VAG 1.9

0 0 0
                                    

Lagu itu berhasil menghidupkan suasana. Lagu yang mendeskripsikan mereka setidaknya sedikit. Keduanya tertawa bahagia ketika lagu selesai. Dan menunggu lagu apa yang akan diputar selanjutnya.

Lagu-lagu terus berputar, salah satunya yang Gio ingat adalah Wannabe dari Spice Girl lalu Always be Together dari Demi Lovato, dan True Friend dari Hannah Montana.

Selain dari tiga itu, ia tak terlalu fokus mendengarkannya, dan hanya mendengar Vivian karaoke seorang diri sejak tadi.

Lagu terus berganti seiring dengan waktu yang mereka habiskan selama perjalanan.

Ternyata lampu merah. Setidaknya Gio bisa bersantai sebentar. Dan ketika itulah lantunan lagu yang cukup familiar di telinga Gio terdengar.

Ahh ternyata sudah lampu hijau, Gio kembali melajukan mobilnya ketika lirik pertama lagu itu terdengar di telinganya.

Ruin The Friendship
By Demi Lovato

Put down your cigar and pick me up (pick me up)
Play me your guitar, that song I love (song I love)
Thirsty for your love, fill up my cup (up my cup)
I got only good intentions, so give me your attention

Gio menatap Vivian yang tengah duduk kaku disebelahnya ketika bait pertama dinyanyikan oleh Demi Lovato.

Wow, ia tak menyangka ia akan mendengarkan lagu ini bersama Vivian.

You're only brave in the moonlight
So why don't you stay 'til sunrise?

Vivian masih setia mematung ketika lantunan suara Demi masih terdengar.

Your body's looking good tonight
I'm thinking we should cross the line
Let's ruin the friendship, let's ruin the friendship
Do all the things on our minds
What's taking us all this time
Let's ruin the friendship, let's ruin the friendship

Here we are, the chorus
Baik Gio dan Vivian mencoba biasa saja dan diam mendengarkan.

Baby, you and I got history (history)
And we can't deny our chemistry (chemistry)
So why the fuck are we a mystery? (Mystery)
Let's just go with the connection, give me your affection

You're only brave in the moonlight
So why don't you stay 'til sunrise?

Your body's looking good tonight
I'm thinking we should cross the line
Let's ruin the friendship, let's ruin the friendship
Do all the things on our minds
What's taking us all this time
Let's ruin the friendship, let's ruin the friendship

No, I can't keep denying every minute I think of you
No, I can't keep denying every minute I think of you
No, I can't keep denying every minute I think of you
No, I can't keep denying every minute I think of you

Your body's looking good tonight
I'm thinking we should cross the line
Let's ruin the friendship, let's ruin the friendship
Do all the things on our minds
What's taking us all this time
Let's ruin the friendship, let's ruin the friendship

Lagu pun berakhir dalam waktu singkat namun terasa lama bagi kedua manusia itu.

Suasana sedikit awkward ketika lagu tersebut mengalun indah di mobil itu. Tak ada dari kedua makhluk itu yang bersuara dari tadi.

Bagi Gio, lagu ini seperti rasa frustasinya ketika ia memikirkan Vivian, sahabatnya. Ingin ia egois, tapi disini ia harus mempertaruhkan persahabatan mereka.

Tentu saja ia takkan menyerahkan persahabatan mereka, harga dari persahabatan ini bahkan tak bisa ia bayangkan, karena baginya sendiri, persahabatan ini sangat berharga. Dibalik perasaannya yang tersembunyi itu.

Sedangkan Vivian, ia tak tahu harus melakukan apa, ia tak yakin jika ia memberikan respon apapun itu, tidak akan berdampak pada suasana canggung itu.

Keduanya terdiam di pikiran mereka masing-masing. Hingga tak terasa mereka sudah sampai di kampus.

Tapi Vivian harus segera melupakan kejadian itu. Saatnya ia keluar dari suasana awkward ini.

"Thank you" ucap Vivian setelah ia turun dari mobil dan keluar dari suasana canggung itu.

"Yahh"

"Kau ikut acara ini?" Usaha Vivian mengembalikan kondisi mereka yang seharusnya.

"Maybe. Aku belum tahu" jawab Gio, karena ia tak tahu jika ia akan mengikuti acara ini atau tidak.

"Beritahu aku jika kau ikut, landak gila" dan mereka kembali kepada landak, koala, dan ular itu.

"Kenapa?"

"Agar aku bisa mengatur rumah mana yang akan kau tempati dan tugas apa yang akan kau kerjakan" alasan yang sangat bagus dibalik sesuatu.

"Aku bertaruh, kau pasti berniat membuatku menjadi budakmu, koala bodoh" tebak Gio dengan wajahnya seperti bisa membaca pikiran Vivian.

"Ternyata landak gila cukup pintar untuk menyadarinya" yah, tebakan Gio benar. Niat terselubung Vivian. Hehehehhe.

"Aku tahu itu"

"Sudah sana, aku akan menghubungi jika aku sudah bisa pergi dari sini"

"Yahh. Bye, koala bodoh"

"Sana pergi, landak gila"

Dengan itu Gio meningalkan Vivian di gerbang dan mulai melaju kesekolah Zeline, karena ibu Negara menyuruhnya demikian.

Vivian menatap mobil Gio yang menjauh. Well yess, tadi cukup awkward. Ia tidak tahu jika selanjutnya adalah lagu itu.

Vivian mencoba mengabaikan perasaan awkward yang masih ada itu untuk melanjutkan kegiaannya. Pertama ia harus melapor pada Dean dan blabla blabla.

Yeay aku kembali, gimana enjoy di part ini nggak

Jangan lupa VFC ya guys

Salam MeNakari

😘😘😘😘😘😘😘😘

VAGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang