[13]Liburan/Survival?

1K 177 55
                                    

"LIBURAN?"

Seisian rumah kompak ngegas setelah ajakan liburan tercetus dari bibir papa muda. Niatnya, karena anak-anak dan si bapak dapat jatah libur tahun baruan dua Minggu, tercetaklah ide untuk melakukan liburan. Lumayan juga, biar anak-anak bisa refreshing paska ujian, sekaligus biar papa sama mama jadi punya acara liburan pertama setelah menikah. Itung-itung ganti bulan madu.

"Gimana?"

Semua angguk-angguk tanpa terkecuali. Siapa sih, yang mau nolak ajakan semenggiurkan liburan?

Hyunsuk mengangkat tangannya. "Ucuk sebagai perwakilan, sekaligus sebagai abang tertua, menyatakan kalau ketiga belas kepala dari kami, menerima ajakan liburan." si abang mendadak kerasukan jiwa ksatria kalau dilihat dari cara bicaranya.

Para adiknya juga cuma angguk-angguk. Soalnya udah nggak bisa ngomong banyak, setelah dengar kata liburan.

"Eum.. tapi liburan kemana, Pih?"

[[•]]

WHAT??? A villange?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WHAT??? A villange?

Seriusan nih, liburannya di cham to the pung?? Hyunsuk menatap prihatin pada rumah yang mereka singgahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seriusan nih, liburannya di cham to the pung?? Hyunsuk menatap prihatin pada rumah yang mereka singgahi. Dia pikir mereka bakal liburan ke Eropa, atau Korea kalau enggak Jepang juga boleh deh. Kalau mau bersikeras ngelokal juga, emang nggak bisa ke Bali aja? Kenapa harus ke kampung begini? Ini mah bukan liburan namanya, tapi survival!

Kedua belas adik-adiknya sudah mengikuti jejak Mamih Ji masuk ke dalam rumah. Sementara Hyunsuk masih debat sama batin, takut kalau alerginya kumat. Ini mah namanya cari penyakit. Pasti di dalam sofanya kumal, kasurnya keras, dindingnya lumutan, lotengnya bocor-bocor, terus banyak debu. Ewwwh, apalagi kalau nanti kamar mandinya menyjygkan. Dipastikan auto mati berdiri kalau bener.

"Hyunsuk?"

"Hyunsuk?"

Tersadarkan dari lamunan yang bukan-bukan, Hyunsuk menyahut panggilan si Papih Muda dengan senyuman yang amat sangat terpaksa.

"Ayo masuk."

"Iya, Pih."

Tamat sudah riwayat hidup Hyunsuk di sini. Entah berapa bulan ia harus mandi dengan sabun khusus penghilang hawa-hawa miskin setelah nanti sampai di rumah. Udah bagus kalau Hyunsuk nggak beneran mati tertekan selama di sini. Kalau iya kan, nanti beritanya nggak etis, masa udara terakhir yang dia hirup berasal dari tempat orang-orang susah. Huhuhuu, nggak ridho sampai di surga.

13 Harta Karun (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang