"HEH BUMBU SOMAY! Berani lo sama cewek gue?!" Rendy mendatangi Surya yang tengah bersama Amina.
Dengan posesif Rendy langsung mendekap lengan Amina.
"Biar polos-polos anj*ng Amina tetep cewek gue. Lu mau ngapain ha?" Rendy menatap sinis Surya.
"Eng.."
"Aku sekelompok sama dia." Sela Amina.
Rendy melihat kearah Amina. "Ngapain sih sekelompok sama cowok? Mending kalo cowok itu aku. Lah ini... Dia!" Rendy menunjuk Surya tepat didepan wajahnya.
Amina langsung menurunkan tangan Rendy, "Ih, kamu nggak boleh gitu!"
Rendy justru menaikkan lagi tangannya didepan wajah Surya. "Nih."
Amina mencebik sembari menurunkan tangan cowok itu, lagi. Dan kali ini ia menahannya. "Rendy, nggak boleh kayak gitu." bisiknya.
"Gue aja deh na yang ngerjain, daripada ntar cowok lo marah-marah." Setelah mengatakan itu Surya berlalu pergi.
Rendy yang emosi mendengarnya hendak mengejar Surya, namun ditarik cepat-cepat oleh Amina.
"EMANG KENAPA KALO GUE MARAH! CEWEK CEWEK GUE!" teriak Rendy kencang.
Hingga beberapa murid yang berada disana menoleh dibuatnya.
Amina menarik Rendy pergi darisana.
"Ayo pulang."
Rendy mengatur napas, ia masih berusaha menetralkan emosinya. "Gua mau nongkrong. Ikut nggak?"
"Sama siapa aja emang?"
"Ya banyak."
"Ada cewek-nya?"
"Ya ada, berapa ya...? Dikit pokoknya."
"Nggak ah."
Rendy menatap intens Amina. "Kenapa lu? Cemburu?"
Amina memalingkan wajah. "Nggak."
"Halah." Rendy menarik Amina menuju parkiran.
Sampai ditempat dimana motor Rendy terparkir. Rendy melepas sweaternya.
"Gua sayaaang banget sama lo, na. Jadi harus aman." Lalu ia memakaikan sweater itu pada Amina.
Amina bergerak risi. "Bau ihhh." decaknya.
Rendy melotot, "Heh, pede banget! Itu baru gue parfumin pake parfum 10 juta ya!"
"Iya maksud aku bau wangi. Tapi nyengat banget." ralat Amina. Sembari menggosok hidungnya pelan.
"Kan parfum om-om." Ucap Rendy sembari tertawa.
Amina menatap Rendy lekat, lalu membuang tatapan. "Jijay." bisiknya pelan. []