Memberi Kabar

1.9K 72 9
                                    

"Kejujuran sangat penting dalam membina sebuah rumah tangga. Baik atau buruk dapat di ungkapan satu sama lain untuk mencari jalan keluar bersama... Dalam hubungan kejujuran itulah yang sangat penting..."

.

.

.

2 Minggu Kemudian.....

Tak terasa waktu sudah berlalu dengan cepat. 2 minggu sudah berlalu semenjak Gibran pamit kepada istrinya untuk bekerja di luar kota. Di kondisi hamil besar Alyn tidak mempermasalahkan itu, karena dia memaklumi jika suaminya itu bekerja demi dirinya dan keluarganya nanti. Tak ada rasa curiga dalam benaknya, ia percaya saja apa yang sedang dilakukan suaminya itu. Di rumah besar itu Alyn ditemani oleh sang ibu mertua serta adik iparnya Vanessa. Kali ini mereka sedang berkumpul di kamarnya Alyn sambil bercanda tawa satu sama lain.
"Gimana kondisi kehamilan mu, Lyn?"tanya sang mama mertua di sela-sela obrolan.

Alyn yang tadinya sedang mengobrol dengan Vanessa langsung melihat ke arah mama mertuanya tersebut"Alhamdulilah ma sehat-sehat saja. Belakangan ini nafsu makan Alyn tambah ma hehe"

Si mama dan Vanessa terbahak-bahak mendengar cerita dari Alyn"Haha mbak mbak biasanya juga doyan makan ya kan ma"

Mama Dwi mengangguk setuju atas ucapannya Vanessa, alhasil dari ulah mereka berdua membuat Alyn memberengut kesal tidak terima jika dirinya dikatai doyan makan oleh adik iparnya.
"Kalian kok gitu sih. Namanya juga orang hamil jadi makannya harus banyak dong ya kan ma?"

"Iya-iya sudah kalian jangan berantem. Nggak malu apa sama umur haha" mama Dwi melerai mereka berdua.

Namun Vanessa tetap terbahak-bahak karena ia berhasil membuat kakak iparnya itu kesal.
"Iya ma maaf. Mbak Alyn maafin Nesa ya pliss" Vanessa mencoba untuk membujuk kakak iparnya itu sambil memasang wajah puppy eyes nya.

Jangan panggil Alyn jika dia tidak bisa membuat sang adik iparnya tersebut merasa bersalah padanya. Walaupun tidak tega Alyn mencoba untuk menahan diri untuk tidak tertawa. Hal itu tak luput dari pandangan mama Dwi, menurutnya kedua anak perempuannya itu memiliki sifat yang sama meskipun umur terpaut beda sekali satu sama lain.

Bugh
Bantal mendarat sempurna di kepala Vanessa, dan membuat Vanessa mendengus kesal.
"Sakit ma. Nesa malah di timpuk sih? Bukannya kasih ide gitu biar mbak Alyn nggak ngambek lagi"ujarnya sambil mengusap-usap kepalanya yang habis kena timpukan tadi.

Mama Dwi tertawa lebar mendengarnya"Haha makanya nggak usah jail sama ibu hamil. Cari sendiri aja ide nya yah mama mau ke kamar, byee"

Tanpa menunggu jawaban mama Dwi langsung beranjak dari sana meninggalkan Vanessa yang kelimpungan mencari ide.
"Aaaakkkkhh tau deh mbak bingung sendiri cari ide kek gimana." Vanessa merasa frustasi sendiri karena tak kunjung mendapatkan ide sama sekali.

Ting
Suara notif pesan memecah keheningan antara mereka berdua. Ponsel milk Alyn berbunyi menandakan ada sebuah pesan yang masuk, ia segera mengecek isi pesan tersebut. Dalam hati ia berharap jika yang mengiriminya pesan adalah sang suami karena sudah semalaman tak kunjung memberi kabar.

Mas Gibran♥️
Assalamualaikum sayang, apa kabar?

Betapa senangnya saat ia membuka pesan dan isi pesan tersebut dari sang suami. Tanpa mengulur waktu lagi jari jemari Alyn menari-nari di atas layar ponsel miliknya.

Alyn
Wa'alaikumssalam mas. Alyn sama dedek bayinya sehat, kangen Abi nya hehe.

Mas Gibran♥️
Alhamdulilah kalau kalian baik-baik saja. Yang kangen siapa nih, Umi nya apa dedek bayinya nih?

Istri Pengganti√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang