19

9.8K 1.5K 210
                                    

"Bagaimana bisa?"

Soobin sudah mendapatkan pertolongan. Dan kini bayi itu nampak memejamkan kedua matanya di atas kasur dengan selang yang menghiasi tangan kecilnya.

"Namu"

"Sayang, aku juga tidak tahu kenapa bisa begini. Sungguh"

Wajah Namjoon menunjukkan raut kebingungan luar biasa. Perasaannya ikut campur aduk sekarang.

Ia senang. Karena bisa menolong Soobin. Memberikan sedikit darahnya untuk si bayi yang membutuhkannya.

Tapi tetap saja.

"Kenapa bisa? Jadi....Soobin benar-benar anakku?"

Pertanyaan itu yang berulang kali terucap dalam hatinya. Berputar-putar untuk kesekian kalinya tanpa mendapatkan jawaban yang baginya masuk akal.

"Namu, sudahlah"

Namjoon menatap ke arah sang istri dengan kedua mata sendunya.

"Maafkan aku, Sayang. Tapi aku juga tidak tahu kenapa bisa begini"

Ada sorot bersalah disana.

Menggenggam kedua tangan halus nan putih milik sang istri dengan menatap serius.

"Aku tidak berselingkuh di belakangmu, aku bersumpah" ujarnya.

Saera mengangguk.

"Aku percaya pada Namu. Namu tidak mungkin melakukannya" balasnya meyakinkan.

Dan merekapun berpelukan setelahnya. Saling menguatkan satu sama lainnya dengan kehangatan itu.

"Yang penting Soobin selamat, kan? Soobin sudah baik-baik saja sekarang" lanjut sang istri.

Namjoon tak membalas apapun. Memilih memeluk tubuh kecil sang istri dengan erat dengan pertanyaan dalam hati yang belum terjawab sama sekali.

Dan mereka berada di posisi yang sama selama beberapa menit. Hanya diam dan saling memeluk saja tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Menikmati kebersamaan mereka sebagai sepasang suami istri.

"Sayang"

Dan barulah Namjoon yang terlebih dahulu mengucapkan suaranya. Bersamaan dengan melepas pelukannya. Menatap sang istri dengan pandangan yang sama seperti tadi.

"Aku akan bertanya pada Seokjin mengenai hal ini" meminta izin pada sang istri.

"Untuk apa?"

"Aku....hanya....ingin tahu kebenarannya"

"Lalu? Setelah Namu tahu kebenarannya bagaimana?"

Namjoon diam sebentar. Sebelum mengedikkan kedua bahunya. Masih dengan wajah bingung yang sama.

"Aku...tidak tahu" jawabnya jujur.

Saerapun menghembuskan nafas panjangnya. Mendudukkan sang suami dengan paksa di sofa tak jauh dari ranjang si bayi yang masih nampak pulas dalam mimpinya.

"Aku tidak bermaksud untuk menghalangi Namu"

Ia berdiri di depan sang suami yang duduk di sofa. Meletakkan kedua tangannya di atas kedua bahu Namjoon dan menatap ke arah manik sang suami dengan mata indahnya.

"Aku hanya takut"

"Takut?"

Dibuatnya semakin bingung dengan ucapan sang istri.

"Aku takut kalau kebenaran mengatakan jika Namu itu Ayah kandung Soobin"

"Sayang, aku-"

"Aku takut Namu meninggalkanku"

Mother [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang