Tahun ajaran baru dimulai, hari ini Ryan pergi ke sekolah menggunakan motor miliknya. Pukul 05.45, Ryan tiba di sekolah. Ryan turun dari motornya dan langsung memasuki gedung sekolahnya. Di pintu masuk ia bertemu dengan sosok pria berusia kurang lebih 60 tahun.
“Eh, Nak Ryan sudah datang. Pagi amat datangnya. Sudah lama kita tidak berjumpa,” sapa pria tersebut.
“Iya nih, Pak. Saya datang pagi biar santai saja, kan awal tahun ajaran baru,” jawab Ryan santai.
“Oh, begitu. Ya sudah, Bapak permisi dulu ya!”
“Iya, Pak. Silakan.”
Tak lama, bapak tersebut menghilang. Bapak itu adalah Pak Yunus, ia adalah seorang office boy di SMA Nusantara 2. Ia telah meninggal 2 tahun lalu saat Ryan masih 1 SMA. Dia telah bekerja di sekolah ini cukup lama, sejak sekolah ini berdiri. Ryan pun melanjutkan perjalanannya menuju kelas barunya.
“Hmm, daftar kelas barunya belum ditempel.”
Sambil menunggu, Ryan membuka ponselnya untuk melihat-lihat Instagram miliknya. Pukul 06.00, Pak Ridwan, bagian tata usaha, mulai menempel daftar kelas baru.
“Eh, Nak Ryan sudah datang. Rajin sekali, ini masih pagi lho!” sapa Pak Ridwan.
“Iya, nih Pak. Biar santai saja, makanya datang pagi,” jawab Ryan.
“Bagus, bagus. Daripada rusuh dan terlambat mending datang pagi. Oh iya, kamu masuk ke kelas ini 12 IPS 2 ya! Ini daftarnya saya sudah tempel. Ada murid baru di kelas kamu.”
“Baik, Pak. Terima kasih.”
“Sama-sama. Saya permisi dulu.”
Pak Ridwan pergi meninggalkan Ryan. Ryan beranjak dari kursi yang ia duduki sedari tadi.
“Hmm, murid baru? Siapa namanya ya?”
Ryan pun mulai membaca daftar nama kelasnya.
“Hmm, Vella Alviera? Siapa dia?”
Hanya ada satu nama yang tidak Ryan kenali dari daftar kelasnya. Setelah selesai melihat daftar namanya, Ryan masuk ke kelas barunya. Pukul 06.15, Steve dan Julian datang bersamaan.
“Hey, Ryan. Apa kabar? Sudah lama gue ga ketemu lu!” sapa Steve.
“Baik, kamu sendiri bagaimana kabarnya?” tanya Ryan.
“Kabar gue baik juga. Oh iya, gue sudah siapkan oleh-oleh buat kalian.”
“Asik, oleh-oleh. Oleh-olehnya apa, Steve?” tanya Julian penasaran.
“Sabar, Jul. Nih oleh-olehnya kaos Joger buat lu, Ryan.”
Steve menyodorkan kaos Joger berukuran L ke Ryan.
“Dan ini buat lu Julian, ukuran M kan?” tanya Steve.
“Iya, aku ukurannya M. Makasih ya!” jawab Julian.
“Makasih Steve buat oleh-olehnya,” ucap Ryan.
“Sama-sama. Makanya Julian, kayaknya lu harus banyak makan deh. Biar badan lu lebih berisi,” cela Steve.
“Hmm, padahal aku sudah makan banyak kok. Tapi badan masih segini-gini saja,” respon Julian terkekeh.
Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 06.30, teman-teman yang lain mulai berdatangan. Pukul 07.00 tepat, Bu Dewi, wali kelas 12 IPS 2, memasuki kelas.
“Selamat pagi, anak-anak! Perkenalkan nama Ibu Dewi Permatasari. Saya akan menjadi wali kelas kalian selama 1 tahun.”
“Pagi, Bu!” respon murid-murid.
“Oh iya, Ibu mau memberi tahu bahwa kelas kalian kedatangan murid baru. Silahkan masuk, Nak.”
Murid baru tersebut memasuki kelas. Seorang siswi cantik bernama Vella Alviera mulai memasuki kelasnya. Hampir seluruh murid laki-laki terpesona melihat kecantikan seorang Vella Alviera.
“Gila, meuni geulis éta awéwé. Manusia atau bidadari?” (Gila, cantik pisan perempuan itu.)
“Iya euy, cantik pisan.”
“Silakan, Nak. Perkenalkan diri,” kata Bu Dewi mempersilakan.
“Perkenalkan nama saya Vella Alviera. Pindahan dari Jakarta.”
“Ada lagi yang ingin disampaikan?” tanya Bu Dewi.
“Sepertinya cukup, Bu.”
“Baiklah, kamu duduk di sebelah Ryan ya! Ryan, silakan mengangkat tangan.”
Ryan mengangkat tangannya.
“Kamu duduk di sebelah sana ya!”
“Baik, Bu.”
Vella pun segera menuju bangku kosong di sebelah Ryan.
“Namaku Vella,” ucap Vella sambil menyodorkan tangannya ke arah Ryan.
“Namaku, Ryan Renaldy. Salam kenal,” jawab Ryan sambil bersalaman dengan Vella.
“Baik anak-anak, kita mulai ya! Sekarang kita buat struktur organisasi kelas ya!”
“Baik, Bu.”
**
“Oke, anak-anak diskusi organisasi kelasnya telah selesai. Silahkan kalian bersiap-siap untuk pulang ya! Sebentar lagi bel pulang berbunyi.”
Tak lama, bel pulang sekolah berbunyi.
“Kalian boleh pulang ya! Besok jangan lupa bawa buku sesuai jadwal. KBM besok sudah mulai berjalan.”
“Baik, Bu!”
Bu Dewi meninggalkan kelas diikuti anak-anak yang lain.
“Eh, bro! Gue duluan dulu ya! Ada urusan,” pamit Steve.
“Aku juga pamit ya! Mau ke apotek beli obat,” pamit Julian.
“Lu sakit Julian?”
“Ngga, adik aku yang sakit.”
“Oh, kirain lu yang sakit.”
“Oke,” jawab Ryan.
Steve dan Julian meninggalkan kelas. Di kelas hanya tinggal Ryan dan Vella.
“Kamu ga pulang?” tanya Ryan.
“Hmm, bentar lagi,” jawab Vella.
“Ya sudah, aku duluan ya!”
“Oke.”
Ryan keluar kelas. Sebelum ke parkiran ia memutuskan untuk pergi toilet terlebih dahulu.
**
Sementara itu, Vella sedang memesan ojek online. Hari ini, supirnya tidak dapat menjemput karena harus mengantar mamanya belanja bulanan. Setelah dapat driver, Vella mendapatkan pesan dari ojek tersebut. Vella membuka pesannya.
__
Ahmad Safaat
D 37XX XXX
Neng, titik jemputnya sudah sesuai? 09:04
09:04 Sesuai, Pa. Saya tunggu di gerbang SMA Nusantara 2 ya!
Oke, Neng. Saya OTW ke sana. Mohon ditunggu! 09:05
09:05 Oke, saya tunggu.
__
Vella menutup ponselnya dan segera menuju gerbang sekolah. Saat berada di koridor, Vella merasakan aura tidak enak.
“Kok perasaan aku jadi ga enak gini ya? Merinding.”
Tiba-tiba sesosok siswi menggunakan seragam yang sama dengan Vella muncul di hadapan Vella. Vella kaget karena siswi tersebut muncul tiba-tiba dengan kondisi perut yang tertusuk pisau. Seragamnya berlumuran darah, darahnya pun bercucuran ke lantai.
“Kamu siapa? Kok kamu muncul tiba-tiba? Tolong jangan ganggu aku!” teriak Vella ketakutan.
“Tolong aku! Tolong aku!” teriak siswi tersebut. Siswi tersebut berjalan terus mendekati Vella. Karena ketakutan Vella pun kehilangan kesadaran.
**
Beberapa saat kemudian, Vella tersadar dari pingsannya.
“Aku di mana?” tanya Vella.
“Kamu sudah bangun rupanya. Kamu sekarang ada di UKS, tadi kamu pingsan,” jawab Ryan.
“Aku pingsan?”
“Iya, kamu pingsan. Kamu kenapa? Sakit?” tanya Ryan lagi.
“Hmm, ngga. Tadi aku lihat hantu seram banget,” jawab Vella masih ketakutan.
“Hmm, hantu? Hantu di siang bolong gini, mungkin kamu salah lihat,” jawab Ryan berusaha menenangkan.
“Aku serius, akhir-akhir ini aku sering banget lihat hantu. Awalnya sih hanya bayangan saja tapi lama-lama semakin nyata.”
“Sudah kamu tenang ya! Oh iya, tadi driver ojek online telepon ke HP kamu. Aku angkat sorry.”
“Tidak apa-apa. Terus jadi gimana?”
“Aku bilang kamunya pingsan, jadi dia cancel.”
“Makasih ya! Oh iya, kamu kok belum pulang? Bukannya tadi kamu pamit pulang?”
“Iya, tadi aku ke toilet dulu. Pas mau ke parkiran lihat kamu pingsan di koridor. Jadi aku bawa kamu ke UKS dulu.”
“Oh gitu. Aku sudah tidak apa-apa.”
Vella pun beranjak dari kasur dan berdiri.
“Kamu pulang sendiri? Tidak dijemput?”
“Hmm, hari ini aku pulang sendiri. Supirku tidak bisa jemput.”
“Oh gitu. Kalau gitu aku antar pulang bagaimana? Kamu mau?”
“Hmm, memangnya ngga merepotkan?”
“Ngga, Vell. Santai saja. Ayo!”
“Ya sudah aku ikut. Makasih ya sebelumnya!”
“Sama-sama.”
Ryan dan Vella langsung menuju parkiran.
**
Selama perjalanan, Vella pun kembali melihat makhluk-makhluk kasat mata lainnya. Karena ketakutan Vella langsung memeluk Ryan dengan erat.
“Vell, kamu kenapa? Kok kayak ketakutan gitu?”
“Aku lihat hantu lagi. Serem. Kenapa ya aku akhir-akhir ini sering banget lihat penampakan mereka.”
“Memangnya sebelumnya kamu ga bisa lihat?”
“Ngga.”
“Kamu tenang saja, mereka hanya lihat doang kok. Mereka ga akan ganggu kita. Mereka baik,” ucap Ryan berusaha menenangkan.
“Memangnya kamu bisa lihat juga?”
“Bisa.”
“Kamu ga takut lihat mereka? Kan mereka serem-serem gitu.”
“Aku indigo sejak lahir. Jadi sudah terbiasa. Memangnya kamu sejak kapan bisa lihat mereka?”
“Sepertinya sejak sadar dari koma karena kecelakaan.”
“Oh gitu. Mungkin mata batin kamu terbuka saat kecelakaan tersebut.”
“Wah? Memangnya bisa?”
“Bisa saja. Banyak kok kejadiannya.”
**
Beberapa saat kemudian, mereka tiba di depan rumah Vella.
“Sudah sampai. Ini rumah kamu?” tanya Ryan sambil memperhatikan rumah kediaman Vella.
“Iya, mau masuk?”
“Lain kali saja deh.”
“Please, ayo masuk! Aku masih mau mendengar cerita kamu tentang mata batin kamu.”
“Hmm, ya sudah aku mampir deh sebentar.”
“Yes, makasih Ryan.”
“Sama-sama.”
Mereka mulai memasuki rumah kediaman Vella Alviera.Bersambung...
Revision October 2020
©2020 By WillsonEP
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo 2
Mystery / ThrillerTahun ajaran baru dimulai. Kelas Ryan kedatangan siswi baru bernama Vella Alviera, siswi pindahan dari Jakarta. Awalnya, tidak ada hal aneh pada siswi baru itu. Namun, ketika Ryan menemukan gadis itu tergeletak pingsan di koridor dan membawanya ke U...