Happy reading.
Thx votmen .* * *
Sepeninggal Mean, Plan masih terdiam di tempatnya. Memikirkan langkah selanjutnya yang akan ia lakukan.
Plan tidak mungkin membiarkan tubuhnya ditumbuhi anak dari Mean sialan itu yang baru ia kenal lebih dari 24 jam.
Tidak akan pernah!!
"Phi Mark, antar aku ke klinik?"
Kata Plan langsung ketika asisten kesayangannya itu baru mengangkat telponnya.
"Kita berangkat sekarang."Sambungan telpon langsung terputus, Plan tidak mempedulikan Mark yang mungkin menggerutu karena ia mematikan telpon secara sepihak.
Pikirannya hanya berfokus pada sesuatu yang ia takutkan, dirinya mungkin saja dapat menghancurkan hidupnya semakin parah.
Plan tidak akan pernah membiarkan mahkluk baru tumbuh di dalam rahimnya!!
* * *
Siang ini, Plan terpaksa harus bertemu kembali dengan Mean sialan itu.
"Aku tidak punya banyak waktu untuk berbasa basi. Setelah ini aku harus kembali ke kantor. Jadi, bisa kita mulai?"
Kata Plan yang tak menghiraukan pertanyaan Mean dan lebih memilih untuk mengeluarkan berkas yang sengaja ia bawa."Fine. Tapi bagaimana kalau kita makan siang dulu, baby? Aku sebenarnya tidak tahu kamu suka makan apa, tapi aku sudah pesan menu yang sama dengan apa yang aku makan."
Kata Mean santai."Aku nggak makan siang, Mean!"
"Why not?"
Plan hanya terdiam, malas membalas pertanyaan Mean.
"Ok, nggak mau makan siang nggak papa, tapi kamu harus minum ini, baby."
Persetan!! Pria ini benar-benar menyebalkan, sangat cerewet. Dan lebih mengesalkan karena Plan menuruti pria itu begitu saja!!
"Aku akan memberitahu Phi Perth keputusan final kita dan kamu nanti tinggal menandatangani surat perjanjian."
Kata Plan sambil memasukan berkas kedalam tas."Aku punya penawaran lain."
Kata Mean menarik Plan kembali ke tempat duduknya."Mean, I Don't have much time. So tell me, penawaran apa yang kamu maksud."
Bukannya menjawab Mean malah tersenyum kemudian mengambil salah satu tangan Plan dan membawa turun ke arah bagian kejantanan nya yang masih terbungkus dan mulai bangun.
"Oh, Mean C'mon... kita sedang di tempat umum."
Kata Plan menarik tanganya dari genggaman Mean.Plan memang liar, tapi ia tahu batas. Karena itu ia lebih menyukai kehidupan malam.
"Aku sudah memikirkan ini dari kemarin."
Mean membasahi bibirnya yang sedikit kering.
"Gimana kalau kamu jadi kekasih aku?"
Kata Mean langsung. Dan Plan hanya melongo mendengarnya lalu menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙳𝙴𝚂𝙸𝚁𝙴
Romance"Plan!" "I need to talk to you." "Bullshit!" "Kenapa aku harus memaafkan seseorang yang sudah memasukan ku ke dalam rumah sakit jiwa?" WARNING ⚠️ SAD ENDING Cerita ini di lengkapi dengan dua simbol yang sama [ Boy X Boy ] 21+