18-Bintang vs Arsen

78 18 0
                                    

"Bintang pandai memperpanas suasana dan Arsen mudah terpanasi ulah Bintang"

⌇┢┅┄ ꓸ᭄ꦿ⃔✦𖣘✦▭✧◦👑◦✧▭ ꓸ᭄ꦿ⃔✦𖣘┄┅┧⌇

Javie terbangun dari tempat tidurnya. Netranya ia kedipkan seraya merogoh ponsel pintarnya di atas meja rias. Javie menyalakan si ponsel dan seketika terbelalak ketika melihat jam di layar ponselnya, "Astaga ... Jam berapa ini?!" ucapnya sembari memalingkan tubuh ke jendela kamar yang menunjukkan bahwa matahari sudah terbit jauh dari kata pagi.

Tangannya ia arahkan ke dahi, lantas tertawa kecil.

"Kan gue masih sakit," cetusnya kembali merebahkan diri di atas ranjang berukuran king size.

"Udah bangun hm? Kebo amat lo dek," ucap seseorang dari arah pintu kamar. Badannya yang tegap bak prajurit membawa beberapa 'sarapan' di tangannya. "Makan ini, setelah itu kamu istirahat lagi," potong Jarga yang membuat Javie seketika terdiam, enggan misuh-misuh di pagi hari.

"Ya." Javie memonyongkan bibirnya lima senti, lantas menyendok sesuap nasi ke mulutnya. Mengunyah makanan itu dengan tidak selera.

"Makan yang bener," ujar Jarga membulatkan kedua matanya ke arah Javie. Tangannya ia lipat ke depan dada. Bersikap seolah-olah sedang marah. "Iya-iya, bawel amat," sahut Javie mempercepat kunyahannya.

"Uhuk-Uhuk."

"Kan kan, kualat lo adek," sindir Jarga mengambilkan air minum di atas meja Javie. Salah satu tangannya menutup mulut kuat-kuat, pertanda Jarga sedang menahan tawa besarnya.

"Ih ... Ah au." Javie meraih minuman di tangan Jarga seraya memalingkan wajah, meneguk si minuman dengan cepat.

⌇┢┅┄ ꓸ᭄ꦿ⃔✦𖣘✦▭✧◦👑◦✧▭ ꓸ᭄ꦿ⃔✦𖣘┄┅┧⌇

"BANG ARGA! GUE CABUT." Arsen dengan cepat melangkahkan kakinya ke lantai satu, lalu meraih cangkir berisi teh di atas meja ruang tamu. Ia meneguknya dengan cepat, lantas menoleh ke arah abangnya yang baru keluar dari kamar, "Gue cabut, Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh."

"Ya, Waalaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh,"

"HEHHH BOCAH!!!" seketika Arga berteriak, menyadari sesuatu dan mengejar Arsen yang sudah lebih dulu menaiki mobil Ferrari nya. "TEH GUE LO TEGUK SET*N!" sambung Arga melempar mobil Arsen dengan menggunakan sendal yang tertata rapi di depan pintu rumah.

"Pfft ...." Dengan cekatan, Arsen langsung mengendarakan mobilnya keluar dari halaman dan cekikikan di balik mobil. "Pulang-pulang gue sungkem dah," ucapnya sembari menambah laju kecepatan mobil.

Siang ini, Arsen berencana menjenguk Javie di rumahnya. Seharusnya pagi, namun Arsen terlambat bangun hari ini. Saat terbangun, ia langsung bergegas mandi dan berangkat pergi. Iya, dia bolos sekolah hari ini. Alasannya ada acara keluarga. Ralat— acara mendekati tambatan hati.

Cukup mudah tentunya bagi Arsen untuk bolos. Sudah terlatih sejak dini bahkan ia menyebut dirinya si Profesional membolos.

Arsen menyenderkan punggungnya ke kursi mobil. "Kalau gue mampir ke rumah Javie ... Doi marah ga ya?" Seketika Arsen berubah menjadi murung. Takut-takut melanjutkan perjalanannya ke rumah Javie. "Ah bodo amat," sambungnya kembali menambah laju kecepatan.

Langit hari ini tampak begitu (ya .... ) kurang bersahabat. Teriknya yang begitu menyengat, membuat penglihatan Arsen agak terganggu. Namun, niatnya untuk ke rumah Javie masih kokoh. Ya, kokoh.

Sampai pada akhirnya Arsen sampai di rumah Javie dan mengarahkan mobilnya masuk ke halaman rumah si Puan. "Deg Deg." Begitu demikian isi hati Arsen, terpacu gara-gara ( entah ) rasa cintanya ke Javie atau gara-gara ia merasa bandel, tidak menuruti pinta Javie yang tidak ingin di jenguk.

Bagaimana Senja Bertemu [TERBIT DI PENERBIT META]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang