31

2.8K 126 1
                                    

SELAMAT BACA PART INI, BOU!🙆💘

...

"Sintya? Lo ngapain diruangan suami gue?"

Randy menatap Kanaya dengan kaget. Sintya biasa saja, menunjukan senyum mengejek seperti biasa nya.

"Terus? Masalah?" tanya wanita itu kelewat santai.

Kanaya nenggeram marah, kedatangan wanita ular ini selalu saja membuat emosi nya berada di ubun ubun.

Ditambah, suami nya yang hanya diam saja. Hey apakah dia tak ada niat membela dirinya, memeluk dirinya seperti di novel-novel kebanyakan?

"Engga, lanjutin aja. Sampe besok kalo perlu." Kata Kanaya menekankan kata sampe besok.

Kanaya menghampiri Randy, memberikan paper bag berisi makanan nya.

"Jangan lupa makan." Datar Kanaya, lalu membalikan tubuh nya cepat. Berada di sini hanya membuat emosi nya naik.

"Sayang.." Lembut Randy.

"Omongin di rumah, ya?" lanjut Randy.

"Gak perlu. Aku pulang," Kanaya pamit dengan masih wajah datar nya.

Randy membiarkan Kanaya berlalu dari ruangan nya. Ia tahu jika perempuan badmood itu, butuh waktu alias Me time. Randy pikir Nay juga butuh itu.

"Lo jangan ngarep lebih pas gue suruh lo dateng ke kantor." Datar Randy.

"Cuma nyampein, kalo lo masih berani ganggu maupun nyentuh Kanaya seujung jari pun, gue pastiin lo gabakal lepas dari gue." Lanjut nya.

"Tolong keruangan saya, bawa wanita jelek ini." Suruh Randy kepada Arka.

2 menit kemudian Arka masuk keruangan Randy. Menyeret paksa tangan Sintya.

"Pokonya gue gabakal nyerah, lo harus hidup sama gue, Randy!"

"Gak waras." Monolog Randy.

Randy menghela nafas panjang. Satu lagi masalah nya. Istri nya, yang sepertinya merajuk.

"Arka, tolong perketat keamanan di mansion saya, pastikan tak ada satu celahpun orang asing masuk."

***

"Ih kesel kesel kesel!!!"

"Dasar Randy jelek, kenapa ga belain aku sih?!"

"Liat aja, malem ini Nay suruh tidur diluar!!"

Pekikan sebal itu terus keluar di kamar bernuansa putih abu-abu itu.

Randy tersenyum lebar di balik pintu, istri nya tambah gemas jika sedang kesal seperti itu.

"Papa kamu nyebelin kan, sayang?!" Kanaya bertanya yang sepertinya berbicara kepada calon anak nya.

Segera Randy memeluk Kanaya dari belakang. "Udah? Udah marah marah nya, Cantik?"

Kanaya melotot, segera melepaskan pelukan nya.

"Apansih?! Sana sana, jangan deket deket!" ketus Kanaya sambil pura-pura membaca Majalah Fashion.

"Sayang, dengerin aku." Lugas Randy.

"Gak!"

"Kanaya.." Ucap Randy mencoba sabar.

"Apa sih?!"

"Kanaya Queenza." Kesabaran Randy sudah diujung tanduk. Jika Randy sudah memanggil nama lengkap, Kanaya takut.

"Huft, iya iya." Jawab Kanaya dengan nada masih kesal.

"Dengerin aku, tadi Sintya ke ruangan aku itu, aku yang suruh. Aku suruh biar dia ga gangguin kita lagi, biar ga ganggu kamu lagi.."

Mr. B (Sudah terbit E-Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang