C H A P T E R 10 : Malam yang Indah

97 4 0
                                    

Setelah semua urusan selesai, mereka kembali ke perkemahan. Acara perkemahan pun dilanjutkan dengan acara penampilan band dan dance dari masing-masing kelompok. Pukul 21.30, acara telah selesai. Semua murid kembali ke tenda untuk beristirahat. Ryan masuk ke tendanya. Ryan mencoba untuk tidur tetapi tidak bisa. Akhirnya Ryan memutuskan keluar tenda untuk mencari angin. Ryan pergi ke pinggir sungai dekat perkemahan. Di sana ia melihat sosok Vella sedang duduk.
“Malam, Vella.”

Vella terkejut mendengar namanya dipanggil, ia kira dirinya dipanggil oleh makhluk halus.
“Eh, kamu Ryan. Kirain aku hantu yang panggil.”

Ryan terkekeh melihat Vella yang terkejut.
“Ih, masa ganteng gini dikira hantu.”

“Ya, maaf. Kamu kenapa ke sini?”

“Aku ga bisa tidur, Vell. Kamu ngapain di sini?”

“Sama, aku juga ga bisa tidur.”

“Malam ini indah ya, Vell! Kamu coba lihat langit deh. Bintangnya indah ya!”

“Wah, iya bintangnya bagus banget!”

“Kamu kenapa ga bisa tidur? Masih kepikiran kejadian tadi?”

“Iya, aku masih kepikiran sama kejadian tadi. Aku takut nenek-nenek itu ganggu aku.”

“Kamu ga usah khawatir ya! Aku akan menjaga kamu. Sekarang kita ke tenda ya! Sudah malam, nanti kamu sakit. Biar aku antar.”

**
Mereka tiba di tenda Vella.
“Sampai deh. Kamu masuk sekarang. Nanti aku balik lagi.”

“Makasih, Ryan. Kamu mau ngapain? Kok mau balik lagi?”

Ryan pergi tanpa menjawab pertanyaan dari Vella. Ryan mengambil sleeping bag di tendanya dan kembali ke tenda Vella. Ryan menggelar sleeping bag tersebut. Ryan memutuskan untuk tidur di depan tenda Vella.
Vella sudah berada dalam tenda.
“Katanya Ryan mau balik lagi, kok belum balik juga?”

Karena penasaran, Vella membuka pintu tendanya untuk melihat apakah Ryan kembali atau tidak. Vella terkejut melihat Ryan tidur menggunakan sleeping bag di depan tendanya. Ryan tampak sudah tertidur lelap.
“Oh, jadi ini maksud perkataan dia tadi. Makasih, Ryan! Kamu perhatian banget sih sama aku. Harusnya kamu ga usah sampai tidur di sini. Nanti kamu kedinginan.”

Vella pun mengambil selimut cadangan dari tasnya. Kemudian, ia selimuti Ryan dengan selimut tersebut.
“Selamat tidur, Ryan. Kamu pakai ya selimut ini! Aku tidak mau kamu sakit gara-gara tidur di luar seperti ini.”

Vella menutup pintu tendanya. Ia membaringkan dirinya berusaha untuk tidur. Vella memejamkan matanya. Bayangan Ryan berkata, “Kamu ga usah khawatir ya! Aku akan menjaga kamu…” kembali terngiang dalam pikirannya.
“Selamat tidur, Ryan. Makasih buat hari ini.”

**
Bersambung...
Revision October 2020
©2020 By WillsonEP


Indigo 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang