Satu

40 3 0
                                    

"Bilang gimana dong?" Amina menatap Nadia dengan tatapan penuh harap. "Nggak enak sama orangnya."

"Lo mau emang sama dia?" tanya Nadia.

Amina terdiam. Susah juga sebenarnya karena ia masih terbayang-bayang sosok Dimas. "Tapi aku masih kepikiran Dimas... gimana dongggg."

"Apa nggak lo coba terima aja dulu. Sekalian tuh biar lo bisa ngelupain Dimas."

"Berarti aku jadiin dia tempat pelarian dong namanya?" Amina tak mau memperlakukan Rendy seperti itu.

"Ya..." Benar juga apa kata Amina. "Terserah lo deh.." tukas Nadia akhirnya.

"Terima dulu aja kali ya?" Amina menatap Nadia.

Nadia berucap. "Yaudah, coba aja dulu."

Akhirnya Amina mengetikkan balasan pada Rendy.

Amina: Iya, mau

Amina memandangi layar ponselnya lekat, begitu pula Nadia. Ikut melihat kesana. Menunggu apa balasan Rendy.

Rendy: Yaudah. Jalan kuy

"HAH?!" []

SOMETHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang