06# Untruth

1.6K 144 10
                                    

Jungkook kini disibukkan dengan berkas-berkas yang menumpuk di atas nakas, ia memilih untuk mengerjakannya di rumah sebab tak tahan dengan rindu pada sang istri yang semakin lama semakin tak karuan saja. Dan Tzuyu? Wanita itu memilih untuk membuatkan secangkir teh hangat spesial untuk sang suami.

"Jung? Minumlah, aku harap dapat meringankan bebanmu." Ujar Tzuyu sembari menyodorkan cangkir kecil yang terukir bunga-bunga indah pada benda berwarna putih tersebut.

Jungkook tersenyum manis menanggapinya, ia kemudian meraih teh tersebut lalu dihirupi si aroma dengan lamat dan untuk kemudian meminumnya dengan perlahan-lahan. Melihat hal itu, Tzuyu tersenyum dan mencium pipi Jungkook sekilas. Tentunya, hal ini membuat pria Jeon tersebut sedikit terkejut akan ciuman yang Tzuyu berikan secara tiba-tiba.

"Terima kasih, sayang."

"Tidak masalah, dan sudah aku bilang bukan? Jika pekerjaan-mu masih banyak, selesaikan saja di kantor. Jangan terlalu memaksakan dirimu, Jungkook."

Yang diberikan nasehat hanya terkekeh kecil dan meraih pinggang ramping Tzuyu setelah meletakkan cangkir teh tersebut di atas nakas--tepat di sebelah berkas-berkas penting milik-nya yang kini telah dimasuki ke dalam sebuah map berbahan plastik agar tidak dapat menembus dari basahnya air.

"Baiklah-baiklah, aku minta maaf. Sejujurnya, aku begitu merindukanmu tadi. Jadi, mau tidak mau aku harus pulang dan melihat keadaan istriku tercinta ini bukan?" Jelas Jungkook yang sontak mendapatkan tawaan kecil dari Tzuyu, untuk seperkian detik berikutnya--wanita itu menghentikan tawanya, ia dengan sigap membungkam mulut menggunakan kedua tangan lalu berlari cepat ke arah kamar mandi.

Melihat hal itu, Jungkook berdiri dan mengikuti Tzuyu untuk masuk.

"Jangan kemari Ju--huek! Jung, ini menjijikkan." Ujar Tzuyu disertai dengan nada mualnya, namun hal itu tidak membuat Jungkook berhenti.

Walaupun cukup menjijikkan melihat orang yang mual dan mengeluarkan muntahan, Jungkook tetap setia dan bahkan kini ia memijat-mijat tengkuk Tzuyu agar sang istri merasa cukup lebih baik.

"Kau tidak ingat? Di saat sehat maupun sakit, hm?"

Tzuyu hanya menunduk lalu mulai berdiri dan menekan tombol air dorongan agar cairan menjijikkan tadi menghilang, wanita itu kini mulai membuka laci untuk mengambil sebuah sapu tangan. Hingga, satu benda menyadarkan dirinya.

"Jungkook?"

"Hm?" Pria itu mendekat kearah Tzuyu sembari mengoleskan minyak kayu putih di perut sang istri yang telah terekspos sebab Jungkook sedikit menaikkan baju milik Tzuyu.

Tzuyu mengambil sebuah pembalut yang masih tersegel dengan sempurna, ia kemudian mengerutkan kening dan menatap kearah Jungkook. Sesekali ia mengingat dengan usia pernikahan mereka yang kini masuk di bulan ke-tiga. Sudah hampir dua bulan Tzuyu telat datang bulan, kini kedua matanya membulat sempurna.

Mungkinkah hal itu terjadi?

"Ada apa, sayang?"

Pertanyaan yang Jungkook lontarkan pada dirinya membuat Tzuyu sedikit tersentak dan kemudian menggeleng kecil untuk sekedar memberikan sebuah jawaban.

"Jung, aku sudah telat dua bulan ini. Mungkinkah? Jeon kecil hadir di dalam rahimku?"

Jungkook membulatkan kedua matanya dengan antusias, ia kemudian berteriak sembari menciumi wajah Tzuyu dengan gemas. Sesekali Jungkook mengusap-usap perut rata milik Tzuyu dan mengajaknya berbicara.

Melihat respon yang Jungkook berikan membuat Tzuyu sedikit merasa ragu dan takut, masalahnya mereka belum tahu Tzuyu memang mengandung atau tidak. Disebabkan belum ada catatan Dokter yang mengatakan hal sebenarnya.

𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 𝐈𝐬 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang