20

11.3K 1.5K 275
                                    

Seokjin rasanya tak bisa makan dengan tenang sekarang. Ada pria di sebrang meja yang tengah menatapnya intens. Menunggunya seolah menyuruhnya agar cepat menyelesaikan acara makannya.

Dan yang lebih penting lagi. Seokjin belum memikirkan penjelasan apa yang akan ia berikan sebagai jawaban untuk pria ini.

Menyebalkan pikirnya.

"Jangan mengulur-ulur waktu, Seokjin"

Diberi peringatan saat ia nampak berpikir dan menghentikan sejenak suapannya.

Buru-buru Seokjin hanya mengangguk saja. Cepat-cepat menelan tiap suapan yang masuk ke dalam mulutnya.

"Uhuk~ uhuk~"

Hingga tersedak akibat terburu-buru.

"Makan yang benar"

Hampir saja Seokjin berdecih dan mengumpat kalau tidak ingat jika pria ini yang memberinya uang tiap bulannya.

Mengambil air dan meminumnya cepat agar tidak kembali diberi komentar oleh pria ini.

Beberapa menit ke depan, akhirnya Seokjin selesai dengan makanannya. Dan bodohnya lagi, ia belum mendapatkan jawaban untuk pria ini.

'Apa aku harus jujur?'

Berpikir keras akan pertanyaan yang mengelilingi kepalanya.

"Sudah kenyang kan? Jadi sekarang katakan"

Seokjin menggigit bibir bawahnya sejenak sebelum mengeluarkan kembali suaranya.

"Saya.... Meletakkan Soobin di rumah Bapak" cicitnya pelan.

"Bukan itu yang kutanyakan, Seokjin. Aku tanya, bagaimana bisa kau menjadi Ibu Soobin dan aku ayahnya" ulang Namjoon dengan pertanyaan yang sama.

"Yah...karena..... Takdir?"

Jawaban ragu-ragu yang benar-benar membuat Namjoon naik darah saja rasanya.

"Aku serius, Seokjin. Aku benar-benar tak mengingat apapun"

"Saya... Juga... Tidak ingat, Pak"

"Mana mungkin kau tidak ingat. Jelas-jelas tadi kau ingat jika aku ayah Soobin"

Benar juga. Astaga. Seokjin rasanya sudah tidak tahu harus membuat naskah baru apalagi di waktu yang singkat seperti ini.

Nyatanya, orang ini terlalu pintar untuk tahu kebohongannya. Dan ia juga tak terlalu pintar berbohong.

"Bapak...baru pindah ke kampus saya...kapan?"

Namjoon mengerutkan kening. Nampak berpikir akan pertanyaan yang dilayangkan padanya.

"Sekitar enam bulan yang lalu mungkin" jawabnya sambil menghitung-hitung.

"Kalau mengajar di kelas saya?"

"Mungkin sebulan setelah pindah kesana. Kenapa memangnya?"

"Artinya Bapak baru mengenal saya setelah pindah dan mengajar di kelas saya kan?"

Sebuah anggukkan Namjoon berikan sebagai jawaban.

"Dan saat Soobin sudah ada bersama Bapak, kan?"

Lagi-lagi Namjoon memberikan anggukkannya.

"Sebenarnya saya juga sama"

Namjoon mengerutkan keningnya.

"Apa maksudnya?"

"Tidak benar-benar sama sih sebenarnga. Saya juga baru mengingat Bapak ketika Bapak datang ke kampus saya"

"Jadi sebelumnya....kau tidak tahu aku?"

Mother [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang