Happy reading.
Thx votmen.+ + +
"Do whatever you want."
Dengan pikiran penuh amarah Mean berbalik, meninggalkan Plan yang masih menangis.
Mean terlalu kalut dengan segala emosi yang terpendam. Bahkan hatinya terasa nyeri ketika mendengar keraguan yang jelas di ucapkan oleh Plan pada dirinya.
Kamu egois. Katanya. Yang benar saja.
Do you love me?
Mean menggertakkan giginya ketika suara Plan mengiang di kepalanya, membuat hatinya yang memanas kembali terasa sakit karena diremas kuat.
Kenapa lelaki mungil itu bisa menayakan hal yang bahkan tidak terpikirkan Mean sama sekali?
Apa yang Mean lakukan selama ini setidaknya cukup membuktikan, bagaimana perasaannya terhadap Plan.
Tapi sepertinya pikiran Plan terlalu rumit dan sempit——-atau memang Plan menginginkan seperti itu.
Kamu tahu ada yang nggak beres pada diri aku, hidup aku dan mental aku, kenapa kamu masih tetap diam? Katanya lagi.
Iya Mean tahu, sangat tahu. Malah seharusnya kewarasannya yang di pertanyakan karena masih mau menerima seorang dengan gangguan mental.
Mean menghentikan langkahnya, merasa bahwa dirinya sudah terlalu jauh berjalan.
Kemudian Mean berbalik, melihat punggung Plan yang berada di kerumunan banyak orang——-berjalan menjahuinya.
Kakinya hendak melangkah untuk mengejar lelaki mungil itu, tapi lagi-lagi emosi masih penuh menguasai dirinya.
"Masa bodo. Kita lihat siapa yang paling lama bertahan untuk diam-diaman."
Desis Mean.People change, Mean.
Mean mendengus berusaha mensugesti otaknya.
"Dasar lelaki bodoh. Di pikir dia segalanya. Mengira aku nggak bisa tanpa dirinya. Oh, lihat saja. Setelah ini aku akan menggunakan waktu libur yang tersisa ini untuk mencari wanita atau siapa saja yang lebih baik daripada kamu."
Mean kembali berbalik, berjalan berlawanan arah dengan Plan. Toh bukan dirinya yang memulai pertengkaran.Mean benar-benar sedang berusaha memperbaiki lelaki mungil itu. Tapi apa yang Mean dapat?
"Dasar tidak tahu terimakasih."
Geram Mean.Mean bodoh!
You first Made him jealous.
Suara itu muncul di benaknya. Menimbulkan rasa bersalah yang membuat nya meringis.
Tanpa dosa Mean terlihat akrab dengan wanita lain sedangkan baru beberapa jam dirinya mengajak Plan menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙳𝙴𝚂𝙸𝚁𝙴
Romance"Plan!" "I need to talk to you." "Bullshit!" "Kenapa aku harus memaafkan seseorang yang sudah memasukan ku ke dalam rumah sakit jiwa?" WARNING ⚠️ SAD ENDING Cerita ini di lengkapi dengan dua simbol yang sama [ Boy X Boy ] 21+