C H A P T E R 15 : Petunjuk Baru

76 4 0
                                    

Keesokan harinya…
Hari ini adalah hari Sabtu. Pukul 08.00 pagi, Ryan terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi ia menemukan mayat Rizky di sebuah rumah tua dekat Sky Café.  Mayatnya ia temukan dalam kondisi tertusuk pisau di bagian perut. Tiba-tiba ponsel Ryan berbunyi.
“Siapa yang telepon?”

Ryan meraih ponselnya di nakas.
Incoming call…
Vella Alviera
“Vella telepon pagi-pagi? Ada apa ya?”

Ryan menjawab panggilan telepon Vella.
“Halo, Ryan! Tadi aku mimpi menemukan petunjuk baru.”

“Halo, Vell. Kamu tenang ya!”

“Aku mimpi laki-laki itu tertusuk pisau.”

“Kok mimpi kita sama ya?”

“Kamu juga mimpi laki-laki itu?”

“Iya, aku juga mimpi laki-laki itu. Kita ketemuan ya! Bentar aku jemput. Aku mau mandi dulu.”

“Oke, aku juga mau siap-siap dulu. Sampai ketemu nanti.”

Vella Alviera
Call ended. 03:29

“Aku juga harus ajak Steve dan Julian.”
__
Steve
Online
08:04 Steve, kita bisa ketemuan?

Bisa-bisa. Memang ada masalah apa? 08:04

08:05 Kita ketemuan di rumah tua dekat Sky Café ya! Nanti aku jelasin di sana. Jangan lupa ajak Julian juga.

Oke, deh. 08:05
__
Ryan langsung bergegas untuk mandi. Beberapa saat kemudian, Ryan selesai mandi. Ia mengambil jaket, helm, dan kunci motor.
“Ma, Pa, Ryan pamit dulu ya! Ada urusan.”

“Eh, Sayang kamu tidak sarapan dulu?” tanya Helen.

“Iya, ayo sarapan bareng!” ajak Hartono.

“Nanti Ryan sarapan di luar saja. Ryan buru-buru.”

“Ya sudah, hati-hati!”

“Oke, Ma, Pa!”

**
Ryan tiba di rumah Vella.
“Pagi, Ryan.”

“Pagi, Vell. Kamu sudah siap?”

“Sudah, ayo kita berangkat sekarang!”

“Oke, ini helmnya jangan lupa dipakai.”

Vella mengenakan helm yang diberikan Ryan. Setelah Vella naik, Ryan langsung menjalankan motornya menuju rumah tua tersebut. Pukul 09.10, mereka tiba di rumah tua tersebut.
“Ryan, lebih baik kita telepon polisi sekarang!”

“Hmm, nanti saja. Kita cek dulu apakah mayatnya ada atau tidak.”

Tak lama, Steve dan Julian datang.
“Kita ngapain ke sini? Apakah ada kasus baru?” tanya Steve penasaran.

“Iya, ngapain kita ke rumah tua ini?”

“Kemarin malam, Vella sama aku didatangi sosok laki-laki. Nah, dia minta bantuan buat menemukan mayatnya di sini,” jelas Ryan.

“Oh, gitu. Ya sudah ayo kita periksa!”

Mereka berempat mulai memasuki rumah tua tersebut. Begitu mereka membuka pintu rumah itu, bau busuk menyengat mulai mengganggu indra penciuman mereka.
“Gila, di sini bau banget. Bau darahnya menyengat sekali,” protes Steve.

“Iya, bau banget. Sepertinya jenazahnya sudah berhari-hari di sini,” tambah Julian.

“Ayo, kita masuk dan temukan jenazahnya!” ajak Ryan.

Bersambung...
Revision October 2020
©2020 By WillsonEP


Indigo 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang