2

2 0 0
                                    

Benci dan Cinta itu sekatnya tipis, jangan punya rasa yang berlebihan, agar tidak salah pilihan

...

Tak perlu waktu lama, hanya satu belokan dan dua lampu lalu lintas dengan kecepatan 40km/jam,  Ghea sudah sampai di depan Kafe April. Dia memarkirkan motornya di depan Kafe, dia mencoba menghubungi Tiara untuk mengetahui dimana sang sahabat berada, setelah tau dimana posisi Tiara, Ghea langsung masuk.

Karena terlalu fokus melihat handphone, Ghea tidak memperhatikan jalannya sehingga dia menabrak seseorang yang membawa banyak makanan.

"Maaf aku gak sengaja, makanannya!" Ghea langsung berteriak ketika melihat makanan berserakan di dekat sepatunya.

"Lo, kalo jalan makanya liat-liat! Tumpah semua kan! Mana baju gue kena lagi." Suara orang itu cukup tinggi dan nge-bass, dengan berani Ghea mendongak, dia kaget saat dihadapannya kini ada seorang dewa nyasar ke Bumi yang kejam ini.

"Malah ngelamun lagi! Bersihin nih baju gue!" Aland, nama cowok itu yang kini sepertinya terlihat kesal pada gadis di hadapannya.

"Eh, itu makanannya biar aku pesen lagi," Setelah mendapatkan kesadaran kembali, Ghea langsung menunjuk makanan yang di bawahnya.

"Lo gak ada niatan buat bersihin baju gue?"

"Ya kamu kan masih bisa hidup tanpa baju, kalo tanpa makanan kamu bisa aja mati, nanti kalo kamu mati kelaparan kan bahaya," Ghea memperlihatkan wajah seriusnya.

Aland melotot mendengar perkataan gadis di depannya, sejak kapan manusia satu kali tidak makan akan mati? Sungguh pikiran yang lucu. Aland menahan tawanya saat melihat wajah serius gadis dihadapannya ini.

Seorang pelayan menghampiri keduanya, Ghea sebagai pihak bersalah meminta maaf pada pelayan itu, dan meminta bantuan untuk membantu dia membersihkannya.

"Yaudah deh Ghea pesenin dulu, kamu duduk aja." Ghea, nama yang cocok untuk orangnya. Aland langsung duduk tak jauh dari hadapan meja kasir.

Tak henti-hentinya Aland memperhatikan Ghea dari belakang. Ghea berbalik dengan senyum yang manis, seperti berbincang dengan sang kasir, dia menunjuk Aland yang dibalas kernyitan oleh Aland. Dia semakin mengernyit saat Ghea pergi menuju meja pojok yang telah diisi oleh satu orang.

Kenapa Ghea tak duduk bersamanya? Pemikiran itu langsung terlintas, namun tak ingin ikut ampur, dia mulai memainkan permainan di handphonenya sambil menunggu makanan gratis nya selesai. Eh itu bukan makan gratis, makanan iu pengganti makanan yang tadi sudah jatuh berantakan di lantai, jadi sama saja dia memakan makanan itu dengan uangnya sendiri.

Aland mematikan ponselnya, saat melihat seorang pelayan menghampirinya dengan membawa sebungkus makanan persis seperti yang tadi ia pesan.

"Ini Kak pesanannya, totalnya Rp.150.000." Pelayan itu memberikan nota.

Aland melotot saat pelayan itu mengatakan total harganya, dua kali lipat dari yang Aland bayar tadi. Sialan tuh cewek gue kira dibayarin sama dia dalam hati Aland mengumpat.

"Nih Mba uangnya." Aland memberikan beberapa uang lembaran kepada pelayan tadi. Setelah berterimakasih, dia berdiri dari duduknya, tanpa melirik pada Ghea sedikitpun, dengan kesal dia langsung pergi dari Kafe.

"Gue kira mau dibayarin, eh malah beli tiga dapat satu." Aland menggerutu sambil terus berjalan ke mobilnya.

Sebelum menutup pintu, ia berbalik perasaan kesal Aland langsung menguap begitu saja saat ia melihat Ghea sedang berjalan ke arahnya meskipun dengan penerangan lampu yang kurang terang, namun Aland dapat melihat bahwa senyum gadis itu memang sangat manis, Sial kenapa manis banget. Tanpa sengaja Aland memuji kecantikan Ghea dalam hatinya.

"Nih uangnya, tadi aku sekalian pesen, kirain Mba nya tau kalo aku yang bayar," Ghea langsung menyodorkan uangnya kepada Aland. "Kan tadi aku yang jatohin makanan kamu."

Masih tak dibalas apapun oleh Aland, Ghea langsung menyentuh tangan Aland.

Karena kaget, Aland langsung melotot, "Eh iya, kenapa?" Aland kelabakan saat sadar dari lamunannya. Saat melihat tangannya dan tangan Ghea bersentuhan Aland gugup setengah mati, pasalnya tangan Ghea terasa hangat dan Aland menyukainya. Eh masa langsung suka.

Ghea yang tau arah pandang Aland, langsung saja dia melepaskan tangannya, saat itu juga Aland merasakan kehilangan."Maaf gak sengaja," Ghea memberikan senyum malu-malunya, "nih uangnya aku kembaliin." Ghea menyodorkan kembali uangnya.

Sabar Aland,jangan sampai jatuh cinta. Wajah dingin tetap Aland pertahankan, tanpa menerima uang itu, dia langsung pergi menuju mobilnya. Parah lama-lama gue jatuh cinta ini Aland langsung mengusap dadanya yang berdetak tak karuan.

"Ih hei ini uang kamu!" Tanpa menghiraukan Ghea, Aland langsung saja menginjak gas mobil dan melaju menjauhi Ghea.

"Ya ampun ternyata hati gue selemah ini," Aland bernafas lega saat sudah tak melihat Ghea lagi. "Kalo enggak salah dia namanya Ghea." Aland bersiul, dia melewati jalanan sepi untuk kembali ke rumahnya.

Minggu, 13 Sept 2020

Hallo Ghea!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang