26🦊🐰

4.3K 338 26
                                    

Bright mendengus kesal. Ia mengerutkan keningnya. Gurat di wajahnya,  menampilkan jika ia sedang kesal saat ini. Bagaimana tidak? Beberapa menit lalu, Win mengajak Luke untuk masuk ke dalam kamarnya, dan kini dua orang itu sedang asik bercanda tawa di sofa panjang yang ada di kamarnya. Bahkan, mereka melupakan seseorang yang sedang menahan emosinya itu.

"Win, ayo kita berfoto" ucap Luke, mengangkat HP nya ke atas,  dan bersiap untuk menangkap gambar.

Win mendekatkan dirinya ke arah Luke, dan mengambil pose untuk berfoto.

"Oih..kau  terlihat lucu sekali dengan bando kelinci ini" Ucap Luke, menunjukkan hasil foto mereka berdua.

Hati Bright semakin panas melihat kedekatan Win dan sepupunya itu.

"Siapa yang kau bilang lucu?" Sela Bright, sehingga kedua mahkluk tersebut menoleh ke arah Bright.

"Pacarmu" jawab Luke dengan santai.

Bright menatap Win, dengan tatapan super dinginnya.  Dan itu, membuat Win menunduk ketakutan. Ia sangat benci tatapan itu. Tatapan, dimana Bright seperti seseorang yang bisa membunuhnya kapan saja.

"Aaa..Lu..Luke..i..ini sudah malam. Bukankah sebaiknya kau tidur?" Ucap Win yang masih tertunduk.

"Hmm..tapi, aku belum puas bicara denganmu"

"Tidakkah kau dengar? Dia menyuruhmu untuk tidur. Itu berarti, kau harus keluar dari sini." Ucap Bright, dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Baiklah..aku akan pergi. Dah Win" Luke melambaikan tangannya sebelum keluar dari kamar Bright.

Suasananya kembali hening, setelah kepergian Luke. Win tak berani menatap manik coklat milik sang dominan. Dia hanya menunduk takut, karna Win bisa melihat dari sudut matanya, Bright sedang menatapnya tajam. Bright melangkahkan kakinya agar lebih dekat ke arah Win yang sedang duduk di sofa panjang itu. Bright menghentikan langkahnya tepat di depan Win.

Win yang masih menunduk, hanya bisa memainkan jarinya.

"Apa kau bermain main denganku bunny?" Suara berat Bright, seolah menggelitik seluruh tubuh Win. Nafasnya seperti berhenti untuk sementara waktu.

"A..aku.."

Bright mengarahkan jari telunjuk kanannya ke arah dagu Win. Dan mengangkat wajah Win, dengan satu jari tersebut, agar sang submisive memandang matanya.

"Tatap aku jika kau bicara"

Lagi lagi, suara Bright membuat lidah Win menjadi kelu. Matanya berusaha menghindar dari tatapan mengintimidasi yang diberikan pria di depannya ini. Tatap manapun, asal jangan manik Bright saat ini. Karna terlalu menakutkan untuknya.

"Win" panggil Bright.

Win semakin katakutan dibuatnya. Dia takut, karna saat Bright seperti ini, itu mengingatkannya pada Bright yang dulu. Dan dia benci itu. Matanya berkaca kaca. Air matanya siap untuk turun kapan saja.

"Ma..maaf..Bright.." cicit Win, dan detik berikutnya isakan pun terdengar dari mulut si kelinci tersebut.

"Apa kau takut padaku?"

Win mengangguk samar.

"Tatap aku sebantar saja sayang." Ucap Bright.

Win perlahan menggulirkan pandangannya ke arah manik kecoklatan Bright. Dan memandang manik itu. Pandangan Bright berubah. Tak seperti tadi. Kini, pandangannya melembut. Itu membuat Win lega. Namun, air matanya kini malah turun dengan derasnya. Dan itu, membuat Bright kebingungan, dan panik.

"Sayang..maaf. Berhentilah menangis." Ucap Bright, yang terlihat panik, dan duduk di samping Win sambil berusaha menyeka air mata yang turun membasahi pipi gembil si kelinci.

HEY! FUCK BOY [BRIGHT VACHIRAWIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang