Chapter 14洌 Interest

5K 480 128
                                    

Beware of typos and mistakes✨

















Lan Xichen melirik sang adik dari ekor mata, tersenyum geli saat tahu apa yang bermain di kepala si dingin Lan itu. Saat ini mereka dua giok Lan itu sedang berjalan beriringan di jalan setapak yang ditumpuk bebatuan putih, baru selesai menjenguk ayah mereka beberapa menit lepas.

"Wangji, tidakkah kau merasa seni pedang a-Xian tadi itu mengagumkan?" Tanya Lan Xichen memancing si adik untuk mengeluarkan isi fikirannya.

"Mn." Balas Lan Wangji menyetujui membuat Lan Xichen semakin lancar ingin menggoda si adik.

"Aiya bagaimana ini, sepertinya a-Zhan'nya gege ini sedang terpesona ya?~" goda yang lebih tua sembari tertawa pelan membuat telinga si adik memerah malu.

Lan Wangji, "Tidak."

Sekeras apapun mulut Lan Wangji menolak, Lan Xichen masih bisa membaca baik fikiran sang adik. Memang dari awal pertama pertemuan mereka dengan para murid sekte YunmengJiang tempoh hari, Lan Xichen sudah bisa melihat aura ketertarikan sang adik teruntuk si bungsu Jiang itu. Untuk tambahan saja, itu pertama kalinya Lan Xichen melihat aura ketertarikan adiknya yang selama ini tak pernah si adik keluarkan.

Lan Xichen, "Iyakah? Jika begitu, aku bisa dong dekat-dekat dengan Xian'di tanpa perlu dicemburui a-Zhan~"

"Xiongzhang!" Lan Wangji menatap si kakak tajam. Seolah mengatakan kurang ajar! dalam bahasa mata.

Lan Xichen tertawa geli. Percayalah, Lan Xichen mengatakan itu hanya untuk menggoda adik tsundere dinginnya ini. Tidak berniat sedikitpun untuk menjadikan Wei Wuxian sebagai pasangan kultivasinya karna perasaannya sudah menetapkan rasa sayang untuk si bungsu Jiang itu sekedar rasa sayang seorang kakak kepada calon ekherm. adik ipar.

Calon adik ipar maksudnya bukan hanya dari artian adiknya yang akan menjadikan Wei Wuxian sebagai pasangan kultivasi kelak tapi juga dari artian dirinya yang akan menjadikan kakak laki-laki dari Wei Wuxian itu sebagai hakmilik di masa depan. He he he...

Lan Xichen, "Eh? Jadi tidak boleh?"

"Tidak!" Jawab Lan Wangji tanpa berfikir dua kali membuat si kakak kembali menertawakannya.

Lan Xichen, "Kenapa tidak?"

Lan Wangji, "..."

Asdfghjkl! Lan Xichen rasanya ingin tertawa sambil guling-guling di tanah saat melihat bukan hanya telinga si adik yang memerah tapi juga kulit wajahnya. Masih dengan raut wajah tak berekspresi yang merona, Lan Wangji menatap tajam Lan Xichen.

Lan Xichen, "Aiya baiklah baiklah aku berhenti a-Zhan aku berhenti! Hahahaha-"

Lan Wangji, "Berisik! Melanggar aturan!"






Dua hari berlalu, Lan Qiren masih belum juga pulang dari perjumpaan para pemimpin sekte di wilayah sekte QishanWen. Konon katanya perjumpaan itu berkenaan konferensi diskusi yang akan diadakan secara besar-besaran selama tujuh hari berturut-turut.

Dua hari ini juga bagaikan berkah dewa bagi Wei Wuxian si bocah tengil YunmengJiang yang ntah kenapa setiap Lan Qiren melihatnya, si tetua Lan satu itu rasanya terbakar kobaran api hijau Qirong.

Murid-murid dari sekte GusuLan maupun murid tamu juga terlihat lebih santai dari biasanya, sehari-hari yang mereka lakukan itu hanya berlatih berpedang, meditasi, berkultivasi, ada juga yang berlatih memanah dan aktivitas-aktivitas menyenangkan lainnya. Tidak ada jadwal menghadiri kelas Lan Qiren yang membosankan sungguh sangatlah indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

终天之恨 Eternal RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang