11-Ferrari

102 22 2
                                    

"Arga, adalah gambaran manusia termenyebalkan di kehidupan saya"
A. P.

⌇┢┅┄ ꓸ᭄ꦿ⃔✦𖣘✦▭✧◦👑◦✧▭ ꓸ᭄ꦿ⃔✦𖣘┄┅┧⌇

Pantulan cahaya seketika masuk ke dalam kamar Arsen, cahayanya yang menyilaukan mata membuat sang empu mengerjapkan mata kesal.

"Sen, lo ga sekolah bukan berarti ngebo sampai sore," ujar Arga seraya melempar adiknya menggunakan beberapa bantal.

"Apaan sih lo bang," balas Arsen dengan nada kesal, ia tutupi kedua telinganya dengan menggunakan bantal. Lalu menarik selimutnya sedada.

"Lo bangun atau gue ga ngurusin kepindahan sekolah lo," ujar Arga lagi dengan menunjukkan smirk andalannya ke arah Arsen. Tangannya ia silangkan ke dada dan menatap Arsen tajam.

"Iya bawel, cabut sono lo," tukas Arsen bangkit dari 'kekasih' tidurnya. Lantas menarik handuk dan bergegas ke kamar mandi.

"Bagus," balas Arga sambil melangkah keluar dari kamar Arsen. Ia mainkan kunci mobil ditangannya dan turun ke lantai satu.

Selepas mandi pagi, Arsen turun ke ruang dapur dan mencari bahan makanan. Sambil menggumam bahan, ia ambil satu persatu bumbu dapur dan yang lainnya.

"Lengkap!" ucapnya saat menyusun bumbu dapur dan bahan lainnya di atas meja dapur. Lantas setelah menyiapkan alat, ia memulai kegiatan paginya. Yaitu memasak.

Nasi goreng adalah pilihan makanannya pagi ini, karena selain Mie instan dan telur, hanya membuat Nasi Goreng lah yang diajarkan oleh Arga kepada Arsen.

Dengan lihai bak koki-koki restoran terkenal, Arsen membolak-balikkan si 'nasi' sampai terurai, lalu memasukkan bumbu dapur dan mengaduknya kembali.

Saat dirasa semuanya sudah selesai, ia taruh masakannya ke piring dan membawa masakannya itu ke depan tv ruang keluarga.  Ia duduk di karpet dan mulai bersikap seolah-olah adalah Juri M*sterChef.

"Ya, jadi apa yang kamu masak?" tanyanya pada diri sendiri sambil menyendok Nasi Goreng buatannya. Lantas mengantarkan sendokan itu ke dalam mulutnya.

"Wah... Enak sekali Nasi Goreng buatan kamu," ucapnya memuji masakannya sendiri, lalu menghabiskannya. Sungguh tingkat kehaluan luar biasa di pagi hari.

Sudah lebih dari 7 jam ia menghabiskan waktunya dengan Hal-hal yang luar biasa tidak penting. Mulai dari menonton tv, makan, main game, streaming, berguling-guling di sofa, membuat eksperimen makanan mentah, menggoda reporter di tv (sumpah, dia tidak gila), dan lain sebagainya. Semua itu ia lakukan hanya karena bosan.

"Kriet."

Suara pintu yang berderit itu lantas membuat Arsen terkejut dan menemukan Arga berdiri di sela pintu. Dari wajahnya, Arga kelihatan agak kesal pula lelah.

"Assalamualaikum, gue balik. Nih surat kepindahannya, lo besok udah bisa sekolah di sana. Untung aja tadi kepala sekolahnya bisa dikendalikan dengan uang kita yang melimpah, kalau engga.. Diri dan otak lo yang kosong ini ga bakal keterima disana," ucap Arga sambil melemparkan surat kepindahan itu ke tangan Arsen. Lalu bergegas ke kamarnya untuk mengganti baju, bersantai.

"Waalaikumsalam. Lo ga kuliah bang?" tanya Arsen sambil membuka lipatan kertas yang berisikan surat-surat kepindahan sekolah.

"Kaga, males gua," jawab Arga setengah berteriak dari arah kamarnya.

"Kamp*** hahaha," ucap Arsen sambil tertawa wajar. Matanya ia arahkan ke kertas yang sedang dipegangnya.

'Untung bonyok gue orang kaya' ucap Arsen dalam hati sambil menjentikkan jarinya, matanya menatap kagum ke surat hasil kemampuan kakaknya untuk memindahkannya sekolah.

Bagaimana Senja Bertemu [TERBIT DI PENERBIT META]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang