PARK JIMIN

217 16 0
                                    

Satu kata yang dapat mendeskripsikan seorang Park Jimin menurut Nara adalah: sialan. Terlalu kasar ya? Tapi itu kenyataannya. Kenapa dikatakan begitu? Karena, pertama rasanya ia tidak bisa sehari saja tidak terlihat menggoda, yang ia lakukan semuanya menggoda. Contoh mudahnya adalah saat ia menyisir surai menggunakan jemari bantetnya, hanya begitu saja tapi dapat memporak-porandakan hati para kaum hawa.

Kedua, yang ini masih berhubungan dengan menggoda, hanya saja beda konteks. Jimin benar-benar menyebalkan saat menggoda kekasihnya itu dengan makanan, apalagi di saat Nara sedang melakukan diet.

Kalau saja tidak ada hukum di negeri ginseng ini sudah dipastikan Jimin akan dilempar dari gedung kampus oleh Nara, walau sepertinya wanita itu tidak sepenuhnya yakin,ia masih membutuhkan Jimin untuk menemani hari-harinya.

Okay, anggap saja begitu.

Nara berniat melakukan diet usai melihat salah satu girlband papan atas korea menari, bentuk tubuh mereka benar-benar ideal sekali, jelas berbeda dengan Nara.

Wanita itu sudah menjadwalkan dietnya dari seminggu lalu, ia berniat untuk tidak makan daging, gorengan dan segala yang berlemak dan sampai sekarang dietnya berhasil dengan lancar walau sang ibu berulang kali mengomel dengan mengatakan ia bisa mati kalau hanya makan sayuran saja.

Tetapi wanita itu tidak peduli, tekadnya sudah bulat untuk diet sampai sebulan nanti, tapi niatnya tergoyah karena ulah lelaki yang ia sebut 'sialan'.

"Ini enak loh." Nara memicing saat Jimin tengah asik memakan katsu di hadapannya. Salah satu dari the most wanted makanan yang ia hindari.

"Jim, kau ingin kubunuh ya?"
Lelaki itu tidak mengindahkan ucapan sang kekasih dan justru asik mengunyah.

"Tidak mau coba?"

"Aku sedang diet."

"Sudah kubilang batalkan dietmu. Memangnya kau tidak lapar huh?"

"Tidak." Demi kepala kotak spongebob, kenapa perut Nara berbunyi di saat yang tidak tepat?

Jimin tertawa terpikal sampai matanya membentuk bulan sabit, sedangkan Nara memalingkan wajah sebal dan malu, "Perutmu sudah berucap. Ini makan."

Nara mendorong kembali piring berisi katsu tersebut kepada Jimin, "Jangan mengacaukan dietku yang seminggu ini telah berhasil deh."

"Kau ini kenapa sih ingin sekali diet? Sudah kurus begitu untuk apa diet? Harusnya kau mengemukkan badanmu."

"Segini belum ideal. Aku harus menurunkan beberapa kilo lagi."

"Sejak kapan kau peduli dengan tubuh ideal?"

"Sejak melihat girlband X di acara musik."

Jimin menghela nafas, mengusak rambutnya dan menatap Nara tak percaya, "Astaga, kau- yang benar saja, kau tidak bisa membandingkan dirimu dengan mereka."

"Apa maksudmu?!" Suara Nara meninggi, ia tiba-tiba merasa tersudut, Jimin menanggap dirinya tidak pantas bila disandingkan dengan para wanita itu?

Salah satu alasan kenapa Nara bisa sangat mengilai Jimin adalah tingkat kepekaannya yang tinggi. Buktinya kini Jimin nampak panik, ia berjalan memutari meja tempat mereka dan duduk di samping Nara,

"Maaf, jangan salah kira dulu. Maksudku kalian itu berbeda, dia itu artis jelas harus menjaga penampilan karena ia tampil di mata publik, semua yang ada dalam dirinya dinilai. Tapi kau hanya masyarakat biasa, kau tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan diet,"

"Aku tidak suka kau diet karena bagiku kau sudah sempurna, tubuhmu sudah pas, lagipula kalaupun kau sebesar paman Sinhyuk juga aku tidak peduli, aku tetap menyayangimu." Wanita itu terkikik membayangkan wajahnya di tubuh gempal lelaki paruh baya yang merupakan paman dari Jimin itu.

"Jangan diet lagi. Aku tidak suka melihatmu tersiksa karena kelaparan." Nara mengangguk, sedikit tersipu mengetahui kalau Jimin begitu peduli pada dirinya.

"Ini makan. Aku sengaja membelikannya untukmu." Jimin menyodorkan katsu tadi, "Aku capek-capek loh berkendara untuk membeli ini." Menampilkan wajah aegyo nya yang membuat siapa saja gemas setengah mati bila melihatnya.

"Baiklah." Mata berbentuk bulan sabit itu terbit lagi, tangan Jimin lalu meraih sendok dan mengarahkan ke mulut pujaan,

"Aaa~"

Yang terakhir Jimin itu sialan karena selalu berhasil membuat jantung Nara berdegub dengan kencang.

Tapi se-sialan apapun pemuda itu, nyatanya Nara tetap jatuh ke dalam pesona Jimin berkali-kali.

===End===

IMAGINE BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang