07.15 WIB di luar kampus, kendaraan berlalu lalang. Suara bising nya sudah tak asing lagi. Kenapa juga malah memilih bertemu di luar kampus? Kami bertiga menunggu kedatangan orang spesial. Di depan gerbang.
"Has, lo kenapa? Kayak banyak pikiran gitu" tanya Dyera.
"Eh iya Leyna mana, kok ngga nongol?" tanya sohas balik.
"Astaga!, Budek lu" jawab Dyera jengkel.
"Njirr, lu kali budek" balasnya tak mau kalah.
"Eh, yang dari tadi ngelamun itu siapa gue tanya?" Tanya Dyera logis.
"Eh, itu Leyna" kataku mengangkat jari telunjuk ke arah sumber yang dicari.
Terlihat dari kejauhan Leyna tersenyum. Melambai lambai berjalan kemari "Apa aku terlambat?"
"Ngga na, cuma nunggu 5 menitan doang kok" kataku memandangnya dalam.
"Oh, begitu. Maaf ya sedikit terlambat" ucapnya dengan raut wajah imut.
Aku berbinar menyaksikan keimutan nya itu. Seketika logika ku menang dari rasa aneh yang ku alami sejak kedatangan nya. "Yaudah ayo mulai" jawabku.
Baru saja aku ingin melanjutkan, Sohas memotong duluan "Leyna, kita bertiga butuh bantuan lo" kata nya.
"aku?. Memangnya aku bisa apa?" tanyanya merendah.
"Begini, kita butuh data fakta dari lo cupu sampe jadi yang paling berprestasi. Soalnya kita punya program nih. Namanya SEI" kata Dyera mencoba menjelaskan.
"gimana gimana?" tanyanya lebih bingung.
"Biar gue yang jelasin" kataku. Aku memang akan menjelaskan nya dari awal kan? Jadi, ini saatnya. "Yang di bilang Dyera bener.
SEI itu Success=Emotional+Intelligence. Nah itu akan kita jadikan tema. Rencananya kita mau bikin buku, nah temanya itu. Kalo untuk judul bisa apa aja. Betul ngga?... Betul. Nah kenapa kita jadiin lo sebagai objek. Karena yang gue liat. Pertama itu Lo cerdas, penerima beasiswa dengan prestasi yang kemana mana. Kedua, dilihat dari pakaian lo nih. Kita bisa tahu kalo lo itu udah sukses. Ketiga, karena jurusan lo psikologi. Otomatis lo yang paling ngerti soal emosi manusia. Kalo di gabungin tuh jadinya ... Leyna = Sukses. Sampe sini ngerti?"Panjang lebar ku jelaskan, leyna masih terdiam. Terlihat ia masih mengerutkan kening tanda bahwa dirinya sedang berpikir keras. Apa penjelasan ku kurang masuk akal?
Sohas memegang pundakku. Sontak ku lihat tangannya itu. Lalu ia mencoba menjelaskan "Biar gue perjelas.
Leyna = Psikolog + prestasi. Hal itu bisa diibaratkan sebagai Success = Emotinal + Intelligence. Jadi, lo adalah objek yang tepat untuk program kita. Apa sekarang sudah jelas?" jelas nya.Tanpa berpikir panjang Leyna mengangguk seolah sudah mengerti akan penjelasan dari kami.
"Ngga usah khawatir na, soal privasi lo aman kok. Kita cuma mau nulis perjuangan lo dan karakter lo yang mampu ke tingkat sekarang ini." Lanjut Sohas lagi. Namun mengapa respon Leyna membelalak seperti terkejut?. Sekejap raut wajahnya kembali normal. Perhatian ku masih belum lepas dari Leyna. Kali ini leyna masih menatap dalam Sohas. Namun Sohas sibuk dengan cangkolan tas nya yang hampir melorot dari pundak.
"Gimana na, mau kan!" sambung Dyera memecahkan tatapan Leyna.
"Ya, aku mau!" katanya terlihat semangat.
"Yess, berhasil" Dyera senang bukan main. Ia girang hampir memeluk Leyna.
Dengan sigap Leyna mundur selangkah lalu ke samping kiri dua langkah. "Oh iya lupa hehe" kata Dyera tersenyum kaku. (alasan leyna bisa dilihat di chapter 8)"Lupa apaan Dy?" tanya Sohas.
"Apa sih mau tau aja deh. Yuk na, kita jalan duluan. Ladies first" Katanya berjalan meninggalkan kami. Diikuti Leyna.
"yuk Nik, boys second" katanya dengan raut ogah ogahan.
"Leyna itu ... " kataku menunduk. Aku tidak mengerti. Aku ini kenapa? Aku merasa agak sedikit sesak melihatnya. Rasanya ingin ku baca perasaannya. Tapi itu tidak mungkin kan?
"Nani? (apa?)" tanya Sohas menggunakan bahasa jepang.
***
[Notes],,,
Selamat malam readers...
Sorry yah karena udah lama ngga update. Buat pembaca setia dan yang sudah berkunjung di sini terimakasih.
Terimakasih banyak :)
Untuk yang punya misi atau yang nulis juga, semangat yah. Usaha tidak akan menghianati hasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of HACKER Inside Me
General FictionNiko seorang mahasiswa fakultas ilmu komputer yang memiliki kemampuan mengakses seberapa besar kecerdasan seseorang melalui sentuhan fisik. Semua mata orang yang dilihat nya, punya warna berbeda. Namun akan berwarna hitam jika orang normal (awam)...