"Vivi, makan sarapan mu" ujar seseorang dengan nada keibuan nya. Yah dia adalah tante Diana.
Sejak semalam ia bertamu ke rumah Gio, ia dipaksa untuk menginap dan berangkat dari rumah Gio. Alhasil disinilah ia sekarang, tengah mengemasi keperluan panitia untuk seminggu ini.
"Iya, tante, sebentar lagi" jawab Vivian yang tengah berada di ruang tengah mengemasi barang-barangnya. Yahh terbilang cukup banyak, karena barangnya pribadi dicampur dengan kebutuhan panitia yang ia bawa.
"Nara, bangunkan landak pemalas itu" ucap ibu Gio karena lupa membangunkan anaknya. Ia terlalu sibuk memasak dari pagi untuk empat anak-anak manusia ini.
"Zeline sini sayang" dan mengurusi Zeline yang masih kecil.
Vivian masih fokus dengan kegiatannya hingga semua semuanya selesai. Kemudian ia melihat sekitar. Didapur ada tante Dira yang tengah menyiapkan makanan Zeline dan memposisikan Zeline.
Nara baru turun dari tangga setelah membangunkan Gio.
"Kau sudah selesai kak?"
"Yahh, cukup merepotkan membawa banyak barang"
"Wowww, barangmu cukup banyak"
"Ada punyaku dan kebutuhan panitia selama seminggu"
"Kau pergi dengan apa?"
"Arsen menjemputku dengan mobilnya, dan ini tak bisa dimasukan ke bus karena kami harus berangkat lebih dahulu dan mengatur tempat"
"Kau tidak berangkat bersama Kak Gio?'
"Gio akan berangkat dengan bus, sama seperti peserta lainnya"
"Aku apa?" ujar sebuah suara dari arah tangga. Gio.
"Kau akan berangkat dengan bus"
"Dan kau?"
"Aku berangkat dengan Arsen. Sepertinya aku akan berangkat lebih dahulu" ucap Vivian seakan itu tidak bermakna.
Dan tanpa koala bodoh itu sadari, ruangan itu mendadak sunyi.
"Ahhh, Vivi, bagaimana jika kau mengikutkan Gio bersamamu?" ucap tante Dira memecahkan keheningan.
"Kenapa, tan?"
"Kau akan keberatan menata barang-barang itu sendiri, kak" ucap Nara ikut menambahkan.
"Ada Arsen"
"Mungkin saja si Arsen-Arsen ini tidak kuat dan bisa membuat kalian berdua susah. Lebih bawa saja Gio"
"Setidaknya ia berguna untuk kau suruh-suruh kak"
"Hei" protes Gio terhadap kata-kata ibu dan adiknya itu.
"Mungkin itu ide bagus. Aku akan mengatakannya pada Arsen" ucap Vivian yang dibalas helaan nafas lega oleh tante Dira dan Nara. Tak lupa Zeline yang bertepuk tangan senang.
Kemudian Vivian mengahadap Gio, dan memukul bahu pria itu.
"Dan kau cepatlah bersiap dan mandi. Arsen akan sampai disini 40 menit lagi"
"Diamlah, koala pendek" ujar Gio ketus, ia merasa mood nya turun drastis dan seakan semuanya bisa membuatnya sebal.
Kemudian ia kembali keatas setelah mencomot roti yang diletakkan di meja ruang keluarga dan bersiap untuk pergi.
30 menit berlalu begitu saja, selama Gio diatas, Vivian, Nara dan tante Dira bermain dengan sarapan serta Zeline dan mengobrol layaknya obrolan wanita pada umumnya.
Gio turun dengan memakai kaos navy yang dilapisi jaket denim hitam dan jeans yang selalu berwarna sama, hitam. Jeans panjang yang dimiliki Gio hanya warna hitam, cukup banyak dengan merek yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAG
RandomMengenai cinta segitiga yang rumit disaat tak ada yang mau mengalah Ketika persahabatan Dan kenyamanan bercampuf aduk di kehidupan. Ketika kau lebih memilih mengabaikannya agar semua tepat pada tempat nya. Sayang, semua perubahan akan terjadi ketika...