[01] First Time We Meet

5.2K 499 41
                                    

"bang, ini rumah baru kita?"

Tiga orang anak lelaki baru saja memasuki pekarangan rumah besar. Mereka menggiring langkah menyusuri halaman yang cukup luas untuk lebih mendekat lagi ke arah rumah. Jangan lupakan, satu-satu dari ketiganya menarik satu koper besar, juga beberapa bawaan lainnya yang terlihat ribet untuk dibawa.

"lumayan gede sih. Kayaknya kita gak bakal alergi tinggal di sini." si lelaki cat rambut hitam-pirang, berseru. Tubuhnya yang paling pendek, dan gayanya paling modis. Oh iya, ia juga membawa satu boneka babi besar dalam gendongan.

Ketiganya kembali mengamati sekitaran, hingga akhirnya secara kompak kembali menarik langkah untuk kembali mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiganya kembali mengamati sekitaran, hingga akhirnya secara kompak kembali menarik langkah untuk kembali mendekat.

"panggil, By"

"ih kok Dobby, bang?"

"kecil-kecil itu gak boleh ngebantah sama abang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kecil-kecil itu gak boleh ngebantah sama abang. Kualat tau gak? Mau masuk neraka?"

"yaelah bang, harusnya yang paling kecil itu disayang. Bukan di suruh-suruh. Kualat tau gak? Mau abang masuk neraka?"

Satu orang yang sejak tadi diam, mulai geram dengan perdebatan kedua saudaranya. Malas mendengar bacotan sang kakak dan adik, akhirnya ia memilih untuk jadi si pemanggil.

"ASSALAMUALAIKUM!" setengah ngegas.

"woi! Pelan napa, Ben! Kayak mau ngajak orang rusuh aja?!" Hyunsuk, si abang paling tua bersabda. Ia mengusap-ngusap sekitaran telinga yang sedikit berdengung lantaran teriakan sang adik.

"iya nih, Mas Ben! Telinga Dobby sakit tau!" yang paling kecil ikut mengomel.

Yoonbin yang menjadi target kekesalan kedua saudaranya hanya berlagak tak peduli. Ia memang begitu. Irit ekspresi. Tanpa memedulikan dua orang yang sepertinya masih ingin mengomel, ia putuskan untuk menarik langkah masuk ke teras rumah. Berteriak sekali lagi, namun kali ini lebih etis dengan nada sopan dan ketukan pintu.

 Berteriak sekali lagi, namun kali ini lebih etis dengan nada sopan dan ketukan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
13 Harta Karun (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang