Bimbang

2.6K 94 6
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Setiap orang menciptakan luka dengan mudahnya, akan tetapi jika ingin menyembuhkan luka itu memerlukan waktu agar bisa sembuh..."

Naufalyn Allesha Rabbani

.

.

.

.

#Author Pov
Suasana hening begitu terasa di lantai dua. Sejak tadi Alyn masih saja membungkam mulutnya, tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh sang suami. Sedangkan Gibran sedari tadi masih saja berlutut pada kakinya Alyn.

Allahuakbar... Allahuakbar...
Kumandang adzan Dzuhur terdengar, dan mengingat umatnya untuk menuaikan shalat.

Alyn melepas genggaman dari Gibran"Udah adzan mas, Alyn mau sholat dulu"

Tanpa menunggu jawaban dari sang suami, Alyn segera beranjak dari sofa tersebut dan meninggalkan Gibran yang menatapnya dengan tatapan kosong. Sesampainya ia dikamar, Alyn tidak langsung berwudhu melainkan menangis bersandarkan pintu kamarnya.

"Ya Allah...
Maafkan hamba mu ini sudah berdosa kepada suami hamba ya Allah.. Hikss bukan maksud hamba memperlakukan suami hamba seperti itu hikss, tapi hamba bimbang ya Allah apa yang harus hamba perbuat hikss...."

Alyn menangis sejadi-jadinya didalam kamar tidurnya, seakan merasa bersalah terhadap sang suami. Dalam hatinya bimbang harus bagaimana, apakah sudah saat untuk memaafkan segala kesalahan dari suaminya tersebut?

Tok... Tok..
Ketukan pintu dari luar kamarnya menyadarkan Alyn, segeralah ia bangkit untuk membuka pintu tersebut. Sebelum membuka pintu, Alyn berlari menuju kamar mandi untuk berwudhu dan setelahnya ia memakai mukenah.

Ceklek
Pintu terbuka terlihat lah Gibran yang berdiri didepan nya sambil tersenyum hangat pada Alyn. Kedua alis Alyn mengerut saat mendapati suaminya berada didepannya sekarang ini.
"Mas mau ngapain? Alyn mau sholat!"tanyanya tanpa melihat wajah Gibran.

Alyn masuk kedalam kamarnya dan diikuti oleh Gibran dibelakangnya. Alyn segera menggelar sajadah untuk dirinya.
"Mas mau ngapain? Alyn mau sholat!!"tanya Alyn ulang kepada Gibran.

Gibran menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal itu, ia menjadi salah tingkah didepan istrinya.
"Em saya boleh jadi imam sholat mu tidak?"tanya Gibran kepada Alyn.

Deg deg
Mungkin itulah yang saat ini dirasakan oleh Alyn. Pasalnya untuk pertama kali selepas menikah Gibran menawarkan hal yang paling dinanti oleh Alyn dalam hidupnya. Alyn menatap kearah Gibran dengan tatapan bingung.

"A-apa mas? Mas Gibran tadi bertanya apa ke Alyn?" Alyn bertanya kembali kepada Gibran dengan terbata-bata.

"Saya boleh jadi imam sholat mu tidak? Jika tidak boleh ya nggak papa, saya paham"

Hening
Alyn masih termenung sambil mencerna perkataan dari suaminya. Tangannya meremas ujung mukenah yang dipakainya.

'Ya Allah apa ini sungguh-sungguh? Sudah lama aku begitu menantikan sholat berjamaah dengan mas Gibran dan hari ini ia menawarkan diri? Hamba sangat bahagia ya Allah...'dalam hati Alyn membatin.

Istri Pengganti√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang