DESIRE 03

2.3K 207 49
                                    



Happy reading.
Thx votmen.

+ + +

"Perth, adek kamu......"
Ucapan Mean terhenti ketika Perth langsung menatapnya tajam.
"Kapan datang?"
Lanjut Mean pada akhirnya, sedikit menyerong dari hal yang ingin dipertanyakan.

"Tunggu saja, katanya dia terjebak macet. Kalau kamu buru-buru, tinggal saja."
Kata Perth santai sembari menyesap kopi panasnya.

"Egak papa. Kangen saja sama adek kamu."
Jawab Mean cuek kemudian menyilangkan kaki.

"Kopi ku masih panas, Mean."

"Sama. Kopi ku juga masih panas."
Balas Mean lalu disertai tawa mengejek.

Perth menghela nafas, lalu meletakan cangkir kopinya.
"Gimana pertemuan kamu dengan Plan, waktu itu. Lancar?"

"Lancar. Walaupun........berakhir di——-"
Mean memberi jeda.
"Berakhir aku yang harus menjelaskan panjang lebar."

"Thanks bro. Aku lupa mau ngasih tahu ke kamu, kalau Plan masih belajar."
Jelas Perth.

Mean mengangguk tanda mengerti.
"Nggak papa, tidak terlalu buruk.
Senyum tipis muncul dari sudut bibirnya.
"Em——— ngomong-ngomong apa adek kamu sudah punya pacar?"
Imbuh Mean, lalu melihat gerakan tangan Perth yang ingin menyuap terhenti.

"Plan? Setahu aku sih nggak punya."
Perth mulai menatap Mean tajam.
"Kenapa tanya-tanya?"

"Hanya ingin tau aja. Siapa tahu bisa aku pacarin."
Jawab Mean santai.

"Vangke. Nggak sudi aku punya adik ipar macam kamu."
Kata Perth menatap Mean dengan pandangan tajam.

"Tapi, adek kamu itu sangat manis dan menggemaskan."

"Aku nggak peduli ya, berani kamu deketin Plan, bakal aku bunuh kamu idup-idup."

"Emang aku nggak cukup ganteng gitu buat adek kamu?"
Kata Mean mulai tertawa lebar.

"Eh, wajah sangean, dengerin baik-baik ya"
Suara Perth terdengar serius, Perth bahkan sudah meletakan sendoknya di atas piring.
"Pertama, aku sayang adek ku, kedua, aku nggak mau adek aku deket apalagi sampai pacaran sama bangsat kaya kamu, yang suka tidurin cewek terus ninggalin gitu saja, dan mungkin rumor tiga bulan yang lalu ada benarnya kalau kamu udah punya anak dan bini."
Perth memberi jeda. Menatap Mean yang sudah nampak serius menatapnya balik.
"Dan yang terakhir adek aku itu masih polos. Aku nggak mau kamu mainin dia dan buat dia sakit hati lagi."

"Dan kamu harus tahu adik kamu yang polos itu kalau goyang di atas tubuhku bikin nagih.."

"Ingat itu."
Imbuh Perth lebih ke mengancam.

Mean hanya tersenyum tipis, kembali meneguk kopinya yang sudah hampir dingin.

* * *

𝙳𝙴𝚂𝙸𝚁𝙴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang