ke-delapan

1 0 0
                                    

Mentari mulai terbit, memancarkan sinar terang, langit begitu cerah, udara masih sejuk, suara burung berkicauan mulai bersahutan, tak lupa sahutan suara ayam.

Rizal terbangun pertama sebelum ku. Tampaknya nyawa Rizal belum terkumpul penuh, dia masih menguap, dan mulai membuka matanya secara perlahan sembari mengumpulkan nyawanya yang masih asyik di dunia mimpi. Seusai nya tersadar 100%, Rizal melihat jam di HP nya, nampaknya jam sudah menunjukkan pukul 06:00WIB. Rizal melihat ku masih tertidur pulas, nampak di pikiran Rizal, aku semalam tidur larut malam.

Aku pun mulai membuka mataku secara perlahan, sembari mengumpulkan nyawaku yang masih asyik di dunia mimpi. Aku melihat pancaran sinar matahari yang mengenai tubuhku, sehingga membangun kan ku. Setelah aku sadar, aku melihat Rizal di kursi yang letaknya di depan ku sedang menatap ku secara datar.

Aku:"Zal.. Rizal.. " (Nampaknya Rizal bengong)

Aku kembali memanggilnya dengan nada yang agak keras dan bernada tinggi.

Rizallll!!!!!

Rizal pun kaget setelah mendengar suara ku, ekspresi nya berubah cengoh seketika.

Aku:"Hahaha"(aku tertawa terbahak-bahak setelah melihat ekspresi Rizal yang cengoh itu)
Rizal:"Paan sih kamu! Panggil sopan bisa? "

Aku masih belum hentinya tertawa

Aku:"Heh! Gw tadi udah panggil kamu dengan nada yang lembut, selembut sutra. Hahaha"(suaraku ku buat dengan nada geli)
Rizal:"Waras neng? "
Aku:"Lagian kamu tu lucu!! Bagusan kalo ekspresi gitu setiap hari Zal! Biar ada rasa humoris nya nggak terusan romantis"
Rizal:"Ya kalik itu maumu. Sekarang bibi udah pulang belom? "
Aku:"Menurut mu? "(Alisku kunaikkan sebelah)
Rizal:" Ya--- belom"(ucapan Rizal sedikit gugup, dan tangan kiri nya mengusap tengkuknya)
Aku:"Tau juga masih nanya"

Aku bangkit dari tempat duduk ku. Aku menuju gerbang melihat di sekitar jalanan. Tiba-tiba dari arah timur nampak seorang ibu-ibu menghampiri ku, rumahnya tidak jauh dari rumah Rizal, hanya terhalang 1 rumah saja. Ibu itu sekarang tepat berada di dekat ku.

Ibu-ibu:"Adek ini temennya Rizal? "
Aku:"Iya bu, emang ada apa ya bu? Atau perlu saya panggil kan Rizal? "
Ibu-ibu:"Oh.. Boleh dek"
Aku:"Bentar ya bu"

Aku menghampiri Rizal, mengatakan apa yang ku katakan dengan ibu-ibu tadi, bahwa ibu-ibu itu perlu berbicara dengan Rizal. Rizal pun akhirnya menurut, kami menghampiri ibu-ibu tadi, yang menunggu kita.

Rizal:"Ada keperluan apa ya bu? "
Ibu-ibu:"Emm-- Gini nak ibu mau memberi tau soal bibi kamu" (Suara bibi sedikit gugup)
Rizal:"Ibu tau bibi saya ada di mana? "
Ibu-ibu:"itu--- kemarin siang sekitar jam 14.00, aku melihat beberapa segerombolan laki-laki mengendarai mobil, kemudian mobil itu berhenti tepat di depan rumah kamu, saya kira itu juga teman-teman kamu. Tapi tak lama kemudian laki-laki itu membawa paksa bibi kamu untuk masuk ke mobil tersebut. Saya tidak berani berbuat apa-apa saat itu, karena suasana sangat sepi. " (Itu sekilas yang saya lihat Zal)
Rizal:"Sial!! Siapa cowok brengsek itu!! Aku tidak akan mengampuninya " (Rizal mengepal kan tanggannya ke bawah)

Aku mencoba menenangkan Rizal.

Aku:"Emm... Bu, terimakasih atas informasinya yaa"
Ibu-ibu:"Iya nak sama-sama, ibu pulang dulu yaa"
Aku:"Iya bu"

Me and My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang