28

2.7K 110 2
                                    

Jakarta, Indonesia.

"Randy wallpapernya warna biru aja, cerah!"

"Randy sofa nya warna abu-abu ya!"

"Randy pokonya buatin taman bermain di belakang ya!"

"Kolam renang nya jangan dalem dalem, ya!"

"Randy, harus ada ruang karoke ya!"

Randy sudah jengah dengan ocehan Istri cantiknya itu. Maklum, mereka ingin pindah ke Mansion yang baru saja dibeli oleh Randy.

Ibu negara itu terus saja mengoceh tentang apa, dan bagaimana rumah nya nanti.

"Iya sayang iya, kan kita pindah nya juga malem kan? Jadi mending kamu diem, biar suaranya ga serak." Titah Randy.

Kanaya menggembungkan pipinya, sebal.

"Kenapa enga sekarang aja sih?!" tanyanya sedikit sebal.

"Sekarang masih di bersihin sayang, kamu mau ngebersihin mansion itu sendiri?"

Kanaya menggelengkan kepalanya. "No no no, pasti rumah nya besar, mana mungkin aku beresin sen.di.ri.an?!"

"Huft, yaudah gausah marah marah gitu dong.." Kata Randy mencoba sabar.

Saat ini mereka masih berdiam dirumah Bunda Nata, sebab rumah yang baru dibeli Randy seharga 15 Miliar rupiah masih dibersihkan.

"Mending kamu tidur, nanti aku bangunin kalau udah sore." Titah Randy.

"Hm." Singkat Kanaya.

"Tidur, aku ada kerjaan. Sleep tight."

Randy melengos setelah mengecup kening Kanaya, berjalan menuju Gazebo di Mansion mertuanya ini.

"Kita bertemu di Cafe depan komplek mertua saya, 10 menit harus udah ready." Titah Randy kepada tangan kanannya--Arka.

"Eh, mau kemana Nak?" tanya bunda saat tengah membaca Majalah.

"Mau ke cafe deket sini Bun, ada kerjaan. Randy pamit ya, Bun." Pamit Randy kepada Nata.

Nata mengangguk. "Hati-hati."

Sesampai nya Randy di Cafe yang dimaksud itu, terlihat Arka tengah mengotak atik satu iPad, dan laptopnya.

"Siang, Sir."

Randy mengangguk. "Ada yang perlu disampaikan?"

"Ada beberapa hal, terutama tentang istri anda, Ny. Kanaya."

"Istri saya?"

"Ya, Sir. Ini pun ada kaitan nya dengan wanita bernama Sintya. Sejak kemarin anda menikah dan berbulan madu bersama istri anda, saya mencurigai nona Sintya melakukan hal-hal aneh." Kata Arka.

Randy mengerutkan alisnya, merasa belum mengerti.

"Ada pengecekan ketat di depan hotel tempat anda melakukan pernikahan, Sir. Scanning area tubuh, pemeriksaan barang bawaan dan scan finger. Sepertinya, Sintya datang ke pernikahan anda, tapi ia dilarang keras masuk sebab ia membawa benda tajam. Semacam gunting dan silet. Jadi saya mencurigai ia akan melukai anda, maupun istri anda, Sir."

Randy sekarang paham. Sintya, wanita ular itu mencoba bermain api lagi dengan nya. Ayo kita lihat, Randy yang terbakar, atau justru Sintya yang memakan api tersebut?

"Bereskan wanita itu. Pastikan dia tidak menyentuh mertua, orang tua saya, dan yang paling utama istri dan calon anak saya." Perintah Randy.

Arka mengangguk, merasa mengerti. "Baik Sir, akan saya usahakan."

Mr. B (Sudah terbit E-Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang