Senin telah tiba~
Senin telah tiba~
Hore~
Hore~
Hatiku gembira~Sesuai agendanya hari ini, si ibu kita akan datang ke toko dan mulai bekerja setelah beberapa minggu ini menyelesaikan cuti pernikahannya sekalian seminggu cuti wajib yang memang diagendakan toko untuk meliburkan diri seminggu sekali tiga bulan.
Setelah berbagai drama rutin layaknya hari-hari biasa terjadi pagi ini, akhirnya ia dapat berangkat menuju toko diantar sang suami setelah sebelumnya sempat mengantar si bungsu sekolah.
Sehun bersikukuh untuk mengantar, padahal Jisoo sangat handal menyetir dan mempunyai mobil pribadi juga. Pria itu beralasan ingin merasakan sensasi menjadi suami yang siaga menemani istrinya termasuk untuk mengantar berangkat kerja.
"Nanti pulangnya jam berapa, Yang?"
Jisoo yang sedang sibuk membalas pesan di ponselnya menoleh. Kepalanya arahkan ke atas seraya mengingat. "Hmm, mungkin jam dua. Sebelum anak-anak pulang."
"Ooh, yaudah.. Wawan nanti biar aku yang jemput aja."
"Kamu sih, gak ngebiarin aku bawa mobil," keluhnya, "tapi apa gak sibuk? Kalau enggak, biar aku aja deh. Gampanglah, bisa naik taksi atau pinjam mobilnya Bona."
Kepalanya menggeleng. Pandangannya yang tadi lurus ke jalanan ditolehkan beberapa detik pada sang istri untuk membantah argumen barusan. "Gak usah, nanti kamu capek abis jemput Wawan terus balik ke toko lagi."
"Terus apa bedanya sama kamu? Jemput Wawan, terus jemput aku, terus balik ngantor lagi. Lebih rumit siklusnya kamu kali."
Lelaki itu tersengir, "Kan the stronger husband. Bisa diandalkan kapanpun dan di manapun." alisnya sengaja dinaik turunkan.
Bibir Jisoo mengerucut, "Suka-suka kamu aja deh. Emang susah debat sama laki-laki."
"Heh, itu kalimatnya aku loh."
[[•]]
Hari ini suasana di kelas 7C, kelasnya Jeongwoo dan Haruto, tampak ramai. Berbagai penghuni kelas sibuk sendiri-sendiri dengan urusannya. Ada yang belajar, buka sosmed, ngerumpi, dandan, sampai ada beberapa anak yang menyalin pekerjaan rumah milik temannya. Jangan heran, meski baru menginjak kelas 1 SMP, murid-muridnya sudah pro berdandan. Iyalah, orang wali kelasnya Buk Jinni.
Tepat di jam pertama setelah upacara, yang artinya saat ini, mereka akan segera melaksanakan ulangan. Bisa dibilang Buk Jinni itu 11, 12 sama Pak Junedi. Sama-sama aneh. Si ibuk paling masuk kelas cuma buat suruh murid-muridnya baca, ngasih tugas, terus bilang 'Minggu depan kita ulangan ya.' WHAT THE....
Meski hari ini ada ulangan, tapi beliau tetap meninggalkan tugas juga. Katanya biar pinter. Iyain. Pinter dandan baru ada pengikutnya.
"Duh, To. Gue belum siap ulangan, suwer! Semalam keterusan nontonin Bang Ajun mabar sama Bang Yoshi. Lupa gue belajarnya."
Haruto garuk-garuk kepala. Jika biasanya ia selalu mencari celah untuk menghina dan menistai Jeongwoo, tapi kali ini dia mingkem. Soalnya si doi punya permasalahan yang sama. Keterusan ikut Wawan sama Bang Cio main boneka-boneka.
"Kita batalin aja ulangannya!"
"Loh emang bisa? Tinggi banget gitu, pangkat lo sampai bisa batalin ulangannya Buk Jinni?"
Haruto senyum-senyum licik. Jeongwoo jadi makin penasaran.
Tiga puluh menit berlalu, untunglah hari ini Buk Jinni datang agak cepat dari biasanya. Guru dengan dandanan lumayan menor tapi cantik, berlenggak-lenggok ke arah kelas 7C. Jika ada ulangan begini, memang beliau suka ambil jatah telatnya sebentar. Sekitar 30-50 menit lah.
KAMU SEDANG MEMBACA
13 Harta Karun (√)
HumorSepasang pasutri baru, kedatangan 13 anak laki-laki. Hidup dalam satu atap dengan kepribadian yang tentunya berbeda bahkan sangat bertolak belakang. Lalu, bagaimana rusuhnya rumah saat 13 anak laki-laki disatukan? TOTAL BAB: 1-16 ©Januari 2020 ©19 A...