"Win? Bisa dengar saya?" Ucap sang dokter.
Win menoleh ke arah samping, guna menemukan sosok yang berbicara padanya.
"Iya" jawab Win dengan suara yang lemah.
"Coba gerakkan tanganmu" ucap dokter lagi.
Win mencoba mengepalkan tangannya. Sedikit susah, karna memang dia tak pernah menggerakkannya selama sebulan ini.
"Oke. Jangan paksakan dirimu." Ucap dokter menyudahinya.
"Selamat. Win sudah melalui masa komanya. Dan mungkin, dia akan melakukan beberapa terapi agar otot otot nya tidak kaku." Ucap dokter yang beralih bicara pada ibu Win.
"Terimakasih dokter" ucap ibu Win dengan senyum yang mengembang, dan sedikit membungkukkan tubuhnya saat dokter mulai berjalan pergi bersama dengan 2 orang perawat di belakangnya.
"Win? Ini mae nak" ucap ibu Win, yang lalu berjalan menghampiri Win.
"Mae.." ucap Win menatap ibunya.
"Iya" jawab ibu Win, sambil mengangguk dan menangis, lalu memeluk putranya.
Pagi harinya..
"WINNN" teriak Aj yang baru saja memasuki ruangan Win sambil berlari menuju ke arah Win yang sedang duduk bersandar di atas ranjang.
"Hei hei. Suaramu terlalu kuat" ucap Win, saat Aj berlari ke arahnya, lalu memeluknya.
"Biarin..soalnya aku ga nyangka kau bakal bangun" ucap Aj
"Oh..jadi, kau berharap aku tak akan bangun selamanya?" Ucap Win, sambil tertawa, dan diikuti gelak tawa dari semua orang yang ada di sana.
"Hahaha..sudah. Tante tinggal sebentar ya." Ucap Ibu Win.
"Ah iya tante." Ucap Fong, dan mendapat anggukan dari Aj dan Jj.
"Mae pergi dulu ya?" Ucap Ibu Win, berjalan ke arah Win, dan mencium pucuk kepala Win sebelum berjalan pergi.
"Hati hati mae" ucap Win.
Beberapa menit kemudian.
Win masih duduk bersandar di atas ranjangnya. Sedangkan tiga orang temannya, sedang bermain game di sofa yang terdapat di dalam sana.
Win menoleh ke arah pintu, karna merasa ada seseorang di luar sana yang sedang mengawasi dirinya. Namun, saat Win melihat ke luar melalui kaca bening panjang yang terdapat di tengah tengah pintu, dia tak melihat siapapun.
"Win" panggil Fong, yang ternyata sudah berdiri di samping Win.
"Oh? Ada apa?" Ucap Win kaget, karna dia tadi sedang terfokus ke arah pintu.
"Kau liat apa?" Ucap Fong, yang lalu melihat ke arah pintu juga.
"Ah tidak ada." Ucap Win sambil tersenyum.
"Wah wah ini yang kurindukan. Senyummu." Ucap Aj, ikut mendekat ke arah Fong dan Win, tak lupa kembarannya mengikutinya dari belakang.
"Hahaha bisa aja. Kalian tidak main lagi?" Ucap Win.
"Sudah kalah" ucap Jj dari belakang tubuh Aj, dan membuat Win tertawa.
Beberapa hari, Win jalani dengan mengikuti terapi untuk meregangkan kembali otot ototnya. Dan selama itu juga, Bright tak pernah nampak batang hidungnya. Terkadang, terlintas di pikiran Win, kemana Bright selama ini pergi? Bagaimana keadaannya? Dan apakah Bright sudah melupakannya? Namun, semua pikiran itu dia kesampingkan, saat kembali mengingat kejadian malam itu di bar.
Saat ini, Win sedang berjalan di lorong rumah sakit yang tampak ramai dengan lalu lalang dokter, perawat, ataupun pasien pasien lain. Win berjalan perlahan, karna memang otot ototnya masih sedikit kaku. Tujuannya saat ini adalah toilet. Ibunya sedang pergi ke kantin untuk membeli makanan untuknya. Jadilah dia berjalan sendiri sekarang. Dia terus berjalan, dan sekarang dia sudah bisa melihat tanda 🚹/🚾

KAMU SEDANG MEMBACA
HEY! FUCK BOY [BRIGHT VACHIRAWIT]
FanfictionSeorang anak laki laki kecil bernama lengkap Bright Vachirawit Chivaaree, memiliki seorang sahabat bernama Win Metawin. Dua anak itu terpisahkan, saat Bright dan keluarganya pindah ke suatu kota besar di Thailand, tepatnya di Bangkok. Setelah bebera...