JEON JUNGKOOK

231 17 0
                                    


Diantara teman-temannya yang lain sikap Jungkook itu yang paling sulit ditebak, ia pendiam tapi ia juga mempunyai sisi memalukan yang hanya keluarkan saat bersama teman terdekat.

Ibaratnya Jungkook seperti berada di antara Yoongi dan Hoseok.

Perubahan sikap Jungkook itu bagai berubahnya mood seorang wanita, dapat terjadi tiba-tiba dan tidak terdeteksi gejalanya.

Seperti saat ini misalnya, tadi pagi pemuda itu masih bermanja-ria dengan Chaerin layaknya bayi, tapi kini wajahnya berubah menjadi tegas dan tatapannya tajam. Chaerin sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada kekasihnya itu, seingatnya ia tidak melakukan kesalahan apapun karena setelah makan siang bersama ia sibuk mengerjakan tugas bersama teman.

Mau bertanya tapi wajah Jungkook benar-benar tidak bersahabat, tapi kalau tidak bertanya tidak akan tahu apa masalahnya.

"Dia yang namanya Jaehwan?" Suara dingin Jungkook memecah keheningan di mobil, tanpa menoleh lelaki itu bersuara lagi, "Dia yang satu kelompok sama kamu?"

"Iya"

"Aku gak suka kamu deket-deket sama dia."

"Ke-kenapa emangnya?" Chaerin itu tidak peka, standar peka-nya benar-benar di bawa rata-rata, semua orang yang mendengar pasti tahu kalau Jungkook itu cemburu, se-mu-a kecuali wanita cantik ini.

Jungkook mendengus, sebisa mungkin menahan untuk tidak mengeluarkan kalimat umpatan, tidak, saat di depan Chaerin.

"Dia suka sama kamu."

"Hah?" Jungkook berdoa diberikan kesabaran ekstra dari Tuhan detik ini juga, "Kamu tahu darimana dia suka sama aku? Gak mungkin, kook."

"Aku tahu dari tatapannya. Aku juga laki-laki." Jungkook tidak bisa menahan rasa kesalnya saat melihat bagaimana Jaehwan menatap Chaerin, pula segala tindakan yang pemuda itu lakukan pada kekasihnya. Darahnya benar-benar mendidih tadi, beruntung ia masih tahu tempat.

"I-iya, tapi-"

"Aku cemburu." Kan, Jungkook itu benar-benar tidak bisa ditebak.

Jungkook sudah tidak lagi kenal dengan kata 'gengsi' saat bersama Chaerin, kalau tidak to the point begini wanita itu mana peka.

"Ya, bukan- okay, kamu cemburu. Tapi aku gak ada apa-apa sama dia." Walau sudah berkencan lama, Chaerin masih kesulitan menghadapi sikap tak terduga kekasihnya itu.

"Justru sebelum ada apa-apa kamu harus jauhin dia." Jungkook melirik Chaerin sekilas, berusaha membagi konsentrasi antara melihat jalanan dan kekasihnya,

"Tapi aku satu kelompok sama dia. Gimana mau jaga jarak?"

"Ajak temen yang lain kalau kalian mau kerja bareng. Tapi perempuan jangan laki-laki."

"Tapi-"

"Dengerin aku ya, Chae." Oke, kalau Jungkook sudah begini yang bisa Chaerin lakukan hanya mengangguk pasrah. Lagipula susah kalau berdebat dengan Jungkook yang cemburu.

"Oke."

Jungkook menghela nafas, melirik kekasihnya dari samping. Lelaki itu merasa ia agak keterlaluan, bukan mau Jungkook juga untuk mengekang kekasihnya tapi apa daya rasa takut Chaerin di ambil lelaki lain membuat sisi posesif Jungkook mengambil alih.

Lelaki itu meraih tangan Chaerin, menyimpan di sisi tubuhnya, "Sayang, maaf ya. Bukannya aku ragu kamu bakal selingkuh. Aku percaya kamu gak mungkin ngelakuiin hal kayak gitu. Pesona Jeon Jungkook pasti sulit buat kamu hindari," Chaerin mendengus tapi tak lama ia terkekeh

"Tapi aku gak percaya sama lelaki tadi. Ia bisa aja mengira kamu kasih kesempatan karena kamu selama ini baik sama dia."

"Jadi, aku mesti jadi orang jahat dulu?"

"Bukan begitu juga." Chaerin terkekeh,

"Iya, iya. Nanti kalau ada kerja kelompok lagi aku minta temen buat ikut juga atau kamu ikut sekalian."

"Gomawo." Rona merah menjalar di pipi si wanita saat Jungkook mengecup punggung tangannya.

===End===

IMAGINE BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang