26

10.2K 1.6K 673
                                    

Triple update loh kawand2 😳

-*123*-

Sudah seminggu sejak kejadian itu. Dan Seokjin rasanya belum bisa menerimanya hingga tujuh hari berlalu.

Neneknya meninggal.

Diagnosa terakhir karena keracunan. Ditambah penyakit bawaan yang memang sudah diderita sejak lama. Memeperparah.

Dan seminggu ini Seokjin sudah tidak kemana-mana. Sendirian di rumahnya. Mengabaikan semua panggilan dan chat yang masuk ke ponselnya hingga ponsel itu mati. Kehabisan baterai.

Ia tak perduli lagi jika ia dipecat dari pekerjaannya. Tak perduli lagi jika harus dikeluarkan paksa oleh pihak kampus karena ketidakhadirannya dalam seminggu ini.

Ia sudah seperti tidak memiliki alasan hidup lagi. Satu-satunya keluarganya sudah tidak ada.

"Soobin"

Ah, ia masih memiliki satu keluarga lagi ternyata.

Satu-satunya keluarganya saat ini. Satu-satunya yang menjadi alasannya untuk tidak menyusul sang nenek.

-*123*-

"Kau kemana saja? Seminggu ini aku tidak bisa menghubungimu"

Seokjin akhirnya kembali ke rutinitas awalnya setelah seminggu menyendiri.

"Bahkan tubuhmu lebih kurus sekarang, Seokjin. Ada apa?"

Seokjin hanya menggelengkan kepalanya.

"Saya baik-baik saja, Pak"

Pertanyaan ini sudah ia dapatkan saat pertama kali masuk ke dalam kelasnya. Dan Seokjin beruntung.

Sangat beruntung memiliki teman sekelas yang melindunginya.

Ya. Teman-temannya memberikan tanda tangan ke absensinya. Seolah ia tengah masuk kelas dalam seminggu ini.

Dan beruntungnya tak ada dosen yang curiga. Ah, tentu saja selain satu dosen ini. Orang yang kini gantian bertanya padanya.

"Aku membiarkan absensimu penuh, mengingat beasiswamu Seokjin. Berpura-pura jika kau sedang ada di kelasku, meskipun nyatanya batang hidungmu tak terlihat seharipun dalam seminggu ini"

Dan beruntung sekali orang ini juga seolah ikut melindungi beasiswanya.

Sehingga ia tetap bisa menimba ilmu di tempat ini.

"Saya....nenek saya meninggal, Pak"

"Huh? Kenapa?"

"Eum...sakit"

"Kalau kau mengatakan padaku sebelumnya, mungkin aku akan membiarkanmu begitu saja Seokjin"

"Maaf, Pak"

Hening setelahnya.

"Eum, Soobin apa kabarnya Pak?"

Hingga Seokjin kembali mengeluarkan suaranya untuk bertanya.

"Dia sehat dan semakin besar"

"Benarkah? Saya senang mendengarnya"

"Kau mau bertemu dengannya?"

Seokjin menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Maksudku, mungkin Soobin bisa sedikit mengobati rasa sedih akan kehilangan nenekmu?"

Seokjin nampak berpikir sejenak, sebelum kembali mengeluarkan suaranya.

"Saya ingin sekali, Pak. Tapi Nona Saera pasti tidak akan mengizinkannya" jawabnya tidak bersemangat.

Mother [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang