35

12.1K 1.5K 234
                                    

Seokjin tidak bisa tidur. Perasaannya mengatakan jika ada sesuatu terjadi saat ini.

"Soobin"

Ya, mengenai bayi itu.

Ia hanya berguling-guling di kasur empuk di rumah yang ditumpanginya.

"Kalau tidak bisa tidur, jangan menggangguku"

Bersama sosok wanita paruh baya yang entah bagaimana ceritanya bisa berakhir satu kamar dengannya.

Yah, lebih baik sebenarnya. Daripada bersama dua pria dewasa lain yang berada di rumah ini.

"Nyonya"

Dan anehnya. Ia diperbolehkan tidur di atas kasur. Berbeda saat di rumah kontrakannya. Saat ia terpaksa tidur di lantai.

"Tidur, Bodoh"

"Soobin...baik-baik saja kan?"

"Kau berpikir Soobin baik-baik saja?"

Seokjin diam sebentar saat mendapat pertanyaan balik. Sebelum mengedikkan kedua bahunya.

"Perasaan saya tidak enak, Nyonya"

"Artinya Soobin tidak baik-baik saja"

Seokjin melotot mendengar balasan itu.

Kemudian ia bangun dari posisi tidurnya dengan raut wajah khawatir yang sejak tadi tidak hilang juga. Sudah tidak menangis seperti tadi sih.

"Itu namanya insting. Ikatan batin seorang Ibu"

Dan diikuti Nyonya Kim. Ikut dengan posisi duduk di atas kasurnya.

"Artinya Soobin...."

Bahkan Seokjin tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri.

"Ya, Soobin pasti berada dalam bahaya bila bersama wanita sinting itu. Makanya kita harus segera menemukannya"

"Ini salah saya, Nyonya"

Menutup wajahnya yang ingin kembali menangis lagi rasanya.

"Kalau saja saya tidak hadir di kehidupan Soobin lagi, pasti Pak Namjoon dan Nona Saera bahagia bersama Soobin" sesalnya.

Plak~

Sebuah tangan melayang dengan suara sangat nyaring.

"Salahmu. Ya, memang salahmu. Sejak awal. Karena dengan bodohnya menyerahkan Soobin ke tangan wanita sinting itu. Salahmu karena tidak meminta tanggung jawab pada Namjoon dan menerima uang recehan sebagai ganti Soobin. Dasar bodoh"

Seokjin hanya diam saja mendengarkan.

"Kalau sejak awal Soobin berada di tangan yang benar, pasti tidak akan seperti ini jadinya. Kenapa kau bodoh sekali sih?!"

"Maaf, Nyo-"

Tok~ tok~ tok~

"APA?!"

Dan disahuti dengan teriakan oleh si Nyonya besar. Terganggu karena perbincangan, ah pencacimakiannya dihentikan oleh ketukan pintu.

Cklek~

"Ikut tidak?"

Dan si Tuan besar yang muncul setelah membuka pintu dengan seenaknya.

"Apa maksud-"

"Cucumu di rumah sakit sekarang"

"APA?!"

-*123*-

Seokjin menggigit bibir bawahnya. Menyesali perasaan buruk yang daritadi menghantuinya.

Mother [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang