi, aku sudah bilang-"ucapan Vivian terhenti ketika Gio menutup mulut gadis itu. Akan lebih baik jika gadis itu tidak berbicara untuk saat ini.
"Aku akan menunggumu"ucapnya dan melepasnya tangannya yang menutup mulut gadis itu.
Hey aku kembali, ini hanya sekedar cerita kecil yang ingin aku tulis saat ini.
BTW, aku sedang menyiapkan cerita Baru, so stay tuned and wait for me alright
Enjoy
Salam MeNakari
Jangan VFC, VOTE FOLLOW COMMENT
😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
VAG
RandomMengenai cinta segitiga yang rumit disaat tak ada yang mau mengalah Ketika persahabatan Dan kenyamanan bercampuf aduk di kehidupan. Ketika kau lebih memilih mengabaikannya agar semua tepat pada tempat nya. Sayang, semua perubahan akan terjadi ketika...