Pulang dari liburan, semua penghuni rumah kembali pada kehidupan normalnya. Anak-anak sibuk sama sekolah mereka, si papa sibuk sama urusan kantor, dan si mama yang kebetulan lagi nggak enak badan udah sejak tiga hari yang lalu, jadi dia memutuskan untuk stay at home.
Padahal suami tercinta sudah merelakan diri untuk ikut libur dan menemaninya di rumah. Tapi Jisoo menolak dan berdalih bahwa ia hanya kelelahan, dan terserang flu biasa. Jisoo mikirnya keterlaluan aja kalau sampai Sehun absen ke kantor cuma karena dia yang nggak enak badan.
"Kamu udah ke dokter?"
Jisoo yang sedang bersender di punggung ranjangnya, memberikan gelengan kecil sebagai respons untuk sang kakak yang menghubunginya pasca tahu Jisoo tengah sakit. "Kemarin Sehun udah beliin obat di apotek. Lagian aku nggak separah itu kok. Masih bisa duduk agak lama, terus masih kuat jalan juga. Kayaknya aku kecapekan abis jalan jauh aja deh, Mbak."
"Iya tapi kan, tetep aja, Ji. Ke dokter buat memastikan. Lagian pulang liburan udah hampir seminggu kan? Kalau masuk angin atau kecapekan gara-gara itu harusnya sehari dua hari kamu udah baikan."
Cemberut, Mbak Uzin kaya nggak tahu fisiknya gimana aja. Dari dulu di antara saudara-saudaranya yang lain, Jisoo paling gampang sakit. "Ah, Mbak. Aku kan udah biasa kalau kebagian jatah sakit, durasi waktunya itu lama. Iya, nanti aku periksa ke dokter kalau belum baikan juga."
"Harus! Mbak khawatir loh, Ji. Sehun ngomong kalau kamu lagi sakit. Lagian ini bukannya ngomong langsung ke mbak, malah suami kamu yang ngasih tahu. Jangan capek-capek banget, mana lagi rame anak-anak di sana——" omelannya tersendat, Mbak Uzin mengerjap sambil memasang raut berpikir. "eh, Ji..."
Raut Mbak Uzin yang tiba-tiba berubah, membuat Jisoo di sebrang sini menjadi penasaran. "Kenapa, Mbak?"
"Kamu bilang tadi badannya lemes, kalau makan bawaannya pengen keluar lagi? Ya Allah, Ji..."
Ih, Mbak Uzin ngegantung mulu. Bikin Jisoo makin penasaran. "Kenapa, Mbakk?"
"Kamu udah cek, belum?"
"Cek?"
"Bisa aja kalau sekarang kamu lagi hamil!"
Eh? Jisoo sama sekali tak berpikir sampai sana. Masa iya sih?
"Nggak mungkin deh Mbak kayaknya. Aku pasti ya cuma sakit biasa." bantah Jisoo tak mau langsung yakin. Dia takut berharap duluan.
"Ihhh, kok nggak mungkin? Ya mungkin aja dong! Mungkin banget! Orang kamu ada suami. Nggak lagi LDR pula. Ditambah kemarin pulang liburan, pasti makin sering bikin usaha, kan?"
"Ah, Mbak. Jangan gitulah..."
Uzin tertawa di video. Maklum, Jisoo itu paling bungsu di antara saudaranya. Jadi dulu paling polos, dan paling akhir tahu yang itu-itu. Makanya kalau bahas-bahas begituan, dia yang paling nggak berani. Maluu...
"Pokoknya kamu beneran ke dokter dulu. Entah itu nanti buat konsultasi penyakit atau emang sekarang kamu lagi nyimpan dedek bayi."
Jisoo menggeleng sambil tersenyum. Aaminn.
"Ayo dong. Mbak udah pengen punya keponakan dari kamu."
"Aduh, Mbak. Kalau bisa ngatur sih, aku juga pengen langsung dikasih. Tapi ya gimana, harapannya udah ada, doa sama usaha juga, cuma ya belum dikasih bisa apa?"
[[•]]
Rumah tidak ramai seperti biasa, padahal penghuninya telah lengkap. Semuanya sibuk dengan balon pikiran masing-masing. Ada yang senderan, selonjoran, tiduran, macam-macam gayanya, tapi kepala sedang diisi pikiran masing-masing yang disebabkan satu perihal.
![](https://img.wattpad.com/cover/210700138-288-k205911.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
13 Harta Karun (√)
HumorSepasang pasutri baru, kedatangan 13 anak laki-laki. Hidup dalam satu atap dengan kepribadian yang tentunya berbeda bahkan sangat bertolak belakang. Lalu, bagaimana rusuhnya rumah saat 13 anak laki-laki disatukan? TOTAL BAB: 1-16 ©Januari 2020 ©19 A...