08# Anxious

1.5K 153 15
                                    

Oh Sehun dan Koo Junhoe, hanya sebuah nama yang Tzuyu ketahui dari dua orang pria yang bertubuh lebih tinggi darinya. Dan sekarang mereka tengah sibuk berjaga di depan pintu dan jendela masing-masing sebelah kanan maupun kiri. Jujur, sebenarnya Tzuyu tidak percaya dengan orang-orang ini.

Namun, setelah pembuktian berupa foto-foto bersama Jungkook dan beberapa rekaman bersama--membuat Tzuyu menjadi percaya kepada mereka walau hanya sedikit.

Wanita yang kini tengah bertubuh dua itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Ia berada di sebuah rumah kecil, benar-benar gelap sebab hanya ada satu buah penerang disana. Hingga, sebuah suara mesin mobil membuat Tzuyu sontak berdiri. Begitupun dengan Sehun dan June, mereka berdua dengan sigap berlari ke arah garasi bawah.

Di tempat itu, kini terdapat sebuah mobil sport mewah berwarna hitam pekat. Kedua mata Tzuyu membulat sempurna kala Jungkook keluar dari sana bersama dengan seorang pria paruh baya yang tampak-nya terluka--terlihat darah segar yang mengalir dari kepala serta beberapa luka lebam disana.

"Jungkook!" Pekik Tzuyu sembari berlari keluar, tubuhnya hampir melimbung jika saja Sehun tidak dengan sigap menangkap dirinya.

Jungkook melihat hal itu, tadinya ia ingin membantu Tzuyu--namun pria yang kini tengah dibantunya untuk berjalan itu lebih mengenaskan kondisinya. Dan Jungkook sangat berterima kasih pada Oh Sehun, salah satu bodyguard pribadi kepercayaan-nya.

"Hati-hati, Nyonya."

Tzuyu mengangguk lalu mendekat kearah Jungkook, sedangkan si pria Jeon? Ia memberikan instruksi kepada June untuk membantu paman Lee yang kini mulai berkurang tingkat kesadaran-nya. Sedangkan Sehun? Ia hanya terdiam lalu berinisiatif untuk pergi ke luar rumah untuk berjaga-jaga.

"Kau baik-baik saja, sayang?" Tanya Jungkook dengan nada yang terdengar sangat khawatir, lelaki itu dengan cekatan mengelus perut besar Tzuyu dengan lembut. Untuk kemudian ia memeluk sang istri dengan erat, sesekali Jungkook juga mencium kening Tzuyu dengan hangat.

"Kau bertanya aku baik-baik saja atau tidak? Kau Jungkook! Seharusnya aku yang bertanya kepadamu, Jeon!" Sentak Tzuyu sembari mendorong tubuh kekar itu sehingga pelukan mereka terlepas.

"Sayang dengar, semuanya akan berjalan dengan lancar. Kau tidak perlu khawatir, Tzuyu."

Jungkook menangkup wajah cantik itu dengan lembut, ia kemudian mengusap pipi Tzuyu yang kini sukses dipenuhi oleh air mata. Suara isakkan mulai terdengar kini, tubuh Tzuyu bergetar hebat--tangannya terulur untuk mengusap perut buncitnya.

"Hiks... Hiks... Aku takut Jungkook, mereka siapa? Aku hiks... Hiks... Mereka bahkan mencoba untuk membunuhmu! Kau pikir hiks... Kau pikir aku tidak hiks... Hiks... Tidak khawatir? Dan sekarang kau menyuruhku untuk tenang serta berpikir semuanya akan baik-baik saja?" Teriak Tzuyu dengan dada yang menaik-turun sebab menahan amarah.

Sehun, June, bahkan paman Lee yang mendengar itu menundukkan kepala mereka. Perasaan bersalah mulai menyelimuti ketiga-nya, Sehun dan June merutuki diri masing-masing kala tidak sigap dengan serangan yang terjadi pada Tuan dan istrinya tersebut. Sedangkan Lee? Ia menutup kedua mata dengan pelan, tubuhnya seakan remuk--hatinya berkali-kali mengucapkan maaf.

Namun, sayang sekali--Jungkook tidak pernah berpikir untuk meninggalkan dunia gelap tersebut.

"I'm sorry, babe."

Pria Jeon itu menyatukan kening mereka, lalu mengusap surai Tzuyu dengan lembut.

• • •

Tzuyu terdiam, Jungkook mengatakan mereka tidak akan pulang ke mansion untuk beberapa hari. Pegawai-pegawai disana diliburkan selama satu bulan penuh oleh Jungkook. Kini si lelaki Jeon fokus kepada handphone yang kini sedang di dekatkan ke telinga-nya. Jungkook berbicara dengan pelan sehingga Tzuyu pun tidak dapat mendengar.

𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 𝐈𝐬 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang