Jam menunjukkan pukul 8 malam.
Amina terus berpikir. Mem-vc Rendy atau tidak. Masalahnya, terakhir Rendy online adalah satu jam yang lalu dan mengatakan sedang main. Lalu tadi pulang sekolah, katanya ia memiliki teman perempuan.
Meskipun ragu dan takut, pada akhirnya Amina tetap menekan tombol video call pada room chatnya dengan Rendy.
Langsung tersambung.
Terdengar grasak-grusuk disana.
Amina menggigit bibirnya takut, tangannya sudah bersiap menekan tombol merah yang akan mengakhiri panggilan.
Namun tiba-tiba muncul sosok Rendy yang tengah tertawa kencang.
"HALO SAYANG."
Amina terkekeh geli.
"IYA APA SAYANG? OH, IYA YANG IYA."
Terdengar dari sana seseorang menyerukan nama Rendy.
Selanjutnya terdengar seruan darisana. "Gausah sombong lo ye! Mentang-mentang udah jadian!"
"Bodo amat! Bilang ae sirik!" Lalu wajah Rendy mengisi layar. "Hai, na. Maaf tadi abis ngeledekin temen aku hehe."
Amina tersenyum. "Nakal kamu ya."
"Biarin. Bahagia itu harus dipamerin." jeda, "Yang ga boleh dipamerin itu luka."
Dikatakan Rendy dengan tawa, namun begitu ngena kata-katanya.
Amina lagi-lagi hanya tersenyum. "Mana temen cewek kamu, aku mau liat."
Rendy menyorot keberbagai sisi. Pertama satu cewek yang tengah bernyanyi dengan cowok yang memainkan gitar, yang kedua sedang berfoto ria, dan yang ketiga sibuk bermain hp. "Tuh."
"Ohh,"
Kemudian layar kembali diisi oleh wajah Rendy.
"Kenapa vc? Khawatir ya?" tanya Rendy sembari menyesap rokoknya.
"Nggak, cuma bosen aja." kilah Amina. Menyembunyikan faktanya, bahwa ia sebenarnya khawatir. Karena ya itu, 3 teman ceweknya Rendy. Dan.. hal-hal lain diluar sana.
"Ohh. Kirain kangen." Rendy kembali menyesap rokoknya. "Kamu makan, udah?"
"Belum, nggak selera."
"Kenapa? Emang Mama kamu masak apa?"
"Ada udang sama sop."
"Terus kenapa nggak makan?"
"Ya itu, nggak selera. Belakangan ini Mama sering banget masak udang."
"Ohh, terlalu monoton ya?"
Amina menghela napas, "Iya."
"Kamu mau makan apa? Biar aku pesenin."
"Emang kamu mau kesini?"
"Udah malem, gojek aja."
"Tapi kamu main."
"Males."
"Yaudah."
"Apa? Mau makan apa?"
"Nggak."
"Lah, kenapa?"
"Nggak selera."
Rendy memandangi Amina, ekspresi gadis itu memang berubah dari lima detik yang lalu. "Marah?"
"Nggak."
"Tidur gih."
Amina melihat kearah Rendy dilayar. "Aku males sama kamu."
Lalu layar mati. []