13.00

1.5K 162 62
                                    

"Aku akan bertahan" -Choi Jiyeong-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan bertahan" -Choi Jiyeong-

----------------

Saat ini Jiyeong sedang duduk di pinggir ranjang, sebab dengan perut buncitnya ia merasa tidak nyaman ketika berbaring. Sebenarnya ia juga sedikit heran dengan perutnya yang membesar lebih awal. Padahal ia baru hamil 5 bulan kenapa perutnya sudah seperti hamil 7 bulan.

Jiyeong juga sengaja tidak USG, sebab ingin menjadi kejutan nantinya. Tetapi karena takut terjadi sesuatu, ia pun memutuskan untuk pergi USG.
Wanita itu sungguh tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, saat tau kalau sekarang ia tengah mengandung anak kembar, Jiyeong tidak sabar ingin memberitahu Jungkook.

Dengan langkah pelan, Jiyeong berjalan di lorong rumah sakit menuju pintu keluar. Tetapi belum sempat sampai di pintu, dia melihat seseorang yang sudah sangat ia kenal.

"Jungkook?" Gumamnya pelan.

Tersenyum lebar, Jiyeong melangkahkan kakinya makin lebar untuk menghampiri sang suami. Karena mengira kalau Jungkook datang untuk menyusulnya.

Namun, baru saja ia ingin memanggil, suaranya tercekat di tenggorokan. Kemudian dengan cepat, bersembunyi di sela-sela tempat penyimpanan alat kebersihan.

"Aku tidak sabar mengetahui anak kita, laki-laki atau perempuan"

Jiyeong mengenal suara itu.

Jang Jinhee.

"Iya, aku juga tidak sabar" Saut Jungkook pun dengan lembut mengelus pipi Jinhee.

Dari sela-sela ia bersembunyi, Jiyeong dapat melihat dengan jelas, Perlakuan lembut Jungkook pada Jinhee.

Dengan tangan gemetar, Jiyeong mengusap perutnya penuh sayang.

"Semua akan baik-baik saja" Lirihnya, saat itu juga ia pergi dari sana.

Hati Jiyeong rasanya sangat sakit, berkali-kali lipat. Jungkook, pria itu sangat bajingan.

"Jeon Jungkook, brengsek. Kenapa aku harus mencintai pria sepertimu" Ucapnya di sepanjang melangkahkan kaki ke luar area rumah sakit.

Paman Cha yang melihat dari parkiran pun, cepat-cepat menjalankan mobilnya. Segera keluar dari mobil, saat sudah tepat di samping Jiyeong.

"Nyonya? Kenapa menangis?" Tanya Paman Cha khawatir, Jiyeong sudah seperti putrinya sendiri.

Jiyeong tersenyum, sebisa mungkin menormalkan keadaannya.

"Tidak apa-apa Paman, maklum ibu hamil. Suasana hatinya suka sekali berubah-ubah" Ucapnya lembut.

Paman Cha hanya bisa mengangguk, walaupun ia tidak yakin itu alasan dari Choi Jiyeong.

"Paman Cha, kita ke sungai Han saja. Aku ingin beli jajanan di sana" Ucap Jiyeong lembut pun matanya menatap keluar jendela.

Painful✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang