Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sekarang kandungan milik Tzuyu tengah berusia sembilan bulan. Semakin lama, aura ke-Ibuannya semakin menguar. Fase mengidam sudah Tzuyu lewati dengan bantuan penuh dari sang suami yang tampaknya sepenuh hati dan begitu semangat untuk menyambut kehadiran putra pertama mereka.
Hari ini, merupakan tanggal terakhir check up kandungan. Disebabkan, Dokter telah menentukan kapan tanggal pasti si Jeon kecil akan lahir ke dunia ini. Jungkook selalu setia menemani Tzuyu di hari-harinya, ia bahkan rela untuk tidak berangkat ke kantor demi berdua bersama Tzuyu untuk pergi ke acara khusus Yoga bagi Ibu yang sedang mengandung.
"Sayang? Kau yakin tidak akan masuk hari ini?"
Jungkook sedikit mengangguk yang membuat Tzuyu sedikit mengehela nafasnya pasrah, sudah sekitar satu minggu Jungkook melalaikan tugasnya sebagai seorang pemimpin perusahaan.
Untungnya, orang tua mereka memaklumi hal itu dan ikut turun tangan membantu mengurus jalan-nya perusahaan Jeon dan Chou yang tergabung ketika Jungkook memutuskan untuk mengikat hubungan yang lebih serius kepada Tzuyu yang sekarang telah menjadi istrinya, dan sebentar lagi akan menjadi seorang ibu bagi putranya.
"Aku yakin, Tzuyu. Jangan khawatir, hm? Orang tua kita juga sudah ikut membantu, jadi untuk apa terlalu dipikirkan? Justru sebagai seorang suami, aku memiliki tanggung jawab penuh untuk menemani dan melindungi-mu selalu." Jelas Jungkook yang sontak membuat kerutan di kening Tzuyu menimbul.
"Melindungi? Dari apa?"
Jungkook terdiam tidak sedikitpun berpikir untuk menjawab pertanyaan yang Tzuyu lontarkan, ia terlalu bingung untuk menjelaskannya. Sejak Tzuyu menanyakan masalah yang ia hadapi, mulai saat itulah kebohongan yang ia berikan pada sang istri.
"Dari masalah tentunya, sudah cepatlah kita bisa terlambat ke kelas Yoga nantinya." Ujar Jungkook lalu membuka pintu mobil sembari membantu Tzuyu untuk naik, pria Jeon itu hanya terdiam dan dengan cekatan memasangkan seat belt pada tubuh sang istri.
"Aku harap kau tidak berbohong, Jungkook." Gumam Tzuyu dengan pelan namun tentunya dapat Jungkook dengar dengan baik, sangat baik sebab dirinya masih sibuk untuk memasangkan benda itu dengan benar agar Tzuyu cukup terlindungi.
Wanita itu, kembali lagi dan menghantui pikiran Jungkook selama ini. Ia mengamcam akan melenyapkan nyawa sang istri dan putranya yang bahkan belum melihat dunia ini sebab dirinya yang jatuh terlalu dalam pada Jeon Jungkook. Belum lagi masalah tersebut, trauma Jungkook akan masa lalu membuatnya menjadi Jeon Jungkook yang terkenal sadis dan kejam.
Kenapa? Selama ini, hampir sepuluh nyawa Jungkook lenyapkan dengan kedua tangan-nya. Andai saja ia berani mengakui pada Tzuyu, namun sayang Jungkook terlalu takut Tzuyu akan memilih pergi dari hidupnya. Tidak, Jungkook tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.
Bahkan ia berpikir, bukankah tangan yang selalu mengusap jagoan-nya yang di dalam perut sama saja dengan tangan yang sudah berani untuk melenyapkan nyawa orang lain? Ya, walaupun nyawa yang ia lenyapkan bukanlah sembarangan nyawa. Jungkook hanya melenyapkan orang-orang yang terkenal akan pengkhianatan dan kejahatan mungkin?
Lagipula, ia akan memberikan uang jaminan untuk keluarga sang korban. Dan membentuk sebuah surat sebagai pengantar jasad yang sudah dibersihkan.
"Jungkook? Aku merasa ada yang berbeda denganmu akhir-akhir ini, apakah sebab diriku? Yang merepotkan-mu, Jung?"
"Apa maksudmu? Tentu tidak, sayang. Jangan pernah berpikiran seperti itu lagi, kau tidak pernah merepotkan-ku sekalipun-" Jungkook kemudian mengambil tangan kanan Tzuyu dan digenggamnya, "-Karena walaupun begitu, aku justru senang dapat mengabulkan permintaan-mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 𝐈𝐬 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚
FanfictionMature Content [🔞+] ____________________________________________________ Tak pernah sekalipun Tzuyu membayangkan bahwa hidupnya akan sebahagia ini. Diperistri oleh pria yang begitu mencintai dirinya, sama hal-nya dengan Tzuyu yang begitu menyerahka...