"Ragaz!! Turun kamu!!." Panggilan dari sang ibu membuat Ragaz mendecih kesal karena dia akan kalah jika dia pergi ke bawah.
Alasannya, karena dia sedang bermain bersama adiknya. Jika dia mengalah maka akan di ledeki seharian oleh adiknya ini. Tapi tetap saja ia terpaksa mengalah. Ibunya lebih penting sekarang.
"YES! MAMPUS LO KALAH! GUE MENANG YUHUU!" Cyrxa tersenyum menang sambil lompat lompat kegirangan dan jangan lupa meledeki Ragaz yang kalah karena dia menabraki dirinya sendiri di game.
“Cyrxa Zecca Xelyn Laxuenzie”
"Akhirnya gue ngalahin lo!""Pura-pura aja gue kalah, biar lo seneng. Yang noob kan beda. Dah ya gue ke bawah dulu, ibu negara manggil." Cyrxa yang kesal di kataii "noob" walau ada benarnya juga melempar bantalnya ke arah Ragaz, dan rupanya gagal mengenai wajah sang target membuat sang target tertawa keras.
"MATI AJA LO BANGSAT!" Ragaz menjulurkan lidahnya lalu lari ke bawah meninggalkan Cyrxa yang wajahnya sudah merah padam karena kesal.
"Kenapa bun?"
“Garfield Ragaz Alandra”
"Ada yang bisa Ragaz bantu?"Ragaz mendekati sang ibu yang tampak sedang sibuk memasak sambil tersenyum.
"Sayang, bundakan ada urusan jadi──"
"──Bunda minta aku jaga Cyrxa? Tenang aja bun aku bakal jaga dia, kalo nakal aku buang ke empang tenang bun." Ragaz memotong ucapan sang bunda lalu mendapatkan pukulan kepala yang lumayan sakit. Lagian enak saja, anak perempuan satu-satunya di buang ke empang. Mana terima !
"Ya Allah buuuun! Bercanda doang padahal sakit banget ini."
"Iya, bunda bakal pergi sama temen bunda yang lain, kita bakal liburan selama 2 bulan."
"2 bulan? Lama banget bun!" Ibu dari dua anak ini tersenyum, lalu mengangguk.
"Kita di sana juga ada kerjaan, kita bakal bangun satu perusahaan di sana, dan bunda dapet uang yang lumayan banyak jika ikut."
Ragaz tersenyum tipis, dia mengerti. Keluarganya sedang membutuhkkan uang sekarang, sang ayah yang entah di mana kejelasannya belum juga kembali ke Indonesia di tambah sang ayah juga tidak bisa dihubungi dan tidak memberi nafkah sang istri dan anaknya. Dan ibunya lah yang bekerja sebagai tulang keluarga.
Ragaz sudah pernah bilang bahwa biar dia saja yang bekerja. Namun sang ibu tetep keukeuh bahwa dia saja yang bekerja, karena tubuhnya yang masih sehat dan belum lemah.
Ragaz mengangguk memperbolehkan sang ibu, asal saja tidak lupa dengan rumah seperti ayahnya.
"Tapi,"
Ragaz menatap sang ibu dengan bingung.
"Kamu harus jaga anak-anak tante sama om yang lain ya?"
H-hah? Gimana? Bentar?
"Maksud bunda???"
"Temen-temen kamu bakal nginep di sini, bunda sama yang lain setuju mereka bakal nginep di sini."
HAH !? SERIUSAN !?
"B-bun.."
"Iya sayang, tenang kok mereka udah dapet uang sendiri-sendiri jadi gak bakal ngerepotin.."
"Bu-bunda.."
"Untuk urusan kamar mereka pakai aja kamar yang tersedia! Oke?"
"Bunda.. siapa aja yang di-di sini.." Lirih Ragaz, pasrah dia.
"Temen masa kecil kamu, ingetkkan? Ada Berlian juga kok. Tenang aja! Kalo gak salah ada temen kamu juga, besok bunda pergi ke bandara sama yang lain, anak-anaknya bakal di kirim sore jadi tolong rapihin rumah ya?"
"Kamu ajak Cyrxa ikut rapihin rumah oke? Bunda percayaiin semuanya sama kamu." Bunda meninggalkan Ragaz yang mematung, tapi sebelum meninggalkan Ragaz ia mematikkan kompor lalu mengusap pundak Ragaz.
Ragaz masih memproses sedang apa yang terjadi.. beberapa temannya akan ada di sini... lalu serumah dengannya dan dia akan menjaga seluruh temannya... berarti.
Gimana ceritanya kalo semuanya ngumpul di satu rumah !? mati gue mati ! ──Ragaz.
╱╱Rumah Sementera ˖✦
Please leave a vomment for support us. ──﹫╱╱Areavara
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Sementara (Ft.K12ATON)
Genç KurguGimana ceritanya kalo semuanya ngumpul di satu rumah !? mati gue mati !