17.00

1.7K 162 32
                                    

"Jika memang sudah takdirnya, mau bagaimana lagi?"-ChoiJiyeong-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika memang sudah takdirnya, mau bagaimana lagi?"-ChoiJiyeong-

-------------------

Jungkook tidak bisa menahan air matanya lagi, ketika buntalan menggemaskannya lahir. Dengan hati-hati Jungkook menyambut bayi mungil itu ke dalam dekapannya yang hangat.

"Selamat Tuan Jeon, anda mendapatkan paket komplit. Bayi perempuan dan laki-laki" Ucap Dokter wanita itu tersenyum ramah, sebab ia juga ikutan bahagia.

Saat ini Jungkook menggendong anak perempuannya, sedangkan Jiyeong menggendong anak laki-laki mereka.

"Terimakasih dokter" Ucap Jungkook tersenyum lebar, pun matanya tidak lepas dari wajah buntalan menggemaskan yang berada di dekapannya.

"Saya dan beberapa perawat yang lain, akan membantu Nyonya Jeon membersihkan diri terlebih dahulu. Anda bisa tunggu di luar Tuan" Ucap Dokter tersebut.

Jungkook menggangguk dan memberikan anak perempuannya ke salah satu perawat.

"Berikan aku waktu, untuk berbicara dengan istriku terlebih dahulu dokter" Pintanya, semabari melirik wajah lelah Jiyeong.

"Baik Tuan Jeon" Dokter dan perawat tersebut, memilih menyibukkan diri di dalam ruangan untuk membersihkan bayinya terlebih dahulu. Memberikan waktu pada pasangan suami istri itu untuk berbicara.

Jungkook mengambil kursi, lalu duduk di samping Jiyeong. Tangannya mengambil tangan Jiyeong yang tidak tertancap inpus.

"Terimakasih Ji, kau sudah berjuang melahirkan si kembar. Aku sungguh bahagia saat ini, tidak menyangka aku dan dirimu sudah menjadi orangtua" Ucap Jungkook dengan senang.

Jiyeong tersenyum tipis, entah kenapa rasa kecewanya pada Jungkook masih sangat besar, walaupun sikap Jungkook sudah sangat baik dan manis padanya.

"Jeon Jungkook—" Panggilnya lirih.

"Hm?" Saut Jungkook lembut, sebenarnya ia merasa was-was. Sebab sangat jarang Jiyeong memanggilnya dengan nama lengkap.

"Setelah ini, bisakah kau melepaskan ku. Mari kita berpisah" Air mata Jiyeong menetes, ia tidak bisa menahannya lagi. Keputusan ini sudah Jiyeong pikirkan baik-baik, dan ini yang terbaik.

Mata Jungkook terbelalak, menatap tak percaya pada Jiyeong. Sumpah tidak pernah Jungkook mengira Jiyeong meminta berpisah padanya. Kendati Jungkook sadar kalau ia sangat bajingan.

"Tidak! Kita tidak akan pernah berpisah, Jeon Jiyeong. Dengar, aku tidak akan pernah melepaskan mu. Kita akan merawat dan membesarkan si kembar bersama-sama" Ucap Jungkook tegas, pun meremas tangan Jiyeong.

"Dan jangan coba-coba kembali berencana untuk pergi dari ku Ji, sekalipun kau pergi ke pelosok negeri manapun. Aku pasti akan mengetahui nya, jangan kira kau dengan mudah bisa lepas dari ku" Jelas Jungkook lagi, sisi egoisme yang melekat pada dirinya tidak akan pernah hilang, kendati pun dalam situasi genting seperti ini.

Painful✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang