Penghujung Mei

18 0 0
                                    

Hai Mei, aku ingin bercerita banyak hal tentangnya. Bolehkah?

Untukmu pemilik senyuman manis itu. Sahabat yang kusayangi.

Aku tahu kamu pernah sangat kecewa, kamu pernah ingin mengakhiri semuanya. Saat sudah terbang terlalu tinggi, lalu jatuh begitu keras.

Kamu juga mungkin lupa seni tertawa, saat semua berjalan tak semestinya. Saat kamu dipecundangi dunia.

Kamu boleh lari, tapi jangan lupa kembali lagi. Kamu harus sembuh dari luka itu, lawan egomu sendiri.

Aku tahu kamu manusia baik, istirahat sejenak jika lelah. Tapi jangan tutup pintu hatimu rapat-rapat. Untuk apa milyaran manusia di muka bumi jika kamu terus bersembunyi? Padahal banyak yang peduli, itu egois namanya.

Terkadang dunia memang tidak adil. Tapi percayalah, Tuhan selalu punya rencana dibaliknya.

Saat ini kamu mungkin bukan pemenang, hanya ranting yang sebentar lagi patah, hanya duri dari sebuah mawar indah, hanya punya luka yang menganga. Itu bukan salahmu, itu proses yang mendewasakanmu.

Kamu tahu, di saat Tuhan ingin menjelaskan apa itu keindahan, dia menciptakan kamu.

Kamu mungkin tak sadar, tapi coba lihat orang-orang disekelilingmu, mereka menyangimu, mereka tersenyum padamu. Karena kamu keindahan yang mereka punya. Kamu sumber bahagianya. Begitupun peran mereka untukmu, bukan?

Mulai hari ini, jangan egois ya ... beri mereka kesempatan untuk membuatmu bahagia pula.

Bagi sedihmu padanya. Jika kamu terluka lagi, jangan pergi dengan sayapmu. Tapi tersenyumlah, lalu minta pelukan sayang dari sekelilingmu.

Saat ini aku memang jauh darimu, bukan yang paling berarti untukmu mungkin. Tapi aku juga peduli padamu. Bolehkah?

Untuk itu, izinkan aku jadi sandaranmu, pendengar dari setiap ceritamu. Terima kasih.

Tertanda
Div🍔

Curahan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang