-5- Gavin

10 1 9
                                    

[Selamat membaca. Dicerita masih ada typo, jadi kalau ada typo bisa komen aja ya. JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMMENT]

*
*
*

5. Tawaran

Pagi ini Naila merasa enggan untuk berbicara. Semenjak ia di pecat, Naila selalu berfikir bagaimana ia bisa mendapatkan pekerjaan kembali dalam waktu yang cepat. Mustahil Naila bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Jakarta keras bro.

"Nai, lo kenapa? Dari tadi diem aja," Farah merasa ada yang aneh dari Naila. Naila melirik Farah dan menggeleng

"Kalau lo ada apa apa, cerita sama kita," Apa yang terjadi?

"Kita kan sahabat lo Nai, masa masih aja ada rahasia rahasiaan" sahut Elsa

"Gue di pecat."

"HAH?!" Ucap Farah dan Elsa bersamaan

"Stttt." Naila meletakkan jari telunjuknya di atas bibir Naila. "Jangan kenceng kenceng"

"Oke oke" Farah mengangguk. "Kok bisa?"

"Gini ceritanya"

Flashback on

"Sini biar gue bantu" kata Stevi ketika melihat Naila hendak meletakkan nampan berisi gelas ke atas meja. Stevi menurunkan satu persatu gelas dari nampan ke atas meja.

Saat ingin mengambil gelas ketiga, Stevi sengaja membuat Naila menyenggol gelas tersebut. Dan membuat isinya tumpah ke baju Stevi.

"Aww. Lo gimana sih?!" Kata Stevi sambil melihat pakaiannya yang terkena noda. Gavin tersenyum puas ketika melihat tindakan Stevi. Secara tidak langsung tindakan Stevi membuat rencana Gavin berjalan mulus tanpa harus Gavin sendiri yang turun tangan.

"Eh maaf maaf" Naila meletakkan nampan ke atas meja dan mencoba membantu Stevi membersihkan bajunya.

"Gue udah baik mau nolongin lo, Lo malah siram gue" kata Stevi. Kini ia berhasil mencuri perhatian semua orang. Bahkan kini Aksa, Keano dan Daniel pun hanya bisa menatap Stevi dan Naila tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Maaf gak sengaja" Naila benar benar tidak bermaksud seperti itu. Naila mengambil tisu di atas meja dan memberikannya kepada Stevi. "Tisu?"

Stevi meraih tisu tersebut dengan kasar. "Ada keributan apa ini?" Tanya seseorang yang suara khasnya tidak asing di telinga Naila.

Naila membalikkan badannya dan mendapati Pak Adi di belakang Naila. Mati. Naila bingung harus apa. Pekerjaan kini sudah di ujung tanduk. Naila hanya berharap Tuhan bisa membantunya

"Ini pak, dia siram saya" Stevi berbohong. "Saya gak tahu masalah dia apa, sampai dia siram saya"

"Eh? Bukan gitu pak, saya ga sengaja" Naila mencoba membela diri. Pak Adi bingung harus percaya pada siapa. Tetapi dalam hal perdagangan, ia harus mementingkan pembeli.

"Alasan apalagi yang mau kamu buat? Belum lama kamu sudah saya tegur, sudah melakukan kesalahan lagi." Stevi tersenyum puas ketika Naila di marahin atasannya. Ini adalah balasan yang setimpal ketika dia berani berdebat dengan Gavin

"Tapi pak.." ucap Naila lirih. Percuma saja ia membela diri jika tidak ada yang percaya.

"Kamu saya pecat!" Kata Pak Adi dengan tegas.

Flashback off

"Jadi gitu ceritanya"

"Sumpah ya, si mercon mau gue pukul rasanya" Farah kesal ketika mendengar cerita Naila.

GavinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang