19

3.4K 157 0
                                    

"Ahahaha, stop Randy stopppp!!!"

"Randy plis!! Ini geli banget..."

"Iya iya, udah berhenti.."

Kanaya menghela nafasnya. "Kamu tuh, aku geli tau!"

"Lagian, kamu bandel sih!" kata Randy sambil mengecup ringan kening Kanaya.

"Aku mau kekantor, mau disini atau ikut?" tawar Randy.

"Ehmm.. Ikut!!!" pekik Kanaya sembari turun dari sofa dan menyisir rambutnya yang seperti singa akibat digelitiki oleh Randy.

"Rambut kamu kaya singa." Ujar Randy dibarengi kekehan kecil.

"Kamu udah 75x bilang kaya gitu tau!!!!" marah Kanaya sambil mengeluarkan pelototan andalannya.

Kanaya membawa tas nya kasar, untuk turun kelantai bawah.

Dipikir-pikir, setelah mereka menghapus keraguan untuk hubungan mereka, Nay dan Randy pacaran seperti anak SMA saja.

Seperti jalan-jalan sore menggunakan Sepeda Motor, jajan jajanan kaki lima, naik wahana di Pasar Malam, dan banyak lagi hal yang mereka lakukan seperti orang pacaran pada umum nya.

"Yakin bisa?" kata Randy melihat Kanaya masih diujung tangga hendak turun, tapi ia takut terpeleset.

"Gendong!" kata Kanaya menjulurkan tangannya.

Segera Randy mengangkat tubuh itu seperti koala.

"Lucu!" kata Randy sambil mengecup ringan dagu Kanaya.

Kanaya memandang datar wajah Randy. "Aku kesel sama kamu pokoknya!"

"Skip dulu keselnya, kan mau kekantor sayang." Ucap Randy menatap dalam mata Kanaya.

"Hm."

"Silahkan naik, calon Bunda.."

Rasanya kesal, tapi rona merah menjalar diarea pipi Kanaya.

"Makasih." Ucap Kanaya menutupi kegugupan nya.

Didalam mobil, hanya lagu Tulus menemani perjalanan keduanya.

"Ih, Randy ada ketoprak!" pekik Kanaya saat melihat bapak-bapak berjualan ketoprak itu.

"Kenapa? Mau?"

Kanaya mengangguk semangat. "Mau!!"

Segera Randy menepikan mobil alphard nya, khusus pergi kekantor.

"Bang, satu ya!" ceria Kanaya didalam mobil.

"Siap, neng."

"Seneng banget ketemu ketoprak, ya?" kata Randy sambil mengelus perut buncit Kanaya.

"Seneng dong, Papa!" kata Kanaya menirukan suara anak kecil.

Randy tersenyum, menemukan hidupnya yang kemarin hampa.

Hanya Kanaya.

Yang mampu menghidupkannya.

***

"Eh, bos bawa cewek, cantik anjir!"

"Ih sumpah itu cewek bos bukan ya?"

Sekilas, Kanaya mendengar celotehan celotehan semacam itu saat dirinya memasuki kantor bersama Randy.

"Gausah didenger, gapenting." Kata Randy sambil merangkul pinggang Kanaya.

Berjalan santai dengan kacamata hitam bertengger manis disana.

Ah, tampan sekali calon suami Kanaya ini.

Kanaya memasuki ruangan Randy dengan kesal.

"Makanya kamu jangan ganteng ganteng, Randy!" kata Kanaya sambil berkacak pinggang.

Mr. B (Sudah terbit E-Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang