"Apa yang amazing?" ujar seseorang masuk begitu saja keruangan itu
"Gio?" panggil Vivian.
"Hy, baby. Wow" terkesima. Itulah yang terjadi pada Gio. Vivian benar-benar cantik sehingga membuat Gio terpana.
"Berlebihan bukan?" Tanya Vivian seolah yakin sekali jika penampilannya terlalu berlebihan.
"Nope, kau cantik"
"Oke oke jangan abaikan aku" protes Bunga kesal. Lovebird memang selalu menganggap dunia miliki mereka saja.
"Apakah dia sudah selesai?" Tanya Gio pada Bunga. Mereka tidak terlalu akrab, tapi mereka berdua setidaknya tidak saling diam atau bertengkar jika bertemu. Dan Gio menghargai teman perempuan Vivian, siapapun itu.
"Ya, 98 % sudah selesai"
"Apalagi?" Tanya Vivian kesal. Apalagi yang kurang, ini saja sudah sangat berlebihan.
"Sepatumu princess, tentu kau takkan mengharapkan pangeranmu membawakan sepatu mu like cinderella, right?"
"Ohya, dimana sepatuku?" ujar Vivian malu, ia melupakan hal itu.
"Di dalam kardus-kardus itu"
"Than-" ucapan Vivian terpotong oleh Gio dengan sikapnya.
"Biar aku ambilkan" ucap Gio dan segera berjalan kekardus disebelah sana.
"Like a gentleman huh? Vi, kau telah mendapatkan pangeranmu. Aku pergi dulu. Tugasku sudah selesai" ujar Bunga malas, dan bersiap keluar.
"Bun-"
"Ya sama-sama" Bunga berhasil memotong perkataan Vivian, dia sudah bosan melihat lovebird itu.
"Terimakasih" ucap Vivian ketika Bunga telah keluar sepenuhnya dari kelas.
"Dimana dia?"
"Pergi. Tugasnya telah selesai" ucapnya Vivian dan mengambil sepatu yang ada di tangan Gio. Like princess, itu heels dengan tinggi yang normal dan tentu saja berwarna hitam legam yang cantik dan tampak mencolok dengan kakinya.
Namun semua itu gagal terlaksana lantaran Gio sudah terlebih dahulu berlutut dan bersiap memakaikan sepatu itu dikaki Vivian
"Gi, biar ak-"
"Hushhh"ucap Gio seakan enggan dibantah. Vivian menyerah, toh hanya sekedar sepatu, tak terlalu berarti
"Ngomong-ngomong, kenapa kau kesini? Bukankah kau sedang makan ber-"
"Aku membawakanmu snack"
"???" heran Vivian menatap Gio.
"Ya, aku mengingat kau belum makan dari pagi dan aku membawakan kau roti" ucap Gio setelah selesai memakaikan sepatu itu dikaki Vivian.
Jangan lupa dia mengatakannya dengan menatap mata Vivian secara langsung, dengan berani tanpa adanya rasa malu atau canggung.
Vivian sontak tertawa mendengar kata-kata Gio. Jika dia adalah perempuan lain, maka ia akan jatuh hati pada Gio. Ohh serius lah, tidak ada orang yang tahan dengan pesona Gio.
Gio terlalu gentle dan ramah, ia baik kepada semua orang. Dan ia menghargai perempuan, one point plus of him.
"Kau akan membuat perempuan lain terbang ke langit ke tujuh karena ucapan itu"
"Dan kau tidak?" Tanya Gio ambigu.
"Apakah aku perempuan? Tidak bukan" jawab Vivian mengelak.
"Ya ya kau menang" ucap Gio mengalah. Jika membawa hal itu sekarang, urusannya akan panjang.
"Tapi Gi"
"Ya?"
"Aku bisa makan roti yang disediakan panitia. Kalau tidak salah tim konsumsi menyiapkan banyak makanan"
"...."
Dan mereka berdua tertawa. Yahh keduanya menyadari betapa bodohnya seorang Gio.
Dan ditengah tawa mereka itu, terdengarlah bunyi pintu digeser.
"Kau sudah selesai?" Tanya Arsen to the point. Sepertinya ia sibuk. Oh ya ia wakil ketua pelaksana. Pantas ia sibuk mengurusi banyak hal termasuk pergantian host wanitanya.
"Ohh hy Gio" sapa Arsen ketika menyadari Gio juga ada disana.
"Yeahhh" balas Gio malas dan menyebalkan.
"Ya sudah" jawab Vivian mencoba santai dan tidak terlalu mengharapkan Arsen datang. Padahal dari tadi ia mencari Arsen.
"Baguslah, ini rundownnya dan acara akan dimulai 30 menit lagi. 30 menit cukup bukan untuk briefing?"
"Ya, lebih dari cukup"
"Gio, bisakah kau tinggalkan kami?" Arsen begitu to the point dalam menyampaikan pikirannya.
"Ha? Oh tentu saj-"
"Biarkan dia disini, lagian dia tidak akan menganggu, benarkan Gio?" potong Vivian, entahlah ia merasa tak apa jika Gio disini.
"Tentu saja baby"
"Berhentilah memanggilku baby"
Gio hanya tersenyum menanggapi perkataan Vivian, ya semua orang tahu bagaimana Gio begitu menghargai dan dekat dengan Vivian. Dan juga diam-diam mencintainya. Sejak mereka kelas dua SMA.
Kalian tahu, mereka bersama sejak SMP, dan saat kelas dua SMA Gio merasakan sesuatu yang aneh terhadap Vivian.
Ketika ia melihat Vivian sebagai seorang perempuan. Di saat study tour semesteran waktu itu.
Hey aku kembali, ini hanya sekedar cerita kecil yang ingin aku tulis saat ini.
BTW, aku sedang menyiapkan cerita Baru, so stay tuned and wait for me alright
Enjoy
Salam MeNakari
Jangan VFC, VOTE FOLLOW COMMENT
😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
VAG
RandomMengenai cinta segitiga yang rumit disaat tak ada yang mau mengalah Ketika persahabatan Dan kenyamanan bercampuf aduk di kehidupan. Ketika kau lebih memilih mengabaikannya agar semua tepat pada tempat nya. Sayang, semua perubahan akan terjadi ketika...