BAB 13 // TEMPAT PERMAINAN

1.1K 167 81
                                    

Setelah selesai makan, lyodra langsung menghampiri lisa yang tengah duduk di sofa kamarnya

"mah, mamah mau ngomong apa" ucap lyodra pelan menatap lisa

"kamu udah makannya?"

"udah mah" lyodra kini duduk bersama lisa

"mamah mau...."

"mau ngomongin soal papah?" ucap lyodra cepat, dan lisa langsung mengangguk pelan

"ini semua salah mamah nak, mamah yang salah" ucap lisa lirih

"mamah kenapa? Kok ngomongnya gitu" lyodra langsung menggenggam tangan lisa dan menatapnya lekat

"kamu sebenernya punya kembaran ly"

"hah?maksud mamah?" lyodra sangat kaget mendengar ini, sepanjang ia hidup, ia baru tahu sekarang

"lyly punya kembaran, tapi Tuhan lebih sayang sama kembaran lyly" ucap lisa lirih

"mamah kenapa gak bilang? Ka titi juga gak tau?" lisa menggeleng kepalanya pelan

"maaffin mamah, mamah baru bisa cerita soal ini sekarang"

"apa ini ada hubungannya sama papah?" tanya lyodra, lagi lagi lisa hanya menganggukan kepalanya pelan

"mamah dan papah sudah tau kalau yang mamah kandung adalah anak kembar laki-laki dan perempuan,papah kamu sangat senang  menunggu kelahiran kalian,terlebih ia sangat menginginkan seorang anak laki laki" ucap lisa yang sedang bercerita pada anak gadisnya

"tapi, saat persalinan tiba, dokter bilang rahim mamah sangat lemah, sehingga hanya satu yang bisa bertahan hidup, entah itu yang berjenis kelamin laki laki, atau perempuan"

"dan Tuhan percayakan mamah untuk merawat gadis yang sekarang udah tumbuh jadi remaja cantik" ucap lisa mengelus rambut lyodra dan tersenyum kecil

"sekarang lyly ngerti kenapa papah gak suka sama lyly mah" ucap lyodra, ada air mata yang ia tahan di matanya

"maaffin lyly mah, lyly engga minta untuk di lahirin di dunia ini, lyly gak minta untuk bisa jadi anak mamah dan papah, kalau bisa di ganti, lyly rela untuk gak ada di dunia ini, mungkin kalau lyly gak ada di dunia ini, papah gak akan marah marah terus, mamah sama kak titi juga pasti bahagia" ucap lyodra sembari memeluk lisa

"nak, kamu gak boleh ngomong gini, mamah bersyukur banget punya lyly sama titi, gak ada rasa penyesalan sedikitpun dalam diri mamah udah ngalahirin lyly" lisa membalas pelukan lyodra sangat erat

"mamah yang salah, mamah yang lemah" ucap lisa yang sudah mengeluarkan cairan bening dari matanya

"mamah gak salah, mamah gak lemah, lyly sayang banget sama mamah"

"mamah juga sayang banget sama lyly, sabar yah nak, maaffin mamah, mamah gak bisa belain lyly kalau lyly lagi di marahin sama papah"

"mah, lyly yakin ko, papah pasti bisa sayang sama lyly, cuma belum waktunya aja. Lyly bakalan terus berusaha supaya papah bisa nerima lyly, dan ngilangin kesal masalalunya" ucap lyodra menggenggam tangan lisa

"emang anak mamah yang satu ini tuh dewasa banget" ucap lisa terkekeh

"mamah jangan nangis, nanti matanya kembung" ucap lyodra terkekeh sembari memeluk lisa

"ehemmmmm....gak ada yang ngajak aku pelukan gitu?" ucap tiara yang sedari tadi ada di belakang pintu kamar lyodra

"tir...kok belum tidur"

"belum mah" ucap tiara cepat

"kamu denger?" tanya lisa dan langsung di beri anggukan pelan oleh tiara

Teman Tapi Suka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang